Wednesday, July 31, 2019

Pintar Pelajaran Cara Gres Untuk Mendeteksi Kanker Prostat : Lebih Murah Dan Mudah

Cara Baru Untuk Mendeteksi Kanker Prostat : Lebih Murah Dan Mudah - Mahasiswa S1 berbagi teknik untuk mendeteksi metabolit tertentu di dalam sampel urin dengan cara sederhana dan lebih akurat untuk menguji kanker prostat. Teknik ini dikembangkan oleh Casey Burton dari Missouri University of Science and Technology. Teknik ini juga sanggup menyediakan deteksi  antigen prostat yang spesifik (PSA) untuk kanker prostat secara lebih murah dibandingkan metode konvensional.Hal ini sebab teknik Burton ini tidak memerlukan penggunaan instrumentasi teknologi tinggi menyerupai yang sering dilakukan untuk mendeteksi metabolit. Sebaliknya, teknik tersebut mengandalkan reaksi kimia sederhana dan peralatan diagnostik yang banyak tersedia di klinik kesehatan.

Burton juga percaya bahwa pendekatan tersebut akan lebih akurat daripada tes PSA. “PSA tidak sanggup secara akurat membedakan antara fase kanker prostat jinak dan aktif”. Tulis Burton di makalah yang dipublikasikan pada Jurnal Metode Analytical.

“Kurangnya teknik diagnostik yang memadai untuk kanker prostat menciptakan kami berusaha untuk menemukan metode skrinning yang lebih efektif. Teknik enzimatis terbaru yang dikembangkan burton akan sanggup memilih Sarcosine di dalam sampel urin.” Tulis Burton di makalahnya. Makalah ini diterbitkan pada bulan Januari 2012.
Cara Baru Untuk Mendeteksi Kanker Prostat  Pintar Pelajaran Cara Baru Untuk Mendeteksi Kanker Prostat : Lebih Murah Dan Mudah
Dengan cara memperlakukan sampel memakai enzin khusus, mahasiswa S1 S&T, Casey Burton, berhasil menemukan fakta bahwa semakin besar konsentrasi metabolit Sarcosine, maka semikin sedikit sampel yang bersinar di bawah sinar ultraviolet. (Credit: Image courtesy of Missouri University of Science and Technology)
Pada Makalahnya tersebut, Burton menjelaskan bagaimana memperlakukan sampel urin memakai enzim tertentu yang sanggup memilih konsentrasi metabolit Sarcosine. Enzim tersebut akan berinteraksi dengan sampel atau molekul sehingga mengakibatkan adanya reaksi kimia yang sanggup diukur melalui banyak sekali teknik analisis.

Sampai ketika ini, keberadaan Sarcosine di dalam urin telah dianggap mempunyai kaitan dengan kanker prostat. “Namun, relasi ini telah dibantah.” Kata Burton. Meskipun demikian, metode untuk mendeteksi keberadaan Sarcosine sanggup dipakai untuk menguji keberadaan metabolit lain yang mungkin terkait dengan banyak sekali macam penyakit. Enzim yang dipakai Burton merupakan salah satu dari kelas enzim, dimana enzim ini juga mempunyai cara kerja yang sama terhadap molekul menyerupai asam amino dan asam nukleat.

Enzim sarcosine oksidase pada sampel sanggup menghasilkan senyawa kimia formaldehid. Selanjutnya, melalui proses oksidasi, formaldehid akan bermetamorfosis asam format.

Dari serangkaian reaksi kimia, Burton bisa memilih berapa banyak Sarcosine yang terdapat di masing-masing sampel dengan cara menyelidiki tingkat fluoresensi sesudah perlakuan enzim. Semakin terang sampel maka semakin rendah tingkat Sarcosine. Sebaliknya penurunan fluoresensi dari sampel menunjukkan tingkat Sarcosine yang lebih tinggi. Burton memvalidasi metodenya dengan memakai Sembilan sampel urin.

Metode Burton ini juga sanggup diaplikasikan untuk metabolit lain yang mungkin terkait dengan kanker prostat. Namun, keunggulan metode ini sebenarnya terletak pada fasilitas aplikasinya.

“Alih-alih memakai mesin yang mahal, saya sanggup memakai enzim untuk menciptakan senyawa kimia menjadi berpendar. Jadi, kami sanggup menganalisis sampel urin secara efektif serta memilih apakah sampel tersebut mengandung metabolit.” Kata Burton.

Keunggulan lain sistem ini ialah biayanya yang rendah jikalau dibandingkan dengan tes PSA konvensional. Burton juga menyampaikan bahwa biayanya hanya sepersepuluh sen dolar per sampel. Bandingkan dengan biaya tes PSA yang mencapai $ 70 di klinik kesehatan atau dokter.

Burton bekerja dengan Dr Yinfa Ma, Pengajaran profesor Kurator ‘kimia di Missouri S & T dan pembuat instrumen, disebut P-scan, yang sanggup dipakai untuk menyaring urin oncopterine dan enam biomarker pteridine lainnya. Oncopterine hanya ada dalam urin pasien kanker.

Pada penelitian ini, Burton bekerja sama dengan Dr. Yinfa Ma, Profesor Kimia di Missouri S&T. Dr. Yinfa Ma juga merupakan pencipta instrument P-Scan, yang sanggup dipakai untuk menscreening oncopterin dan enam biomarker pteridin lainnya di dalam urin. Oncopterin hanya ada di dalam urin pasien yang terkena kanker.

Selain Burton, peneliti lainnya yang turut serta menjadi penulis di makalah yang diterbitkan di Analytical Methods ialah Ma dan Sanjeewa Gamagedara. Gamadara gres saja lulus dari Missouri S&T pada tahun 2012 dengan gelar p.hD di bidang kimia.

Penelitian yang dilakukan Burton ini didukung oleh S&T chemistry department and the university’s Opportunities for Undergraduate Research Experience kegiatan dan Environmental Research Center. Awal tahun ini, Burton menjadi salah satu dari 74 mahasiswa S1 yang dipilih oleh Council on Undergraduate Research untuk membahasa penelitiannya dengan anggota DPR dan pembuat kebijakan di Washington, D.C., Selama kegiatannya tersebut, Burton bertemu dengan anggota kongres dari partai Republik, Jo Ann Emerson, yang menjadi anggota kongres mewakili 8 distrik, dimana Rolla dan Missouri S&T juga kawasan pemilihannya.

“Dia (Jo Ann Emerson) sangat menyukai dan mendukung kegiatan universitas kami. Saya sangat bahagia ketika mengetahui bahwa ia peduli terhadap penelitian yang kami lakukan di Missouri S & T.” kata Burton.

Referensi Jurnal :

Casey Burton, Sanjeewa Gamagedara, Yinfa Ma. A novel enzymatic technique for determination of sarcosine in urine samples. Analytical Methods, 2012; 4 (1): 141 DOI: 10.1039/C1AY05541K

Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang disediakan oleh Missouri University of Science and Technology via Science Daily (3 Agustus 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment