Wednesday, November 28, 2018

Yuk Mencar Ilmu Macam-Macam Teori Belajar

Macam-Macam Teori Belajar

Selamat tiba di . Kali ini saya akan memostingkan perihal teori-teori di dalam pembelajaran, silahkan disimak.

Yang pertama yaitu Teori Belajar Menurut Thorndike

Menurut Thorndike, berguru merupakan insiden terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Bentuk paling dasar dari berguru yaitu “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung berdasarkan hukum-hukum tertentu. Oleh alasannya yaitu itu teori berguru yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori berguru koneksionisme atau teori asosiasi.

Thorndike menemukan hukum-hukum berguru sebagai berikut :
  1. Hukum Kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laris tersebut akan mengakibatkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
  2. Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laris diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
  3. Hukum jawaban (law of effect), yaitu korelasi stimulus respon cenderung diperkuat bila karenanya menyenangkan dan cenderung diperlemah  jikalau karenanya tidak memuaskan.
Yang kedua yaitu Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne

Gagne membagi proses berguru berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
  1. Fase Receiving the stimulus situation (apprehending), merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan banyak sekali cara.
  2. Fase Stage of Acquition, pada fase ini seseorang akan sanggup memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya.
  3. Fase storage /retensi yaitu fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek sanggup dipindahkan ke memori jangka panjang.
  4. Fase Retrieval/Recall, yaitu fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori.

Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu (5) fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru menunjukkan motivasi kepada siswa untuk belajar, (6) fase generalisasi adalah  fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, biar lebih meningkatkan daya ingat, siswa sanggup diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi gres tersebut. (7) Fase penampilan yaitu fase dimana siswa harus menunjukkan sesuatu penampilan yang nampak sehabis mempelajari sesuatu, menyerupai mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka sanggup menciptakan kalimat yang benar, dan (8)  fase umpan balik, siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).

Yang ketiga yaitu Teori Belajar Menurut Skinner

B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model kode eksklusif dan meyakini bahwa sikap dikontrol melalui proses operant conditioning. Operant Conditioning yaitu suatu proses sikap operant (penguatan positif atau negatif) yang sanggup mengakibatkan sikap tersebut sanggup berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Beberapa prinsip Skinner antara lain :
  1. Hasil berguru harus segera diberitahukan kepada siswa, jikalau salah dibetulkan, jikalau benar diberi penguat.
  2. Proses berguru harus mengikuti irama dari yang belajar.
  3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
  4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
  5. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
  6. Tingkah laris yang diinginkan pendidik, diberi hadiah.
  7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

4.     Teori Belajar Menurut Bruner

Bruner menyatakan berguru merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan insan untuk menemukan hal-hal gres di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.

Agar pembelajaran sanggup membuatkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan anak biar pengetahuan itu sanggup diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses berguru terjadi secara optimal) jikalau pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga model tahapan yaitu model tahap enaktif, model ikonik dan model tahap simbolik.
1. Model Tahap Enaktif

Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara eksklusif terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek. Pada tahap ini anak berguru sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan memakai benda-benda nyata atau memakai situasi yang nyata.
2. Model Tahap Ikonik

Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau diagram, yang menggambarkan aktivitas kongkret atau situasi kongkret yang terdapat pada tahap enaktif.
3. Model Tahap Simbolis

Dalam tahap ini bahasa yaitu pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbul-simbul atau lambang-lambang objek tertentu. Pada tahap simbolik ini, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol aneh (abstract symbols), yaitu simbol-simbol arbiter yang digunakan berdasarkan janji orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol ekspresi (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang aneh yang lain.

5.     Teori berguru Menurut Piaget

Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk menciptakan dunia kita diterima oleh pikiran, kita melaksanakan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita beradaptasi dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.

Asimilasi terjadi saat individu menggabungkan informasi gres ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan fasilitas yaitu terjadi saat individu beradaptasi dengan informasi baru.

Piaget menyampaikan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia, yaitu :
  1. Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir sampai usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
  2. Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 sampai 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif.
  3. Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 sampai 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak sanggup melaksanakan kebijaksanaan budi logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran sanggup diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
  4. Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 sampai 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara aneh dan lebih logis.

Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke tahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum simpulan dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu alasannya yaitu tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan

6.     Teori Belajar Menurut Ausubel

Menurut Ausubel, Novak,dan Hanesian ada dua jenis belajar:
a.      Belajar bermakna (meaningful learning)

Belajar bermakna yaitu suatu proses berguru dimana informasi gres dihubungkan dengan struktur penertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Belajar bermakna terjadi bila pelajar mencoba menghubungkan fenomena gres dengan konsep yang telah ada sebelumnya.
b.      Belajar menghafal (rote learning)

Bila konsep yang cocok dengan fenomena gres itu belum ada maka informasi gres tersebut harus dipelajari secara menghafal. Belajar menghafal ini perlu bila seseoarang memperoleh informasi gres dalam dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berafiliasi dengan apa yang ia ketahiu sebelumnya.
Demikianlah postingan perihal teori-teori berguru berdasarkan para pakar.
Jika anda tertarik untuk mendownload modul yang berisi ringkasan materi dan rumus, referensi penyelesaian soal dengan cara biasa dan cara cepat (smart solution), dan soal-soal latihan untuk menguji pencapaian kompetensi anda, silakan menuju ke sini
Terima kasih sudah berkenan mampir dan membaca. Semoga ada manfaatnya. Salam.

No comments:

Post a Comment