Kabut merupakan uap air yang berkondensasi sehingga seolah-olah awan yang bersahabat dengan permukaan tanah. Kabut di sini bukan berarti kabut asap ataupun kabut akhir hujan material bubuk dari gunung vulkanik, tetapi kabut yang biasa dilihat pada pagi hari. Kabut sanggup terjadi kalau kelembapan mendekati 100% dan hawa cuek terdapat di sebuah tempat. Karena itulah kabut seringkali terjadi kalau siang hari suhunya sangat panas lalu malamnya suhu turun drastis. Meskipun kelihatannya indah tetapi bahwasanya cukup berbahaya alasannya mengganggu jarak pandang para pengendara. Kabut yang terlihat tipis itu tidak sanggup ditembus oleh mata. Tak heran kalau banyak terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh kabut. Berikut ini beberapa fakta wacana kabut yang mungkin tidak Anda ketahui sebelumnya.
1. Tempat-tempat yang sering berkabut
Tempat yang paling sering terjadi kabut yaitu di Kanada, tepatnya di Grand Banks, lepas pantai pulau Newfoundland. Hal ini dikarenakan adanya pertemuan antara arus Teluk yang hangat yang berasal dari selatan dengan arus Labrador cuek dari utara.
Dararan yang disebut-sebut sebagai daratan paling berkabut di bumi yaitu Argentia, Newfoundland dan Point Reyes, California. Di sini pernah terjadi kabut lebih dari 200 hari tiap tahunnya.
2. Material Pembentuk Kabut
Seperti yang sudah disebutkan di atas, kabut terbentuk dari uap air yang mendingin di bawah titik beku. Tetapi kalau kabut terjadi di tempat industri, maka sanggup saja material pembentuk kabut tidak hanya uap air melainkan asap sehingga seringkali menimbulkan orang yang menghirupnya menjadi batuk atau sesak napas. Hal ini sanggup mengakibatkan timbulnya ozon dan banyak sekali racun lainnya dalam kabut. Karena itu, sebaiknya polusi udara dilarang sesegera mungkin semoga hal ini tidak terjadi.
Fakta wacana kabut lainnya yaitu kabut sanggup berasal dari uap air yang berasal dari laut, danau, sungai, tanah, dan bahkan tanaman.
3. Kabut sebagai Sumber Air
Hal ini terjadi di Lima, ibukota Peru, tepatnya di desa berjulukan Bellavista. Lokasi dataran tinggi menciptakan warga desa sering mengalami kekurangan air. Air pun harus dipasok dari Danau Andes yang letaknya cukup jauh. Padahal sambungan air bersihnya tidak sanggup mencapai desa, maka warga desa pun terpaksa membeli air dari truk tangki yang sangat mahal harganya. Untuk meringankan beban penduduk desa, maka muncullah inspirasi untuk panen air dari kabut. Di Bellavista sering terjadi kabut padat yang berasal dari Lautan Pasifik pada bulan Juni-November.
Untuk memanen kabut rupanya cukup mudah, yaitu memakai alat mirip jaring besar. Jaring itu diletakkan pada tiang dengan lebar 8 meter dan tinggi 4 meter. Jaring yang terbuat dari anyaman plastik ini disambungkan pada pipa-pipa kecil. Dengan begini, air dalam kabut akan tertangkap dan mengalir ke dalam tabung penyimpanan. Alat ini cukup efektif alasannya sanggup mengumpulkan sampai 568 liter air per hari sehingga sanggup memenuhi kebutuhan penduduk.
Di Indonesia kabarnya juga sedang dikembangkan alat ini. Adalah Aditya, mahasiswa UGM yang berupaya untuk mengatasi kekeringan di sebuah kota di Semarang. Air yang dipanen tentunya kabut alami yang belum tercampur dengan kabut asap.
4. Tsunami Kabut
Fakta wacana kabut lainnya yaitu kabut juga sanggup menjadi tsunami meskipun tidak berbahaya. Hal ini pernah diabadikan oleh seorang pilot helicopter dari sebuah biro wisata udara, JR Hott. Tsunami kabut pernah terjadi di Florida, tepatnya di Panama City.
No comments:
Post a Comment