Manfaat dan Fungsi Mikroorganisme Pada Bidang Pangan - Pemanfaatan mikroorganisme telah dipakai pada bioteknologi tradisional maupun modern. Bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme, antara lain: dipakai dalam bidang pangan, obat-obatan, pembasmian hama tanaman, pencemaran, dan pemisahan logam dari bijih logam. Produk dari pemanfaatan mikroorganisme antara lain protein, selain itu mikroorganisme juga sanggup dipakai untuk menghasilkan banyak sekali macam kuliner dan minuman seperti keju, mentega, roti, alkohol, dan cuka.
I. Pemanfaatan mikroba untuk menghasilkan protein
Protein merupakan materi kuliner yang mutlak diharapkan manusia. Protein yang dihasilkan dengan memanfaatkan mikroorganisme disebut SCP (Single Cell Protein) protein sel tunggal. SCP ini mempunyai kadar protein sampai 80% lebih tinggi dibandingkan protein kedelai dan ragi. Beberapa mikroorganisme yang efektif untuk pembuatan SCP antara lain: Methylophylus methylotropus. SCP ini biasa dipakai untuk kuliner ternak semoga binatang ternak bisa menghasilkan susu dan daging berkualitas tinggi. Fusarium, SCP yang dipakai untuk nutrisi manusia.
Protein merupakan materi kuliner yang mutlak diharapkan manusia. Protein yang dihasilkan dengan memanfaatkan mikroorganisme disebut SCP (Single Cell Protein) protein sel tunggal. SCP ini mempunyai kadar protein sampai 80% lebih tinggi dibandingkan protein kedelai dan ragi. Beberapa mikroorganisme yang efektif untuk pembuatan SCP antara lain: Methylophylus methylotropus. SCP ini biasa dipakai untuk kuliner ternak semoga binatang ternak bisa menghasilkan susu dan daging berkualitas tinggi. Fusarium, SCP yang dipakai untuk nutrisi manusia.
II. Penggunaan jasa mikroorganisme untuk mengubah makanan
Melalui proses fermentasi yang dilakukan mikroorganisme, bahan kuliner tertentu diubah menjadi materi bentuk lain sehingga cita rasanya lebih menarik atau mengandung nilai gizi yang lebih tinggi. Contoh kuliner ini ialah keju, mentega, roti, alkohol, dan cuka.
2.1. Keju
Keju materi utamanya yaitu dadih yang dipisahkan dari Whey (air dadih utama). Dadih dibentuk dari protein kasein yang umumnya terbentuk alasannya kegiatan enzim renin dan kondisi asam yang ditimbulkan alasannya kegiatan basil asam laktat. Bakteri yang dibiarkan pada media keju menjadikan proses fermentasi yang menunjukkan suasana asam. Selain itu, juga memberikan cita rasa khas dan amis harum (aroma) pada produk susu tersebut. Makin usang masa inkubasinya, makin tinggi keasamannya dan makin tajam cita rasanya. Mikroorganisme yang dipakai dalam pembuatan keju ialah jamur Penicillium camemberti.
Gambar 1. Jamur Penicillium camemberti |
2.2. Mentega
Mentega dibentuk dengan mengaduk kepala susu (krim) hingga tetesan-tetesan mentega yang berlemak memisah dari susu mentega. Susu mentega yaitu cairan susu yang tinggal setelah menciptakan mentega. Krim (kepala susu) mempunyai rasa masam dan digunakan untuk pembuatan produk lain, ibarat yoghurt. Yoghurt dibuat dari krim yang ditanami mikroorganisme ibarat yang digunakan menciptakan susu mentega. Yoghurt banyak kau jumpai di toko. Yoghurt terbuat dari susu dengan lemak kadar rendah yang sebagian airnya telah diuapkan. Untuk meningkatkan keasamannya, susu kental yang terbentuk ditanami dengan Streptococcus thermophillus, sedangkan untuk meningkatkan cita rasa dan aroma ditanami Lactobacillus bulgaris.
Gambar 2. Lactobacillus bulgaris |
Fermentasi Lactobacillus bulgaris berlangsung pada subtrat yang bertemperatur 45° C selama beberapa jam. Pada temperatur tersebut Lactobacillus bulgaris masih mungkin tumbuh dan berkembang. Untuk menjaga cita rasa, aroma, dan keasamannya maka perlu dijaga keseimbangan antara kedua jenis mikroorganisme tersebut.
2.3. Fermentasi kuliner nonsusu
Pemanfaatan mikroorganisme, ibarat ragi banyak digunakan dalam pembuatan roti, asinan, minuman alkohol, minuman anggur, dan cuka. Dalam pembuatan roti, adonan roti akan ditanami ragi yang sebenarnya kultur spora suatu jenis jamur. Spora jamur akan tumbuh dan memfermentasi gula dalam adonan, dan terbentuklah gelembung-gelembung karbondioksida. Fermentasi yang berlangsung dalam kondisi aerob ini akan mendorong produksi CO2. Pada pembuatan asinan kubis atau sauerkraut, acar, dan olive maupun kecap diharapkan mikroba jamur penghasil enzim yang bisa mengubah zat tepung menjadi gula yang dapat difermentasikan. Prinsip ini juga dipakai dalam pembuatan brem dan minuman khas Jepang, sake yang dibentuk dari ketan dan beras.
Dalam pembuatan kecap diharapkan jamur Aspergillus oryzae. Jamur ini dibiakkan dalam kulit gandum terlebih dahulu. Selanjutnya, jamur ini gotong royong basil asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang sudah dimasak, menghancurkan campuran gandum. Setelah melalui fermentasi karbohidrat yang cukup lama, dihasilkanlah kecap.
Beberapa jenis mikroba yang dipakai untuk mengubah bahan kuliner menjadi bentuk lain, misalnya:
a) Rhizopus oligospora untuk menciptakan tempe dengan substratkedelai.
b) Neurospora sitophila untuk menciptakan oncom dengansubstrat kacang tanah.
c) Saccharomyces cerevisiae untuk menciptakan tape dengan substrat ketan atau singkong atau ubi kayu.
d) Acetobacter xulinum untuk menciptakan nata de coco dengan substrat air kelapa.
Gambar 3. Contoh mikroba yang digunakan untuk mengubah bahan makanan ke bentuk lain. |
2.4.1. Proses pembuatan alkohol
Hampir semua pembuatan minuman beralkohol, seperti bir, ale, dan anggur memerlukan jasa mikroorganisme. Bir dan ale dibentuk dari tepung biji padi-padian yang difermentasi oleh ragi. Ragi tidak sanggup memakai tepung secara langsung. Tepung tersebut diubah terlebih dahulu menjadi glukosa atau maltosa. Selanjutnya, glukosa dan maltosa difermentasi menjadi etanol dan CO2. Dalam proses pembuatan minuman ini, malting, yaitu biji padi-padian dibiarkan berkecambah, terus dikeringkan, selanjutnya digiling menghasilkan malt. Malt ini mengandung enzim amilase yang bisa mengubah amilum menjadi glukosa dan maltosa sehingga sanggup difermentasi oleh ragi. Pada pembuatan minuman keras berkadar alkohol tinggi, seperti vodka, wiski, dan rum, karbohidrat dari biji padi-padian, kentang dan sirup atau tetes gula difermentasi menghasilkan alkohol. Selanjutnya, alkohol ini disuling untuk menghasilkan minuman berkadar alkohol tinggi. Minuman anggur atau wine sanggup dibentuk dari buah anggur maupun dari buah lain. Karena buah anggur mengandung gula, maka pribadi sanggup difermentasikan oleh ragi. Jika bahannya selain buah anggur, untuk meningkatkan produksi alkoholnya perlu ditambah gula. Tahapan proses pembuatan anggur sanggup dilihat ibarat pada Gambar 4.
Gambar 4. Proses pembuatan anggur |
Bahan dasar pada proses pembuatan cuka yaitu etanol yang dihasilkan oleh fermentasi anaerob oleh ragi. Oleh bakteri asam asetat, ibarat Acetobacter dan Gluconobacter, etanol akan dioksidasi menjadi asam asetat.
Anda kini sudah mengetahui Manfaat Mikroorganisme dan Fungsi Mikroorganisme. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Anda kini sudah mengetahui Manfaat Mikroorganisme dan Fungsi Mikroorganisme. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rachmawati, F. N. Urifah, A. Wijayati. 2009. Biologi : untuk SMA/ MA Kelas XII, Program IPA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta, p. 172.
No comments:
Post a Comment