Fungsi Mata : Pengertian Struktur Bagian Kelainan Anatomi - Pemandangan yang indah, program televisi yang menarik, gambar yang berwarna warni, sanggup kita nikmati alasannya yaitu adanya indra penglihatan yaitu mata. Mata merupakan salah satu organ badan yang strukturnya begitu kompleks. Organ ini mempunyai reseptor khusus yang menangkap cahaya dari luar. Reseptor ini dinamakan fotoreseptor. Pada serpihan luar mata insan terdapat serpihan yang berfungsi sebagai penjaga dan pelindung dalam acara sehari-hari. Bagian yang dimaksud, mencakup alis mata, kelopak mata, dan bulu mata yang bertugas sebagai pelindung mata dari keringat atau debu. Pada mata juga terdapat kelenjar air mata yang berfungsi menghasilkan air mata berenzim lisozim. Lihat Gambar 1.
Gambar 1. Bagian luar mata manusia |
Setiap mata yang kita miliki merupakan sebuah bola dengan diameter 2,5 sentimeter. Secara struktural, ada beberapa lapisan yang menyusunnya, yakni lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Perhatikan struktur mata pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur bola mata manusia |
Lapisan luar bola mata insan tersusun atas jaringan ikat berwarna putih, keras dan serat berlapis yang dinamakan sklera. Bila dilihat dari depan, sklera tampak sebagai mata putih. Sklera membentuk rentetan lapisan pelindung pada bola mata Pemandangan yang indah, program televisi yang menarik, gambar yang berwarna warni, sanggup kita nikmati alasannya yaitu adanya indra penglihatan yaitu mata. Mata merupakan salah satu organ badan yang strukturnya begitu kompleks. Organ ini mempunyai reseptor khusus yang menangkap cahaya dari luar. Reseptor ini dinamakan fotoreseptor.
Lapisan luar bola mata insan tersusun atas jaringan ikat berwarna putih, keras dan serat berlapis yang dinamakan sklera. Bila dilihat dari depan, sklera tampak sebagai mata putih. Sklera membentuk rentetan lapisan pelindung pada bola mata dan membentang menjadi kornea transparan pada serpihan depannya. Oleh alasannya yaitu transparan, kornea sanggup melewatkan cahaya ke dalam mata dan berperan sebagai lensa tetap. Adanya kornea menyebabkan cahaya dari luar berbelok.
Sementara pada lapisan tengahnya, bola mata insan tersusun oleh lapisan koroid. Di dalam lapisan ini terdapat pembuluh kapiler darah yang menyuplai makanan pada mata. Pigmennya amat tipis dan berwarna hitam. Fungsi lapisan koroid yakni menjaga pembelokan cahaya. Di depan koroid, terdapat serpihan yang berbentuk donat dan berwarna, yang disebut iris. Bagian tengah iris mempunyai sebuah lubang sebagai daerah masuknya cahaya yang disebut pupil. Jumlah cahaya yang masuk ke dalam pupil sanggup diatur dengan mengubah ukuran iris.
Gambar 3. Ukuran pupil dalam cahaya terperinci (a) dan cahaya remang (b) |
Di belakang iris terdapat lensa mata. Lensa mata menempel pada otot-otot bersilia dan ditahan oleh ligamen suspensori. Adanya otot-otot bersilia mengakibatkan lensa bisa berubah bentuk baik rata ataupun hampir bulat. Kemampuan mata demikian disebut akomodasi. Selain itu, lensa mata membagi mata menjadi dua rongga, yakni aqueous humor dan vitreous humor. Aqueous humor merupakan rongga mata berisi cairan bening yang berada pada serpihan depan lensa. Penyumbatan pada akses aqueous humor sanggup menimbulkan glukoma.
Keadaan ini terjadi alasannya yaitu sumbatan menaikkan tekanan pada retina sehingga mengakibatkan kebutaan. Sementara, vitreous humor merupakan bagian belakang lensa yang berisi cairan transparan ibarat jeli. Pada serpihan belakang mata, tepatnya serpihan dalam koroid mata terdapat sel-sel fotoreseptor. Bagian ini disebut retina. Pada serpihan luar bawah retina terdapat cakram optik (bintik buta), yang menghubungkan saraf optik dengan mata. Apabila impuls dari luar jatuh pada bagian ini, cahaya yang masuk tidak sanggup terdeteksi.
Penyebabnya yaitu bintik hitam yang tidak mempunyai sel-sel fotoreseptor. Sesuai bentuknya, di dalam retina
terdapat dua sel fotoreseptor yang peka terhadap cahaya, yakni sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus). Sel batang berjumlah 125 juta, berbentuk tinggi dan ramping. Sel ini mendeteksi bayangan cahaya dan bekerja dengan baik dalam cahaya remang (malam hari). Namun, sel batang tidak bisa melihat warna. Dengan kata lain, hanya warna hitam putih yang diterima. Di dalam sel batang terdapat peka cahaya yang disebut rhodopsin.
Gambar 4. Sel batang dan sel kerucut pada retina |
Rhodopsin merupakan senyawa yang terbentuk dari vitamin A dan gampang terurai kalau terkena sinar terang. Setelah sinar terperinci berganti dengan sinar gelap, pigmen rhodopsin akan terbentuk kembali. Proses pembentukan pigmen rhodopsin ini dinamakan waktu penyesuaian rhodopsin. Apabila kekurangan pigmen ini, seseorang sanggup mengalami rabun senja. Adapun sejumlah 6,5 juta sel kerucut berbentuk lebih pendek dan lebar. Selain itu, sel kerucut mengumpul di serpihan belakang, tepatnya bintik kuning atau fovea. Fovea berfungsi sebagai daerah jatuhnya bayangan pada retina.
Sel kerucut yang banyak ini bisa melihat warna dan rincian halus dalam cahaya terang. Pigmen yang terdapat dalam sel kerucut adalah iodopsin. Iodopsin merupakan senyawa antara pigmen penyerap cahaya yakni retinin dan protein membran turunan vitamin A yang disebut opsin. Sel kerucut peka terhadap rangsang warna merah, biru, dan hijau. Akibatnya, kita sanggup melihat seluruh spektrum warna dari ungu sampai merah atau kombinasi dari ketiga warna (merah, biru, dan hijau) tersebut.
Gambar 5. Proses penglihatan pada mata |
Sel kerucut sanggup rusak, sehingga sehingga seseorang yang mengalaminya tidak bisa membedakan warna suatu benda atau buta warna, baik warna merah, biru, ataupun kuning. Sebagai contoh, penderita dikromat dan monokromat. Pada penderita dikromat, sel kerucut yang dimiliki hanya dua. Sehingga, warna yang dilihatnya tidak sempurna, bisa dua warna atau kombinasinya. Penderita semacam ini dinamakan penderita buta warna sebagian. Sementara pada penderita monokromatik, tidak ada satu pun di antara ketiga warna tersebut yang dapat dilihat, hanya hitam, putih atau kelabu saja yang sanggup dilihat. Orang yang mengalaminya disebut penderita buta total.
Gambar 6. Proses kemudahan mata |
Adanya pantulan cahaya benda mengakibatkan mata kita sanggup melihat. Cahaya yang masuk ke mata akan diteruskan menuju kornea dan melewati aqueous humor. Oleh iris, cahaya yang melewati pupil diatur jumlah intensitasnya. Kemudian, cahaya diteruskan menuju lensa dan diubah bentuknya sehingga fokus pada retina. Sebelum menuju retina, terlebih dahulu cahaya melewati vitreous humor. Bayangan yang terbentuk pada retina yaitu nyata, terbalik, dan lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Sementara, rangsangan yang dibawa cahaya akan diterima oleh sel fotoreseptor. Melalui saraf optik, impuls ini dibawa menuju bagian oksipital otak. Oleh otak, bayangan diterjemahkan sesuai bentuk benda yang asli, baik dari ukuran, warna, ataupun jaraknya.
Jarak suatu benda sanggup dilihat mata alasannya yaitu dipengaruhi kontraksi dan relaksasi otot siliaris. Untuk melihat benda yang dekat, otot siliaris mata akan berkontraksi. Kontraksi otot ini mengakibatkan lensa menebal sehingga cahaya pantulan objek menjadi fokus pada retina. Sebaliknya, benda jauh sanggup dilihat mata, kalau otot siliaris berelaksasi. Sehingga, lensa memipih dan objek fokus pada retina. Seperti organ badan kita yang lain, organ indra penglihatan juga dapat mengalami gangguan atau kelainan. Selain yang telah disebutkan sebelumnya, kelainan atau gangguan indra penglihatan antara lain:
a. Mata hipermetropi atau rabun dekat,
b. Mata miopi atau rabun jauh,
c. Mata presbiopi,
d. Mata astigmatisme,
Anda kini sudah mengetahui Mata. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
No comments:
Post a Comment