Sistem Pernapasan pada ikan paru-paru (Dipnoi) - Pernapasan ikan paru-paru ibarat pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru yang sanggup dipakai untuk membantu pernapasan, ialah pulmosis. Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan saluran dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah. Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini bisa bertahan hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, alasannya dia bernapas menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, ialah ikan paru-paru afrika, ikan paru-paru amerika selatan, dan ikan paru-paru queensland (Australia).
Pada beberapa jenis ikan, mirip ikan lele, gabus, gurami, dan betok mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan ekspansi ke atas dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut sanggup bertahan hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Labirin
Ikan lele, ikan gabus, dan ikan betok bisa hidup di perairan dengan kadar oksigen rendah. Hal ini dikarenakan ikan tersebut memiliki alat bantu pernapasan berupa labirin. Adanya labirin akan memperluas permukaan insang sehingga meningkatkan efisiensi pengikatan oksigen.
Anda kini sudah mengetahui Sistem Pernapasan pada Ikan Paru-paru. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustaan Cyber.
Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
No comments:
Post a Comment