Sumber Jenis Makanan Mengandung Protein Tinggi dan Rendah - Salah satu zat penting bagi pertumbuhan tubuh ialah protein. Protein merupakan senyawa organik yang tersusun atas unsur-unsur seperti C, H, O, dan terkadang mengandung unsur S dan P. Hampir seperlima cuilan tubuh kita tersusun atas senyawa organik ini. Protein ada menyusun otot dan tulang, ada yang menyusun kulit, dan banyak bagian tubuh lainnya. Sewaktu proses pencernaan berjalan, protein di dalam tubuh diubah menjadi molekul sederhana yang disebut asam amino. Asam amino ini saling berikatan dan membentuk ikatan peptida. Ikatan yang terjadi di antara asam amino ini berukuran sangat panjang sehingga terbentuklah rantai polipeptida. Dewasa ini, asam amino yang menyusun protein dan diperlukan dalam tubuh sekitar 20 macam. Perhatikan Tabel 1. Asam amino ini dikelompokkan menjadi dua jenis. Jenis pertama, asam amino yang mutlak diharapkan dalam tubuh dan harus didapatkan dari luar, yakni asam amino esensial. Sedangkan jenis yang kedua, merupakan asam amino yang sanggup disenyawakan tersendiri dalam tubuh, yang disebut asam amino non-esensial. Asam amino esensial sangat berperan dalam pertumbuhan dan pertolongan tubuh.
Tabel 1. Berbagai Jenis Asam Amino yang Diperlukan Tubuh
Asam Amino Esensial | Asam Amino Non Esensial |
Arginin | Alanin |
Fenilalanin | Asam glutamat |
Histidin | Asparagin |
Isoleusin | Aspartat |
Leusin | Glisin |
Lisin | Glutamin |
Metionin | Prolin |
Treonin | Serin |
Triptofan | Sistein |
Valin | Tirosin |
Sumber : Linder, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme, 1992, hlm. 98. |
Berdasarkan sumber asalnya, protein dibagi menjadi dua jenis, yakni protein hewani dan protein nabati. Protein hewani ialah protein yang berasal dari hewan, contohnya ikan, daging, telur, dan susu. Sumber makanan yang demikian mengandung banyak asam amino esensial, sehingga termasuk protein sempurna. Sementara, protein nabati ialah protein yang berasal dari flora terutama sayur-sayuran, padi-padian, dan kacang-kacangan. Kandungan asam amino kuliner seperti ini kurang lengkap, sehingga proteinnya tidak sempurna. Kedelai ialah salah satu kuliner yang bernilai hayati di antara protein hewani dan protein nabati. Simak Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Protein Berbagai Bahan Makanan (Gram/100 gram)
Bahan Makanan | Nilai Protein | Bahan Makanan | Nilai Protein |
Kacang kedelai | 34,9 | Keju | 22,8 |
Kacang merah | 29,1 | Kerupuk udang | 17,2 |
Kacang tanah terkelupas | 25,3 | Jagung kuning | 9,2 |
Kacang hijau | 22,2 | Roti putih | 8,0 |
Biji jambu simpanse | 21,2 | Mie kering | 7,9 |
Tempe kacang kedelai murni | 18,3 | Beras setengah giling | 7,6 |
Tahu | 7,8 | Kentang | 2,0 |
Daging sapi | 18,8 | Gaplek | 1,5 |
Ayam | 18,2 | Ketela pohon | 1,2 |
Telur angsa | 13,1 | Daun singkong | 6,8 |
Telur ayam | 12,0 | Bayam | 3,5 |
Udang segar | 21,0 | Kangkung | 3,0 |
Ikan segar | 16,0 | Wortel | 1,2 |
Tepung susu skim | 35,6 | Tomat masak | 1,0 |
Tepung susu | 24,6 | Mangga harumanis | 0,4 |
Sumber : Disarikan dari Linder, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme, 1992. |
Protein mempunyai bermacam-macam fungsi di dalam tubuh. Fungsi Protein antara lain menghasilkan energi; membangun sel dan jaringan baru; mengganti sel dan jaringan yang rusak; menghasilkan bahan pokok menyerupai enzim, hormon, antibodi dan kromosom; menjaga kestabilan cairan tubuh; dan berperan sebagai penyangga (buffer) pH. Kekurangan protein pada bawah umur terutama umur 6-36 bulan, dapat mengakibatkan penyakit kwashiorkor. Gejala yang sanggup diamati pada penyakit ini semisal munculnya udema, pertumbuhan terhambat, hilang nya simpanan lemak dalam kulit, dan menurunnya balasan saraf psikomotorik. Sementara kelebihan protein pada orang dewasa, dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Obesitas merupakan kondisi berat tubuh seseorang yang melebihi berat tubuh normal sebesar 20 %.
Anda kini sudah mengetahui Makanan Mengandung Protein. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
No comments:
Post a Comment