Monday, March 30, 2020

Pintar Pelajaran Imbas Bioteknologi

Dampak Bioteknologi Positif dan Negatif Bagi Masyarakat dan Lingkungan - Sampai ketika ini, perkembangan ilmu masih akan terus berkembang di kemudian hari. Seiring perkembangan tersebut, bioteknologi mempunyai imbas aktual maupun imbas negatif.

1. Dampak Positif Bioteknologi

Bioteknologi mempunyai imbas (implikasi) bagi perkembangan berbagai bidan, baik bidang pangan, pertanian, kesehatan dan pengobatan, maupun bidang peternakan. Dampak aktual dari bioteknologi adalah dihasilkannya produk-produk yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan manusia.

a. Produk Bioteknologi pada Berbagai Bidang

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ilmu yang satu saling berkaitan dengan ilmu yang lainnya. Oleh sebab itu, perkembangan suatu ilmu juga berdampak pada perkembangan ilmu yang lain. Mikroorganisme yang dikembangkan dalam bioteknologi mampu mengubah materi mentah sampai mempunyai nilai tambah lebih tinggi, seperti pada pembuatan obat-obatan dan pembuatan makanan (mengubah bahan pangan). Beberapa produk bioteknologi sanggup kalian lihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Produk Bioteknologi Konvensional dan Modern pada Berbagai Bidang Ilmu


No.
Bidang

Bioteknologi

Konvensional

Modern

1.
Kesehatan dan Pengobatan
a.    Zat penghambat estrogen (untuk aktivitas KB).
b.   Metabolit sekunder, menyerupai antibiotik penisilin oleh Penicillium chrysogenum dan P. notatum, khloromfenikol
oleh Streptomyces venezuelae,
gramisidin (Bacillus brevis), tetrasiklin (Streptomyces
aureofaciens), dan
streptomisin oleh Streptomyces
griseus.

a.   Menghasilkan hormon pertumbuhan (STH = Somatotroph Hormon).
b.  Manipulasi produk vaksin oleh Escherichia
coli dan antibiotik gres hasil fusi sel.
c.   Interferon, merupakan antibiotik yang
dimodifikasi dan berfungsi untuk melawan
melanoma (kanker darah) dan membantu
menyembuhkan rematik tulang.
d.  Antibodi monoklonal, untuk mendiagnosis penyakit dan meningkatkan kekebalan badan terutama terhadap kanker.
e.   Protein hasil rekayasa genetika untuk mengatasi penyakit jantung dan stroke.

2.
Pangan

a.     Tempe dengan jamur Rhizophus oryzae.
b.    Oncom dengan jamur Monilia sitophila.
c.     Tape singkong dengan jamur ragi Saccharomyces cereviceae.
d.    Keju dan yogurt dari susu dan memakai basil Lactobacillus sp.
e.     Nata de coco, brem bali, kecap, tauco, minuman anggur, bir, sake, roti, cuka, asinan, minuman beralkohol, dan susu fermentasi.
f.     Asam amino (asam glutamat) sebagai penambah rasa (MSG) dan lisin yang berperan dalam pembuatan roti.

a.   Makanan sup, keju, saus, kue, dan pizza.
b.  Makanan dari materi kentang (keripik kentang) yang mengandung sedikit pati dan tidak banyak menyerap minyak ketika digoreng, sehingga lebih sehat dimakan.
c.   Makanan anggun menyerupai cokelat, es krim, makanan sereal, dan beberapa makanan bayi.
d.  Tomat yang basah banyak dan segar.
e.   Minyak goreng kanola.

3.
. Pertanian

a.     Hidroponik (cara bercocok tanam tanpa memakai media tanah).
b.    Pembuatan kompos padat.
c.     Apel hasil persilangan yang mempunyai sifat segar basah dan tahan penyakit.

a.   Menghasilkan tumbuhan kedelai unggul (kedelai tengger dan kedelai camar hijau) melalui radiasi dan seleksi biji-biji kedelai.
b.  Tanaman kedelai, jagung, kapas, dan kanola yang tahan terhadap herbisida atau insektisida.
c.   Tanaman melon yang masak lebih lambat sehingga tetap segar lebih lama, dan stroberi yang lebih manis.
d.  Biji gandum yang besar dan enak.
e.   Jagung modern dengan biji yang besar dan segar berair.

4.
Peternakan

a.    Menghasilkan domba Marino berkaki pendek.
b.   Sapi Jersey hasil seleksi, menghasilkan banyak susu.

a.   Anak zebra yang mempunyai garis-garis persis dengan induknya.
b.  Babi dan ikan yang tumbuh besar dan cepat.
c.   Domba Dolly hasil kloning yang menyerupai dengan induknya.
5.
Industri

a.    Mentega oleh basil asam laktat.
b.   Asam sitrat oleh Aspergillus niger, asam laktat oleh
c.    Lactobacillus sp.
d.   Protein sel tunggal oleh Chlorella sp. dan Spirulina sp.
e.    Enzim amilase oleh Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, dan Bacillus subtilis.
f.    Vitamin B12 oleh Pseudomonas sp. dan Propioni bacterium.
a.   Beberapa produk manipulasi vaksin.


Positif dan Negatif Bagi Masyarakat dan Lingkungan Pintar Pelajaran Dampak Bioteknologi
Gambar 1. produk bioteknologi
Selain produk-produk yang telah disebutkan pada Tabel 1, produk-produk lain dari bioteknologi yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan yaitu:

1) Pembasmi hama tanaman

Penerapan bioteknologi untuk pembasmian hama tumbuhan dengan memanfaatkan mikroorganisme disebut biological control. Salah satu pola mikroorganisme yang digunakan adalah Bacillus thuringensis, yaitu bakteri yang dipakai sebagai patogen terhadap hama tumbuhan (ulat). Beberapa bakteri Bacillus thuringensis yang dikembangkan untuk membasmi hama tanaman adalah:
  • Bacillus thuringensis varietas tenebrionis, menyerang kumbang kentang Colorado dan larva kumbang kayu.
  • Bacillus thuringensis varietas kurstaki, menyerang banyak sekali jenis ulat tanaman pertanian.
  • Bacillus thuringensis varietas israelensis, menyerang nyamuk dan lalat hitam.
  • Bacillus thuringensis varietas aizawai, menyerang larva ngengat.
Selain pembasmi hama tanaman, rekayasa genetika juga bisa menghasilkan mikrobia (mikroorganisme) yang membunuh basil pembentuk salju (snow maker) atau kristal es yang merusak tumbuhan (Pseudomonas syringae).

2) Tanaman Pengikat Nitrogen

Bioteknologi sanggup menghasilkan tumbuhan yang bisa mengikat nitrogen bebas dari udara dengan memakai basil menyerupai Rhizobium dan Acetobacter.

3) Pengelola limbah

Bioteknologi sanggup menghasilkan mikroorganisme strain baru yang sanggup mengurangi polutan. Bakteri Clostridium butyricum digunakan untuk mengatasi limbah cair yang mengandung gula sebagai limbah buangan dari pabrik alkohol. Bakteri tersebut bisa menguraikan gula menjadi gas H2.

Bakteri kelompok metanogen (penghasil metana), yaitu Metanomonas mecanica sanggup menguraikan limbah bahan-bahan organik (kotoran ternak). Mikroorgansime sanggup dipakai dalam proses bioremediasi karena mengurangi bahan-bahan polutan dan meningkatkan kualitas tanah dan air.

4) Pemisah logam dari bijihnya

Bakteri Thiobacillus ferooksidans merupakan basil yang memperoleh energi hasil oksidasi zat anorganik (besi dan welirang pada batuan), sehingga tergolong dalam kemolitoautotrof. Bakteri ini dapat tumbuh subur pada lingkungan tanpa zat organik sebab sanggup menggunakan karbon eksklusif dari CO2 di udara dan sanggup tumbuh pada lingkungan asam.

Berikut ini ialah tahapan bakteri, dalam memisahkan tembaga dari bijihnya:
  • Bakteri bereaksi dan melarutkan senyawa welirang dan besi dalam batuan. Selanjutnya, basil mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
  • Unsur S dalam FeS2 berekasi dengan ion hidrogen dan molekul oksigen membentuk H2SO4.
  • Ion Fe3+ pada bijih yang mengandung CuSO4, mengoksidasi ion Cu+ menjadi Cu2+ dan bereaksi dengan SO4 2- dari H2SO4 sehingga membentuk CuSO4.
Reaksi selanjutnya ialah sebagai berikut:

CuSO4 + 2Fe + H2SO4  -------->   2 FeSO4 + Cu + 2H+

5) Menghasilkan bayi tabung

Pada umumnya, pasangan yang menginginkan bayi tabung adalah pasangan yang mempunyai kendala dalam menghasilkan keturunan (infertilitas). Beberapa penyebab infertilitas yaitu tersumbatnya saluran sel telur pada istri (35%), problem antibodi, lendir ekspresi rahim tidak normal, endometriosis, dan problem sperma suami.

Untuk menjalankan proses bayi tabung, pertama-tama sperma dari orang renta yang akan dipakai untuk membentuk bayi tabung disimpan secara terjaga (melalui pembekuan) pada suatu kawasan penyimpanan khusus yang disebut bank sperma. Pengambilan sel telur dilakukan melalui teknik yang disebut laparoskopi. Bayi tabung dihasilkan melalui penyatuan atau penggabungan sel telur dan sperma secara in vitro (di dalam tabung khusus dengan kondisi sama menyerupai kondisi di dalam rahim). Setelah mengalami masa kultur beberapa waktu, zigot atau embrio ditanam di dalam rahim wanita. Embrio semakin berkembang di dalam rahim dan akibatnya perempuan tersebut sanggup melahirkan.

Sebelum memakai metode bayi tabung, untuk menolong pasangan suami-istri tidak subur dipakai teknik inseminasi buatan, yakni penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan sumbangan alat suntik. Dengan cara ini, dibutuhkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur. Namun, tingkat keberhasilannya hanya 15%.

2. Dampak Negatif Bioteknologi

Anda kini sudah mengetahui Dampak Bioteknologi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

No comments:

Post a Comment