Perpustakaan Cyber (10/2/2015) - Ondel – ondel merupakan seni pertunjukkan tradisional milik rakyat Betawi, Jakarta. Bahkan seni pertunjukkan ini telah menjadi ciri khas suku Betawi. Filosofi dari ondel – ondel ini sendiri yaitu sebagai nenek moyang yang selalu menjaga anak cucunya. Oleh lantaran itu, ondel – ondel juga sanggup dianggap sebagai danyang desa. Biasanya pertunjukkan ondel – ondel ditampilkan dalam aneka macam program pesta rakyat dan hajatan keluarga.
1. Sejarah
Ondel – ondel diperkirakan telah ada sebelum agama Islam masuk ke pulau Jawa. Seorang pedagang asal Inggris berjulukan W. Scot menuliskan dalam bukunya bahwa boneka mirip ondel – ondel telah ada pada tahun 1605. Dulu, fungsi boneka ini sebagai azimat atau penolak bala sehingga dulu wajah ondel – ondel terlihat sangat angker dan dianggap berisi roh halus.
2. Ukuran Ondel – Ondel
Ondel – ondel berwujud sepasang boneka besar dengan jenis kelamin laki – laki dan perempuan. Boneka tersebut mempunyai ukuran tinggi sekitar 2,5 meter dengan diameter sekitar 80 cm. Boneka ini terbuat dari anyaman bambu yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga gampang dipikul oleh si pembawanya dari dalam. Bagian wajahnya berupa kedok atau topeng dengan rambut kepala terbuat dari materi ijuk..
3. Kostum Ondel – Ondel
Bahan pakaian untuk boneka ondel – ondel yaitu 10 meter untuk setiap boneka. Ondel – ondel lelaki mengenakan pakaian berwarna gelap dengan jenis pakaian pangsi. Berbeda dengan laki – laki, boneka ondel – ondel wanita mengenakan pakaian berwarna cerah dengan motif polos atau bunga - bunga dengan model baju kurung. Ondel – ondel laki – laki wajahnya biasanya mempunyai cat merah dengan kumis melintang, alis tebal, cambang, dan jenggot.Sementara itu ondel – ondel wanita wajahnya berwarna putih atau kuning kemudian diberi riasan gincu, alis lancip, dan bulu mata lentik. Kedua boneka ini diibaratkan sebagai sepasang pengantin
4. Fungsi Ondel – Ondel
Ondel – ondel diperkirakan telah ada semenjak masuknya agama Islam. Awalnya boneka ini berfungsi untuk penolak bala dari gangguan roh halus yang bergentayangan. Namun, selesai – selesai ini pertunjukkan ondel – ondel lebih sering dipakai untuk meramaikan aneka macam pesta rakyat atau untuk menyambut tamu kehormatan
5. Alat Musik
Petunjukkan ondel – ondel tidak akan berjalan bila tidak ada iringan musik Betawi atau yang dikenal dengan sebutan tehyan. Musik tradisional khas Betawi ini menerima imbas dari China. Alat musik yang dipakai untuk mengiringi ondel – ondel tidak pasti, tergantung dari tim rombongan. Kadang ada kelompok yang memakai tanjidor atau alat musik yang berasal dari bahasa Portugis untuk kelompok orang yang bermain tangedores. Namun ada pula ondel – ondel yang memakai musik ningnong, pencak Betawi, dan rebana ketimprung. Setiap kelompok dari aneka macam kampung yang ada di Betawi memainkan jenis musik pengiring yang berbeda – beda, tergantung dari imbas meresap. Oleh lantaran itu, ondel – ondel sangat bermacam-macam jenisnya
6. Grup Ondel – Ondel
Saat ini ada beberapa kelompok yang masih aktif melestarikan seni pertunjukkan yang mulai tergerus oleh kemajuan zaman ini di antaranya yaitu ondel – ondel pimpinan Gejen yang sanggup dijumpai di Kampung Setu, ondel – ondel pimpina Lamoh di Kalideres yang diiringi dengan ningnong, bende, dan rebana ketimpring, serta ada pula ondel – ondel Beringin Sakti di Rawasari yang merupakan pimpinan Yasin.
Fakta perihal ondel – ondel memang sangat menarik mulai dari yang dulunya sebagai penolak bala sampai fungsinya ketika ini yang menjadi hiburan tradisional. Sayangnya, keberadaan ondel – ondel ketika ini semakin kurang terkenal lantaran kalah dengan budaya absurd dan generasi muda yang kurang menyadari pentingnya melestarikan kebudayaan
No comments:
Post a Comment