Perpustakaan Cyber (1/4/2015) - Batik yaitu teknik pembuatan kain dengan aneka macam motif dan warna yang sudah dikenal semenjak zaman Mesir kuno. Di aneka macam potongan dunia juga berkembang teknik pewarnaan kain yang serupa dengan batik tulis masa kini. Selain di Mesir, beberapa negara ibarat Nigeria, Senegal, Jepang, India, dan Cina diketahui mempunyai teknologi yang serupa.
Sebelum perang dunia ke 1, seluruh batik di Indonesia yaitu batik tulis. Perkembangan teknologi dan ajakan yang besar menciptakan kebutuhan akan batik tulis yang pengerjaannya hanya sanggup dilakukan satu helai per tiga bulan, kurang sanggup dipenuhi secara sempurna waktu.
Pada sekitar tahun 1920 sebuah teknik gres dikenalkan. Teknik tersebut yaitu batik cap. Batik cap yaitu proses pembuatan produksi batik dengan memakai canting yang berupa cap. Pembuatan pola-polanya memakai semacam stempel yang dibuat sebelumnya. Karena proses pembuatan yang lebih gampang dan cepat, batik cap dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan batik tulis.
Cap
Untuk menciptakan motif dan gambar di kain batik, cap contoh yang terbuat dari tembaga dan dibuat sedemikian rupa dan membentuk motif tertentu diperlukan. Pembuatan batik cap tidak semudah yang dipikirkan alasannya yaitu cap mempunyai keterbatasan ukuran. Perlu keahlian khusus dalam menera kain supaya sambungan-sambungannya terlihat bagus. Hal tersebut biasa dikenal dengan nama sanggit.
Cap yang dipakai biasanya mempunyai ukuran 20 cm x 20 cm atau 24 cm x 24 cm. Ada empat jenis cap yang biasa dipakai dalam pembuatan batik cap. Yang pertama yaitu cap sanggit tumpuk. Sanggit tumpuk mempunyai sambungan dengan sisi atas, kanan, kiri dan bawah. Sisi kanan tidak sanggup disambungkan dengan sisi atas.
Yang kedua yaitu cap sanggit natabata. Sambungan terletak separuh-separuh. Bagian kiri mempunyai sambungan separuhnya lagi di bab kanan. Berikutnya yaitu sanggit kitiran. Sanggit kitiran mempunyai sisi yang sama sehingga seluruh sisi sanggup disambungkan satu sama lain. Sementara itu yang terakhir yaitu cap lepas, yang tidak mempunyai sambungan sama sekali.
Pembatikan
Kain mori disiapkan dan diwarnai dengan loyoran, pencucian, dan kemudian dikeringkan sebelum diwarnai. Jika tidak ingin diwarnai kain sanggup dibiarkan saja. Lalu kain dibatik dengan melekatkan lilin batik pada kain memakai canting cap dengan motif yang diinginkan.
Pewarnaan
Bertujuan untuk mewarnai bab yang tidak tertutup lilin batik. Untuk mewarnai batik, sanggup dipakai proses pencelupan atau coletan (diwarnai dengan kuas). Zat warna yang dipakai yaitu naphtol, indigosol, atau indathrion. Untuk mendapat dampak pelangi, sinaran, dan serat kayu, terdapat teknik tertentu ibarat penaburan soda abu, cipratan warna dan teknik-teknik lainnya.
Pelorodan
Setelah diwarnai, lilin batik atau malam akan dilepaskan dengan proses lorodan, kerokan atau remukan. Lorodan yaitu pelepasan lilin batik dengan merendamnya dalam air mendidih supaya lilin meleleh. Sementara itu kerokan yaitu melepaskan lilin dengan mengeruk lilin dengan alat cawuk. Kerokan dilakukan untuk mendapat dampak tertentu pada kain. Sementara itu remukan dilakukan dengan meremas-remas kain supaya lilin yang mengeras remuk dan gampang dilepaskan dari kain.
Penyelesaian
Penyelesaian batik mencakup pembersihan kain sekali lagi supaya higienis dari kotoran yang menempel pada kain alasannya yaitu proses pembuatan. Setelah itu kain batik dilemaskan supaya kain menjadi lebih elastis dan gampang dikenakan oleh orang-orang. Lalu kain juga diberikan kanji, dikeringkan, di press kemudian sanggup dikemas untuk dipasarkan secara luas.
Proses pembuatan kain batik cap menghabiskan waktu sebanyak 2 sampai 3 hari.
No comments:
Post a Comment