Tuesday, December 31, 2019

Pintar Pelajaran Skeleton / Rangka Apendikuler : Struktur Dan Fungsi

Struktur dan Fungsi Skeleton Apendikuler / Rangka Apendikuler - Skeleton apendikuler terdiri atas tungkai atas (tulang anggota depan) dan tungkai bawah (tulang anggota belakang). Tungkai atas bekerjasama dengan tulang aksial pada bahu. Bahu insan tersusun atas tulang selangka dan tulang belikat. Tungkai atas dan tungkai bawah tersusun atas beberapa tulang seperti Gambar 1. Coba sebutkan tulang-tulang pembentuk tungkai atas dan tungkai bawah. 
Skeleton apendikuler terdiri atas tungkai atas  Pintar Pelajaran Skeleton / Rangka Apendikuler : Struktur dan Fungsi
Gambar 1. Tulang tungkai atas dan bawah
Tungkai bawah bekerjasama dengan tulang aksial pada gelang panggul. Gelang panggul terdiri atas tulang sakrum yang merupakan persatuan enam ruas tulang, yakni sepasang tulang usus kiri kanan, sepasang tulang duduk, dan sepasang tulang kemaluan. Coba perhatikan Gambar 2. Mengapa bentuk tulang panggul laki-laki dan perempuan tidak persis sama?
Skeleton apendikuler terdiri atas tungkai atas  Pintar Pelajaran Skeleton / Rangka Apendikuler : Struktur dan Fungsi
Tulang panggul laki-laki dan wanita
Struktur tulang panggul sesuai untuk bangun tegak di atas kedua kaki. Hewan dengan badan yang disangga oleh kedua tungkai bawah disebut bipedal. Pada binatang berkaki empat, tubuh disangga oleh tungkai atas dan tungkai bawah, disebut kuadripedal.

Anda kini sudah mengetahui Struktur dan Fungsi Skeleton Apendikuler / Rangka Apendikuler. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Monday, December 30, 2019

Pintar Pelajaran Proses Pembentukan Tulang Insan - Osifikasi

Proses Pembentukan Tulang Manusia - Osifikasi - Rangka insan terbentuk pada simpulan bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Perhatikan Gambar 1. Tulang yang terbentuk mula-mula ialah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim (jaringan embrional). Sesudah kartilago terbentuk, rongga yang ada di dalamnya akan terisi oleh osteoblas. Sel-sel osteoblas terbentuk secara konsentris yaitu dari dalam keluar. Setiap sel melingkari pembuluh darah dan serabut saraf yang membentuk sistem Havers. (Baca juga : Sistem Gerak Pasif)
Rangka insan terbentuk pada simpulan bulan kedua atau awal Pintar Pelajaran Proses Pembentukan Tulang Manusia - Osifikasi
Gambar 1. Pembentukan tulang dimulai sejak tahap embrio
Substansi di sekitar tulang disebut matriks tulang, tersusun atas senyawa protein. Selanjutnya terjadi pengisian kapur dan fosfor sehingga matriks tulang menjadi keras. Pengerasan tulang disebut osifikasi.

Osifikasi dibedakan menjadi 2 macam sebagai berikut.
  1. Osifikasi kondral ialah pembentukan tulang dari tulang rawan. Terjadi pada tulang pipa dan tulang pendek.
  2. Osifikasi desmal adalah pembentukan tulang dari membran jaringan mesenkim. Terjadi pada tulang pipih.
Proses pertumbuhan tulang insan dimulai semenjak janin berusia delapan ahad hingga umur kurang lebih 25 tahun, bahkan lebih dari itu masih terjadi pembentukan tulang. Perhatikan Gambar 2. 
Rangka insan terbentuk pada simpulan bulan kedua atau awal Pintar Pelajaran Proses Pembentukan Tulang Manusia - Osifikasi
Gambar 2. Perkembangan tulang
Urutan / tahapan proses pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut.
  1. Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblas, terutama pada bab tengah epifisis dan bab tengah diafisis, serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan.
  2. Osteosit terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers terdapat terusan Havers yang banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf.
  3. Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah menerima suplemen senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras.
  4. Selama terjadi penulangan, bab epifisis dan diafisis membentuk kawasan antara yang tidak mengalami pengerasan, disebut cakraepifisis. Bagian ini berupa tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas.
  5. Bagian cakraepifisis terus mengalami penulangan. Penulangan bab ini menjadikan tulang memanjang.
  6. Di bab tengah tulang pipa terdapat osteoblas yang merusak tulang sehingga tulang menjadi berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh sumsum tulang.
Anda kini sudah mengetahui Proses Pembentukan Tulang Manusia. Terima kasih ada sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber

Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Wednesday, December 11, 2019

Pintar Pelajaran Pernapasan Perut Pada Insan : Fase Ide Ekspirasi

Pernapasan Perut pada Manusia : Fase Inspirasi Ekspirasi - Berbeda dengan pernapasan dada, pernapasan perut menggunakan otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Sementara mekanisme pernapasannya tetap melalui dua fase, adalah pandangan gres dan ekspirasi. Fase inspirasi pada pernapasan perut terjadi apabila otot diafragma berkontraksi (mengkerut), sehingga posisi diafragma mendatar. Akibat yang ditimbulkan, volume rongga dada menjadi lebih besar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada mengecil. Namun, volume udara luar tetap. Penurunan tekanan udara ini menimbulkan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara di luar badan masuk ke dalam paru-paru. Sementara itu, fase ekspirasi terjadi apabila otot diafragma berelaksasi (mengendur) dan otot dinding rongga perut berkontraksi. Akibat yang ditimbulkan, rongga perut terdesak ke arah diafragma, sehingga keadaan diafragma cekung ke rongga dada. Akibatnya, volume rongga dada mengecil dan tekanan udaranya meningkat. Sehingga, udara dalam rongga paru-paru keluar tubuh. Cermati Gambar 1. (Baca juga : Mekanisme Pernapasan)

otot diafragma dan otot dinding rongga perut Pintar Pelajaran Pernapasan Perut pada Manusia : Fase Inspirasi Ekspirasi
Gambar 1. Mekanisme pernapasan perut
Anda kini sudah mengetahui Pernapasan Perut. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Pintar Pelajaran Volume, Kapasitas, Dan Frekuensi Paru-Paru

Volume, Kapasitas, dan Frekuensi Paru-paru pada Manusia - Volume udara yang dihirup setiap orang biasanya berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi lantaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya ukuran paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Sementara kecepatan (frekuensi) seseorang dalam bernapas juga berbeda-beda. Perbedaan frekuensi paru-paru setiap orang ini disebabkan faktor usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan yang dilakukan tubuh. Seorang pria muda dengan suhu tubuh tinggi dan banyak aktivitas, akan lebih tinggi frekuensi pernapasannya dibandingkan kondisi sebaliknya. Saat kita bersantai atau dalam keadaan normal, udara yang kita hirup dan hembuskan dari paru-paru mempunyai volume yang tidak besar, sekitar 500 cm3 atau 500 cc. Volume udara yang demikian dinamakan volume udara tidal. (Baca juga : Pernapasan pada Manusia)

Namun demikian, dalam volume udara tidal tersebut, masih kemungkinan untuk menambah volume udara ekstra dari luar sebesar 1.500 cm3 atau 1.500 cc. Volume udara ekstra dinamakan volume udara cadang an ins pirasi atau udara komplementer. Demikian pula sebaliknya, volume udara sekitar 1.500 cm3 atau 1.500 cc sanggup kita keluarkan setelah melaksanakan pernapasan normal. Volume udara yang demikian dinamakan volume udara cadangan ekspirasi atau udara suplementer.

Jadi, dikala kita bernapas sekuat-kuatnya, baik secara ilham maupun ekspirasi, di dalam paru-paru akan terdapat jumlah volume udara sekitar 3.500 hingga 4.000 cm3. Kita namakan kondisi demikian sebagai kapasitas vital paru-paru. Oleh lantaran itu, kapasitas vital paru-paru dapat dirumuskan sebagai berikut.

Kapasitas vital = volume tidal + udara komplementer + udara suplementer

Namun demikian, setelah kita melaksanakan pernapasan secara maksimal, di dalam paru-paru masih tersimpan volume udara sekitar 1.500 cm3  Volume udara ini dinamakan udara residu (sisa). Akan lebih lengkap kiranya apabila kalian memerhatikan kapasitas paru-paru insan dikala bernapas pada Gambar 1. berikut.
Volume udara yang dihirup setiap orang biasanya berbeda Pintar Pelajaran Volume, Kapasitas, dan Frekuensi Paru-paru
Gmabar 1. Kapasitas paru-paru insan dikala bernapas
Anda kini sudah mengetahui Volume Paru-paru, Kapasitas Paru-paru dan Frekuensi Paru-paru. Terima kasih anda sudah bekunjung ke Perpustakaan cyber.

Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Frekuensi Pernapasan Pada Manusia

Frekuensi Pernapasan pada Manusia - Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan di otak, sedangkan acara saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus (rangsangan) dari karbon dioksida (CO2). Pada umumnya, manusia bisa bernapas antara 15–18 kali setiap menitnya. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.

a. Umur

Bayi dan balita mempunyai frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu disebabkan volume paru-paru yang relatif kecil dan sel-sel badan sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang renta juga memiliki frekuensi napas lebih banyak lantaran kontraksi otot-otot dada dan diafragma tidak sebaik ketika masih muda, sehingga udara pernapasan lebih sedikit.

b. Jenis Kelamin

Frekuensi pernapasan perempuan pada umumnya lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan pada umumnya mempunyai volume paru-paru lebih kecil dari laki-laki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.

c. Suhu Tubuh

Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini bekerjasama dekat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.

d. Posisi Tubuh

Posisi badan sangat besar lengan berkuasa terhadap frekuensi pernapasan. Pada badan yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diharapkan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu diharapkan banyak O2 dan diproduksi banyak CO2. Pada posisi tubuh berdiri, frekuensi pernapasannya meningkat. Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat tubuh disangga oleh sebagian besar belahan badan sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini menyebabkan jumlah energi yang diharapkan untuk menyangga badan tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.

e. Kegiatan Tubuh

Orang yang banyak melaksanakan kegiatan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur). Oleh lantaran itu, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan semoga sanggup menyediakan oksigen yang lebih banyak. Frekuensi pernapasan setiap orang sanggup berbeda-beda tergantung pada kondisinya.

Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang ada di otak dan disebut medula oblongata. Sebaliknya, saraf pernapasan ini juga dipacu oleh kadar karbondioksida yang ada di dalam darah. Kita sanggup menahan napas sementara waktu, tetapi kalau kadar karbondioksida dalam darah naik maka akan timbul rangsangan untuk segera menghirup udara pernapasan dalam-dalam. Ketika darah melalui alveolus, kandungan karbon dioksidanya sama dengan di alveolus. Darah kemudian mencapai medula oblongata yang mengandung sel-sel yang sangat peka terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Jika kandungan karbon dioksida ini naik di atas normal, medula oblongata menanggapinya dengan meningkatkan banyaknya impuls saraf dan laju impuls saraf yang mengontrol agresi otot-otot pernapasan (otot diafragma dan otot interkosta). Akibatnya yaitu peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru yang mengembalikan konsentrasi karbondioksida dalam alveolus dengan cepat dan kemudian mengembalikan konsentrasi karbon dioksida darah ke konsentrasi normal.

Seberapa banyak jumlah udara yang sanggup masuk ke dalam tubuh kita? Berikut ini akan dijelaskan mengenai volume udara pernapasan.

Anda kini sudah mengetahui Frekuensi Pernapasan. Terima kasih anda sudah bekunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Pintar Pelajaran Volume Udara Pernapasan Pada Manusia

Volume Udara Pernapasan pada Manusia - Volume udara pernapasan sanggup diukur menggunakan respirometer. Secara garis besar, volume udara pernapasan sanggup dibedakan menjadi enam sebagai berikut.

a. Volume tidal (tidal volume)

Volume tidal yakni volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 500 cc (cm3) atau 500 mL.

b. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume)

Volume cadangan ide atau udara komplementer yakni volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

c. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume)

Volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer yakni volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc (cm3) atau 1.500 mL.

d. Volume sisa / residu (residual volume)

Volume sisa/residu yakni volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya lebih kurang 1.000 cc (cm3) atau 1.000 mL.

e. Kapasitas vital (vital capacity)

Kapasitas vital adalah volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya lebih kurang 3.500 cc (cm3) atau 3.500 mL. Kaprikornus : 

kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan inspirasi + volume cadangan ekspirasi.

f. Volume total paru-paru (total lung volume)

Volume total paru-paru yakni volume udara yang sanggup ditampung paru-paru semaksimal mungkin, yang besarnya lebih kurang 4.500 cc (cm3) atau 4.500 mL. Kaprikornus : 

volume total paru-paru yakni jumlah dari volume sisa + kapasitas vital.

Secara ringkas, volume udara pernapasan pada manusia dapat dijelaskan melalui grafik pada Gambar 1. di bawah ini.
Volume udara pernapasan sanggup diukur memakai Pintar Pelajaran Volume Udara Pernapasan pada Manusia
Gambar 1. Grafik volume udara pernapasan pada manusia
Volume udara pernapasan setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan lantaran setiap orang mempunyai volume paru-paru yang berbeda-beda juga. Volume paru-paru selain dipengaruhi oleh faktor genetik, juga dipengaruhi oleh latihan. Para atlet, perenang, dan orang yang berlatih yoga mempunyai volume paru-paru yang lebih besar.

Demikian pula orang yang tinggal di dataran tinggi di mana kadar oksigennya rendah cenderung mempunyai volume paru-paru yang lebih besar. Laki-laki pada umumnya mempunyai volume paru-paru lebih besar dari wanita. Dalam keadaan normal biasa, insan menghisap dan mengeluarkan udara pernapasan kurang lebih 500 cc. Bila setengah liter ini telah diembuskan, maka dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat, masih dapat mengembuskan satu setengah liter udara cadangan di dalam paru-paru.

Sebaliknya, setelah menghirup udara setengah liter, kita masih dapat menghirup kuat-kuat satu setengah liter udara lagi. Jadi, jumlah udara yang terdapat dalam sistem pernapasan yaitu antara setengah dan tiga setengah liter. Jumlah udara pernapasan sekian itu dapat dimanfaatkan secara teratur oleh para olahragawan yang terlatih. Meskipun ada 500 cc udara yang sanggup kita hirup dalam keadaan biasa, tetapi hanya 350 cc yang sanggup hingga di gelembung paru-paru, sedangkan yang 150 cc lainnya hanya hingga di saluran pernapasan saja.

Anda kini sudah mengetahui Volume Udara Pernapasan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Pintar Pelajaran Penyakit Sistem Pernapasan Manusia

Penyebab Penyakit Sistem Pernapasan pada Manusia - Kadangkala organ jalan masuk pernapasan kita sanggup mengalami gangguan atau kelainan, sementara bagi sebagian kecil orang mengalaminya sebagai penyakit. Nah, uraian berikut akan menelisik lebih jauh mengenai beberapa gangguan atau penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan manusia. Untuk mengetahui lebih terang aneka macam kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia, coba kalian simak dan ikuti uraian berikut. (Baca juga : Sistem Pernapasan pada Manusia)

a. Asma

Asma yaitu gangguan pernapasan yang disebabkan oleh hiper sensitivitas bronkiolus (atau disebut juga asma bronkiale). Penderita asma akan mengalami kesukaran ketika bernapas. Kondisi ini terjadi lantaran ada nya kontraksi kaku dari bronkiolus.

b. Asidosis

Asidosis yaitu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar asam bikarbonat dan asam karbonat dalam darah.

c. Asfiksi (Asfiksia)

Asfiksi yaitu penyakit Akibat terganggunya fungsi aneka macam organ ibarat paru-paru, pembuluh darah ataupun jaringan tubuh. Penyebabnya antara lain alveolus korban karam yang terisi air, kemudian juga adanya pengikatan karbonmonoksida oleh hemoglobin dalam darah sehingga pengangkutan oksigen berkurang.

d. Emfisema Paru-paru

Emfisema paru-paru yaitu suatu penyakit yang diderita seseorang akhir jumlah udara yang berlebihan di dalam paru-paru, sehingga membuat kawasan pertukaran gas berkurang. Berbagai penyebab emfisema contohnya bisul kronis oleh rokok atau bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus, kemudian bisul akhir kelebihan mukus karena peradangan dan edema epitel bronkiolus. Selain itu, penyakit ini disebabkan lantaran adanya gangguan jalan masuk respirasi sehingga sulit untuk berekspirasi, sehingga menjadikan udara terperangkap di dalam alveolus dan mengakibatkan alveolus renggang.

e. Faringitis

Faringitis yaitu peradangan pada faring. Akibat yang ditimbulkan gangguan ini yaitu rasa nyeri ketika menelan makanan atau kerongkongan terasa kering. Penyebabnya yakni bisul oleh kuman atau virus, kemudian sanggup pula lantaran terlalu banyak merokok.

f. Pneumonia

Pneumonia yaitu peradangan paru-paru yang mengakibatkan alveolus berisi cairan dan eritrosit secara berlebihan. Sebagai contoh pnemonia yaitu pneumonia bakteri. Infeksi ini disebarkan oleh bakteri Diplococus pneumaticus, dari satu alveolus ke alveolus yang lain, sehingga sanggup meluas ke seluruh lobus, bahkan ke seluruh paru-paru.

g. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Semua organ badan sanggup diserang oleh kuman ini, namun biasanya yang terjangkit yaitu organ paru-paru dan tulang.

h. Bronkitis, Pleuritis, Laringitis, dan Tonsilitis

Bronkitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh adanya peradangan pada bronkus. Pleuritis yaitu peradangan pada selaput rongga dada (pleura) sehingga mengalami penambahan cairan intrapleura. Akibatnya timbul rasa nyeri ketika bernapas. Laringitis yaitu peradangan pada laring. Sementara, tonsilitis yaitu radang lantaran bisul oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejala tonsilitis antara lain tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu badan naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.

i. Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru yaitu penyakit yang disebabkan oleh tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus. Kanker paru-paru sanggup memengaruhi pertukaran gas yang terjadi dalam paru-paru. Salah satu penyebabnya yaitu kebiasaan jelek penderita yang sering merokok atau perokok aktif. Perokok pasif juga sanggup terkena jenis kanker ini. Penyebab lainnya yaitu seperti seringnya seseorang menghirup abu asbes, kromium, produk petrotelum, dan radiasi ionisasi.

Selain gangguan dan penyakit tersebut, sistem pernapasan juga dapat terganggu oleh beberapa penyakit ibarat influenza, mimisan, emboli, dan lain sebagainya.

Anda kini sudah mengetahui Penyakit Pernapasan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Kelainan / Gangguan Pada Sistem Pernapasan

Penyebab Kelainan / Gangguan Sistem Pernapasan pada Manusia - Gangguan pada sistem pernapasan biasanya disebabkan oleh kelainan dan penyakit yang menyerang alat-alat pernapasan. Beberapa jenis kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan sebagai berikut.

a. Asfiksi

Asfiksi yakni kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya sanggup terletak di paru-paru, di pembuluh darah, atau dalam jaringan tubuh. Misalnya: seseorang yang tenggelam, alveolusnya terisi air; orang yang menderita pneumonia, alveolusnya terisi cairan limfa; serta orang yang keracunan karbon monoksida dan asam sianida, Hb-nya terkontaminasi oleh zat racun tersebut. Keracunan karbon monoksida dan asam sianida terjadi lantaran kedua zat ini memiliki afinitas terhadap hemoglobin lebih besar daripada oksigen.

b. Penyempitan atau penyumbatan jalan masuk napas

Penyempitan atau penyumbatan jalan masuk napas yakni gangguan yang dapat disebabkan oleh pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip (di hidung) dan amandel (di tekak), yang menyebabkan penyempitan jalan masuk pernapasan sehingga menimbulkan kesan wajah terbelakang dan sering disebut wajah adenoid.

Penyempitan ini sanggup pula terjadi lantaran jalan masuk pernapasannya yang menyempit jawaban alergi, contohnya pada asma bronkiale.

c. Anthrakosis

Anthrakosis yakni kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh masuknya bubuk tambang. Jika yang masuk debu silikat, disebut silicosis.

d. Bronkitis

Bronkitis yakni gangguan yang terjadi lantaran peradangan bronkus.

e. Pleuritis

Pleuritis yakni peradangan selaput (pleura) lantaran pleura mengalami penambahan cairan intrapleura, kesannya timbul rasa nyeri ketika bernapas.

f. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) yakni penyakit paru-paru karena Mycobacterium tuberculosis, tandanya terbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.

g. Pneumonia atau logensteking

Pneumonia yakni penyakit radang paru-paru yang disebabkan Diplococcus pneumoniae.

h. Penyakit diphteri

Penyakit diphteri, contohnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung. Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak cuilan atas. Kuman penyebabnya Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut mengeluarkan racun dan jikalau racun ini beredar bersama darah, akan merusak selaput jantung.

i. Faringitis

Faringitis yakni infeksi pada faring oleh basil dan virus. Gejalanya yakni kerongkongan terasa nyeri ketika menelan.

j. Tonsilitis

Tonsilitis, yaitu radang lantaran infeksi oleh basil tertentu pada tonsil. Gejalanya yaitu tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu badan naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.

k. Kanker paru-paru

Kanker paru-paru, biasa diderita oleh perokok. Kanker ini disebabkan oleh adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.

l. Asma

Asma yakni gangguan pada rongga jalan masuk pernapasan yang diakibatkan oleh berkontraksinya otot polos pada trakea. Hal ini akan menimbulkan penderita sukar bernapas.

m. Influenza

Influenza yakni gangguan yang disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di jalan masuk pernapasan.

n. Emfisema

Emfisema yakni suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan (abnormalitas) susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi pengikatan O2 sehingga pernapasan menjadi sulit. 

Anda telah mengenal banyak sekali macam Kelainan Sistem Pernapasan atau Gangguan Sistem Pernapasan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Tuesday, December 10, 2019

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Hewan

Sistem Pernapasan pada Hewan - Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang terjadi dalam setiap badan binatang kemungkinan sanggup berbeda. Perbedaan tersebut terjadi alasannya yaitu ada nya perbedaan organ yang dipakai dalam proses bernapas. Selain itu, habitat binatang tersebut juga turut membedakan mekanisme pernapasannya. Sebagai contoh, binatang yang hidup di perairan memiliki prosedur pernapasan yang berbeda dengan hewan yang hidup di daratan.

Berikut ini akan di bahas beberapa sistem pernapasan hewan, baik invertebrata maupun vertebrata. Simak uraian berikut.



Anda kini sudah mengetahui Sistem Pernapasan pada Hewan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Binatang Vertebrata

Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata - Hewan Vertebrata telah mempunyai sistem sirkulasi yang fungsinya antara lain untuk mengangkut gas pernapasan (O2) dari kawasan penangkapan gas menuju sel-sel jaringan. Begitu pula sebaliknya, untuk mengangkut gas buangan (CO2) dari sel-sel jaringan ke kawasan pengeluarannya. Mekanisme pernapasan pada binatang Vertebrata beragam. Simaklah uraian di bawah ini agar Anda lebih memahami prosedur pernapasan pada hewan Vertebrata. (Baca juga : Sistem Pernapasan pada Hewan)






Anda kini sudah mengetahui Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Ikan (Pisces)

Sistem Pernapasan pada Ikan - Sebagian besar ikan memakai alat pernapasan yang disebut insang. Pada ikan bertulang sejati, menyerupai ikan mas, insangnya memiliki tutup pelindung insang yang disebut operkulum. Namun, bagian ini tidak dimiliki ikan hiu. Insang berada pada sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri kepala ikan, tepatnya terletak di dalam rongga insang. Setiap sisinya terdapat lembar insang berjumlah 5-7 buah, Masing-masing insang ini dipisahkan oleh sebuah celah insang. Insang ikan mempunyai bagian-bagian penting menyerupai lengkung insang yang berasal dari tulang rawan, rigi-rigi insang yang berguna sebagai penyaring air dikala bernapas, dan filamen / lembaran insang yang berwarna merah muda dengan bentuk menyerupai sisir. Warna merah muda menawarkan bahwa lembaran insang terdapat pembuluh kapiler darah. Sehingga, sangat masuk akal bila pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kawasan ini.

 memakai alat pernapasan yang disebut Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Ikan (Pisces)
Gambar 1. Sistem pernapasan ikan
Ketika bernapas, ikan memakai dua fase pernapasan, yakni fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase ide terjadi jikalau air masuk ke dalam rongga lisan ikan. Masuknya air alasannya ialah dipengaruhi tekanan udara dalam rongga lisan yang lebih kecil daripada tekanan udara di air. Sementara itu, fase ekspirasi terjadi dikala rongga lisan ikan tertutup. Akibatnya, udara masuk ke insang secara difusi. Secara bersamaan operkulum terbuka. Akibatnya, air mengalir melalui celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Secara otomatis, karbondioksida dilepaskan oleh darah dan sebaliknya oksigen diikat.

Anda kini sudah mengetahui Sistem Pernapasan Ikan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Penapasan Pada Arthropoda Laba-Laba Kalajengking

Sistem Penapasan pada Arthropoda Laba-laba Kalajengking - Laba-laba (Arachnida) dan kalajengking (Scorpionida) bernapas dengan paru-paru buku. Paru-paru buku ini merupakan inv*ginasi (pelekukan ke dalam) abdomen. Paru-paru buku mempunyai banyak lamela menyerupai halaman buku yang dipisahkan oleh batang-batang sehingga udara sanggup bergerak bebas (lihat Gambar 1). Udara dari luar, masuk melalui spirakel secara difusi. Selanjutnya, udara masuk di antara sel-sel lamela dan berdifusi dengan pembuluh darah di sekitar lamela.
paru buku mempunyai banyak lamela menyerupai halaman Pintar Pelajaran Sistem Penapasan pada Arthropoda Laba-laba Kalajengking
Gambar 1. Sayatan melalui paru-paru buku pada laba-laba
Arthropoda yang hidup di air, contohnya dari golongan Crustacea (udang-udangan), menyerupai udang dan ketam, bernapas dengan insang buku. Perhatikan Gambar 2.
paru buku mempunyai banyak lamela menyerupai halaman Pintar Pelajaran Sistem Penapasan pada Arthropoda Laba-laba Kalajengking
Gambar 2. Insang pada Crustacea
Insang buku ini tumbuh dari dasar anggota badan dan dinding badan yang berdekatan, dan menjulur ke atas ke dalam ruang brankial. Tiap insang terdiri atas sumbu sentral daerah pertautan lamela atau filamen. Aliran air dihasilkan oleh gerakan mendayung dari insang timba, yaitu suatu penjuluran berbentuk bulan sabit dari salah satu penjuluran verbal (maksila kedua). Pada udang, air masuk ke dalam ruang brankial di belakang karapaks dan di antara kaki. Selanjutnya, susukan di dalam sumbu insang membawa darah ke dan dari ruang di dalam lamela, pertukaran udara pernapasan berlangsung melalui dinding tipis lamela. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur. Baik paru-paru buku maupun insang buku, keduanya mempunyai fungsi yang sama menyerupai fungsi paru-paru pada Vertebrata.

Anda kini sudah mengetahui Penapasan pada Arthropoda. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Katak (Amfibi)

Sistem Pernapasan pada Katak Amfibi - Mulai muda sampai dewasa, katak memiliki alat pernapasan yang berbeda-beda. Saat masih berudu, insang digunakan katak untuk mengambil dan mengeluarkan oksigen. Kira-kira umur 12 hari, katak akan memakai insang dalam sebagai alat pernapasan. Sesudah dewasa, alat pernapasan insang akan diganti dengan paru-paru. Saat di air, katak tersebut bernapas memakai permukaan kulitnya. Selain itu, katak juga memakai alat pernapasan rongga verbal yang berupa glotis. Pada badan katak, tulang rusuk dan sekat diafragma tidak dapat temui kiprahnya dalam pernapasan. Akan tetapi, tugas tersebut digantikan oleh otot rahang bawah, otot sterno hioideus, otot genio hioideus, dan otot perut. Saat memakai paru-paru, prosedur pernapasan katak berlangsung dalam dua fase, ialah fase inspirasi dan fase ekspirasi

Masing-masing fase ini terjadi dalam keadaan verbal tertutup. Terjadinya fase wangsit diawali dengan tertutupnya celah tekak dan mulut. Selanjutnya otot rahang bawah mengendur dan otot sterno hioideus berkontraksi, sehingga rongga verbal membesar. Keadaan tersebut membuat, udara dari luar masuk ke dalam rongga verbal dan hulu tenggorokan melalui koane. Kemudian, sekat akan menutup koane. Oleh kontraksi otot rahang bawah dan otot genio hioideus, rongga verbal menjadi kecil. Akibatnya, tekanan di dalam rongga mulut menjadi besar. Adanya perbedaan tekanan udara, menciptakan udara masuk menuju celah-celah yang terbuka (faring) dan dilanjutkan menuju paru-paru. Oleh karenanya, pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi.
digunakan katak untuk mengambil dan mengeluarkan oksigen Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Katak (Amfibi)
gambar 1. Organ pernapasan katak
Fase ekspirasi akan terjadi kalau otot rahang bawah mengendur, sementara otot sterno hioideus dan otot perut berkontraksi. Akibatnya, udara dalam paru-paru tertekan keluar. Udara tersebut akan masuk ke dalam rongga mulut. Berikutnya, celah tekak menutup dan koane membuka. Otot rahang bawah berkontraksi dan diikuti otot genio hioideus. Akibatnya, rongga verbal mengecil. Mengecilnya rongga mulut mengakibatkan karbon dioksida keluar dari badan katak. Cermati Gambar 2. di bawah.
digunakan katak untuk mengambil dan mengeluarkan oksigen Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Katak (Amfibi)
Gambar 2. Mekanisme pernapasan katak
Keterangan :

a. Pengambilan udara dengan keadaan otot rahang bawah yang mengendur
b. Otot sterno hioideus berkontraksi sehingga udara masuk ke rongga mulut
c. Udara masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas
d. Kontraksi otot hiodeus dan otot perut sehingga rongga perut mengecil
e. Udara keluar melalui koane

Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Katak. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Kadal (Reptil)

Sistem Pernapasan pada Kadal (Reptil) - Berbeda dengan organ pernapasan serangga, organ yang digunakan pada pernapasan reptilia yaitu paru-paru. Sebab, sebagian besar reptilia hidup di daratan atau habitat yang kering. Untuk mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering, semoga cairan dalam tubuhnya tidak mudah hilang. Kulit bersisik pada reptilia merupakan suatu adaptasi hidup dalam udara kering, dan bukan sebagai alat pertukaran gas. Walau begitu, ada pula prosedur pernapasan reptilia yang dibantu oleh permukaan epitelium lembab di sekitar kloaka. Reptilia demikian contohnya kura-kura dan penyu. Hal ini dilakukan karena badan kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang kaku. Tempurung ini menjadikan gerak pernapasan kedua binatang tersebut terbatas. Mekanisme pernapasan reptilia terjadi dalam dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Saat tulang rusuk mengembang, volume rongga dada akan mening kat. Selanjutnya udara (oksigen) akan masuk ke dalam paru-paru, sehingga terjadi fase inspirasi. Sedangkan, fase ekspirasi akan terjadi, jikalau tulang rusuk merapat, sehingga CO2 (karbondioksida) dan uap air keluar dari paru-paru.
Berbeda dengan organ pernapasan serangga Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Kadal (Reptil)
Gambar 1. Sistem pernapasan kadal
Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Kadal. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Protozoa

Sistem Pernapasan pada Protozoa - Hewan protozoa menyerupai Amoeba atau Paramaecium bernapas menggunakan permukaan tubuhnya. Oksigen dan karbondioksida saling berdifusi melalui membran sel. Saat Amoeba bernapas, konsentrasi oksigen dalam sel semakin berkurang (rendah), sedangkan sisa metabolisme yang berupa karbondioksida di dalam sel semakin tinggi konsentrasinya. Di sisi lain, konsentrasi oksigen dalam air lebih tinggi daripada di dalam sel, sementara konsentrasi oksigennya lebih rendah. Akibatnya, oksigen dari luar akan berdifusi ke dalam sel, sementara karbondioksida berdifusi keluar sel menuju air. Perhatikan Gambar 1.
Hewan protozoa menyerupai Amoeba atau Paramaecium bernapas Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Protozoa
Gambar 1. Pertukaran gas pada Amoeba
Pertukaran gas tersebut akan terjadi pada seluruh luas permukaan tubuh protista. Selain itu, proses menyerupai ini terjadi juga pada organisme uniselluler lain dan beberapa binatang menyerupai spons, Cnidaria, dan cacing pipih.

Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Protozoa. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Burung (Aves)

Sistem Pernapasan pada Burung (Aves) - Burung merupakan salah satu binatang yang mempunyai kekhasan pada sistem pernapasannya dibandingkan hewan lain. Saat bernapas, burung memakai organ-organ pernapasan menyerupai lubang hidung, tekak, trakea, bronkus, dan paru-paru. Lihat Gambar 1. Trakea burung mempunyai siring yang berfungsi sebagai sumber suara. Siring tersebut terletak pada percabangan trakea atau bifurkasi trakea. Otot yang menyusun siring disebut otot stemotrakealis. Otot tersebut menghubungkan tulang dada dan trakea. Antara siring dan dinding trakea sebelah dalam dihubungkan oleh suatu otot yang disebut otot siringalis.
Burung merupakan salah satu binatang yang mempunyai kekhasan Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Burung (Aves)
Gambar 1. Alat respirasi burung
Paru-paru burung relatif kecil jika dibandingkan besar tubuhnya. Paru-paru burung ini dibungkus oleh suatu selaput paru-paru yang disebut pleura. Paru-paru juga terhubung dengan beberapa kantung / pundi-pundi udara yang dinamakan sakus pnematikus. Masing-masing kantung udara terletak pada pangkal leher, ruang dada, antartulang karakoid, ketiak, di antara lipatan usus atau rongga perut, dan berhubungan dengan tulang-tulang panjang menyerupai tulang paha dan tulang lengan atas. Keseluruhan jumlah kantung udara ada sembilan buah. Namun, paru-paru burung tidak tersusun alveoli. Pada paru-parunya hanya ada pembuluh udara yang disebut parabronki.

Kantung udara burung mempunyai fungsi penting, yakni membantu pernapasan dikala burung terbang, membantu memperbesar siring sehingga suara menjadi keras, dan menyelubungi alat-alat dalam dengan rongga udara sehingga tidak kedinginan. Selain itu, kantung udara dapat mencegah hilangnya panas tubuh yang berlebihan dan memperbesar atau memperkecil berat jenis tubuh dikala berenang ialah dengan cara membesarkan dan mengecilkan kantung udara.

Burung yang terbang dengan burung yang istirahat mempunyai mekanisme pernapasan yang berbeda. Namun, secara umum kedua keadaan tersebut tidak terlepas dari dua fase pernapasan. Fase yang dimaksud yakni fase inspirasi dan fase ekspirasi.

Saat burung beristirahat, fase wangsit terjadi sebagai berikut; perlekatan tulang-tulang rusuk pada tulang dada dan tulang belakang tidak melalui persendian, sehingga tulang-tulang rusuk masih dapat bergerak sedikit. Tulang rusuk bergerak ke depan dan ke bawah, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang, jadinya udara dari luar masuk ke dalam paru-paru melalui jalan masuk pernapasan. Pada waktu udara masuk ke dalam paru-paru, sebagian O2 diambil, dan sebagian lainnya masuk ke dalam kantung-kantung udara.

Sementara itu, fase ekspirasi di awali dengan mengecilnya rongga dada. Keadaan ini menyebabkan paru-paru mengecil dan udara dalam kantung-kantung udara dikeluarkan melalui paru-paru. Akibatnya, O2 diikat oleh darah yang terdapat dalam pembuluh-pembuluh kapiler dinding paru-paru. Dengan demikian, pengambilan O2 dapat terjadi baik sanggup berlangsung pada fase wangsit maupun ekspirasi.

Adapun prosedur pernapasan dikala burung terbang terjadi juga secara wangsit dan ekspirasi. Kedua fase ini dilakukan oleh burung melalui kantung udara yang terdapat di antara tulang karakoid. Pada waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di antara tulang karakoid terjepit. Sementara pada dikala yang sama kantung udara pada ketiak mengembang. Akibatnya, O2 masuk/inspirasi ke kantung udara perut.

Selanjutnya, O2 ini akan dialirkan ke dalam paru-paru dan sebagian yang lain masuk ke dalam kantung udara. Sebaliknya, fase ekspirasi terjadi ketika sayap bergerak ke bawah, sehingga menyebabkan kantung udara pada ketiak terjepit. Pada posisi menyerupai itu, kantung udara di antara karakoid akan mengembang. Alhasil, CO2 keluar dari tubuh burung. Cermati Gambar 2.
Burung merupakan salah satu binatang yang mempunyai kekhasan Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Burung (Aves)
Gambar 2. Mekanisme pernapasan pada burung
Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Burung. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Cacing

Sistem Pernapasan pada Cacing - Cacing bahagia hidup di tempat lembab. Hal ini dilakukan supaya kulit cacing selalu lembab. Bagi cacing, contohnya saja cacing tanah, kulitnya dijadikan sebagai organ pernapasan atau tepatnya sebagai tempat pertukaran gas. Melalui kulitnya, oksigen dari luar berdifusi ke dalam tubuh secara difusi. Hemoglobin yang terkandung dalam darah akan mengikat oksigen tersebut untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Sementara, hasil metabolisme yang berupa karbon dioksida dikeluarkan melalui permukaan badan cacing. Pertukaran gas melewati permukaan tubuh pada cacing ini dinamakan juga pernapasan integumenter.

dijadikan sebagai organ pernapasan atau tepatnya sebagai tempat Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan pada Cacing
Gambar 1. Pertukaran gas pada permukaan badan cacing
Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Cacing. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasaan Pada Serangga

Sistem Pernapasaan pada Serangga - Serangga mempunyai organ pernapasan yang khas. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida dilakukan melalui trakea. Trakea merupakan bagian tubuh serangga yang terbuat dari pipa/tabung udara. Jumlah trakea di dalam badan serangga sangat banyak. Oleh alasannya itu, sistem pernapasan serangga dinamakan sistem trakea. Perhatikan Gambar 1. Saat serangga melaksanakan pernapasan, udara masuk trakea melalui bagian yang terletak pada permukaan tubuh. Bagian tersebut dinamakan spirakel. Spirakel dilindungi oleh bulu halus dengan fungsi sebagai penyaring debu dan benda ajaib yang masuk menuju trakea.

Serangga mempunyai organ pernapasan yang khas Pintar Pelajaran Sistem Pernapasaan pada Serangga
Gambar 1. Sistem trakea pada belalang
Setelah itu, udara tersebut akan melewati pipa kecil yang disebut trakeola. Trakeola juga ini akan terhubung dengan membran sel. Trakeola mempunyai ujung kecil tertutup dan mengandung cairan dengan warna biru gelap. Oksigen akan berdifusi masuk ke dalam sel badan melalui trakeola, sedangkan karbondioksida akan berdifusi keluar. Setelah melewati trakeola, karbondioksida akan dikeluarkan ke lingkungan melewati trakea.

Apabila serangga sedang aktif dan memakai banyak oksigen, sebagian besar cairan yang berwarna biru akan ditarik ke dalam tubuh. Akibatnya, luas permukaan udara yang berkontak langsung dengan sel menjadi semakin luas. Seekor serangga yang sedang terbang mempunyai laju metabolisme lebih tinggi dibandingkan saat istirahat. Otot akan berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian sehingga badan dapat memampat dan menggembung. Oleh karenanya udara akan secara cepat terpompa melalui sistem trakea. Sebagian besar serangga hidup di daratan. Namun, ada juga serangga yang hidup pada perairan menyerupai larva capung.

Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Serangga. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Mamalia


Sistem Pernapasan Pada Mamalia - Mamalia bernapas memakai paru-paru. Gas oksigen masuk ke dalam badan melalui lubang hidung → faring → laring → trakea → bronkus → paru-paru. Kemudian gas O2 dari paru-paru diangkut darah ke jantung. Dari jantung, gas O2 diedarkan ke seluruh jaringan badan oleh darah. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut menuju jantung → paru-paru, dan keluar melalui organ-organ yang sama pula.

Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Mamalia. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Pintar Pelajaran Sistem Pernapasan Pada Binatang Invertebrata

Sistem Pernapasan pada Hewan Invertebrata - Hewan-hewan Invertebrata ada yang belum mempunyai sistem pernapasan khusus, menyerupai Porifera dan sebagian cacing (Vermes). Umumnya hewan-hewan tersebut melakukan pernapasan langsung, yakni secara difusi melalui permukaan tubuhnya. Namun, pada hewan-hewan yang lebih tinggi, seperti Mollusca dan Arthropoda sudah mempunyai sistem pernapasan khusus, walaupun masih sederhana. Misalnya Insecta dan Myriapoda beranapas memakai trakea, hewan-hewan Arachnida, contohnya laba-laba bernapas memakai paru-paru buku. Hewan-hewan yang hidup di air contohnya Crustacea (golongan udang-udangan) dan Mollusca (siput dan kerang) bernapas memakai insang. (Baca juga : Pernapasan pada Hewan)






Anda kini sudah mengetahui Pernapasan pada Hewan Invertebrata. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.