Pengertian dan Proses Respirasi Anaerobik
Dalam reaksi oksidasi, tidak hanya terjadi penerimaan oksigen saja. Proses pelepasan elektron juga merupakan reaksi oksidasi. Oleh alasannya yakni itu, oksidasi tanpa oksigen masih sanggup memungkinkan terjadinya metabolisme. Berdasarkan kemampuan memakai oksigen dalam respirasi, organisme dibedakan menjadi 2 yaitu organisme aerobik (menggunakan oksigen untuk respirasi) dan organisme anaerobik (mampu melaksanakan respirasi tanpa oksigen).
Respirasi yang sanggup dilakukan dalam keadaan tanpa oksigen ini disebut respirasi anaerobik (bahasa Yunani, an = tanpa, aer = udara, dan bios = kehidupan). Sementara respirasi aerobik memakai oksigen sebagai peserta elektron terakhir, respirasi anaerobik memakai senyawa organik selain oksigen sebagai peserta elektron terakhir. (Baca juga : Katabolisme Karbohidrat)
Dalam reaksi oksidasi, tidak hanya terjadi penerimaan oksigen saja. Proses pelepasan elektron juga merupakan reaksi oksidasi. Oleh alasannya yakni itu, oksidasi tanpa oksigen masih sanggup memungkinkan terjadinya metabolisme. Berdasarkan kemampuan memakai oksigen dalam respirasi, organisme dibedakan menjadi 2 yaitu organisme aerobik (menggunakan oksigen untuk respirasi) dan organisme anaerobik (mampu melaksanakan respirasi tanpa oksigen).
Respirasi yang sanggup dilakukan dalam keadaan tanpa oksigen ini disebut respirasi anaerobik (bahasa Yunani, an = tanpa, aer = udara, dan bios = kehidupan). Sementara respirasi aerobik memakai oksigen sebagai peserta elektron terakhir, respirasi anaerobik memakai senyawa organik selain oksigen sebagai peserta elektron terakhir. (Baca juga : Katabolisme Karbohidrat)
Nah, proses perombakan senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana, dengan peserta maupun pemberi elektron atau hidrogen berupa senyawa organik disebut fermentasi. Pada kepingan sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa salah satu sifat dari glikolisis yakni sanggup terjadi secara aerob maupun anaerob. Pada keadaan aerob, piruvat hasil glikolisis sanggup melanjutkan tahapan ke siklus Krebs.
Pada keadaan anaerob, piruvat diubah menjadi produk lain ibarat etanol atau asam laktat melalui fermentasi. Oleh alasannya yakni itu, fermentasi dikatakan sebagai kelanjutan dari glikolisis. Proses respirasi dan fermentasi tersebut sanggup dilakukan pada suatu sel, tergantung pada ada tidaknya oksigen.
Pada keadaan anaerob, piruvat diubah menjadi produk lain ibarat etanol atau asam laktat melalui fermentasi. Oleh alasannya yakni itu, fermentasi dikatakan sebagai kelanjutan dari glikolisis. Proses respirasi dan fermentasi tersebut sanggup dilakukan pada suatu sel, tergantung pada ada tidaknya oksigen.
Gambar 1.1. Katabolisme glukosa pada keadaan aerob dan anaerob |
Dapatkah kita melakukan respirasi anaerobik?
Pada ketika kita berlari-lari, otot kita bekerja terlalu berat dalam melaksanakan respirasi sel. Akibatnya, jumlah persediaan oksigen dalam badan semakin mengecil. Untuk memperoleh oksigen, kita melaksanakan respirasi anaerobik melalui fermentasi asam laktat dengan mengubah piruvat menjadi asam laktat. Timbunan laktat sanggup menyebabkan otot letih dan nyeri. Nafas kita yang terengah-engah yakni upaya kita untuk mendapat pasokan oksigen kembali. (Sumber: id.wikipedia.org)
Fermentasi dibedakan menurut produknya, contohnya fermentasi alkohol (produknya alkohol) dan fermentasi asam laktat (produknya asam laktat). Penerima elektron pada proses fermentasi sanggup berupa asam piruvat, yaitu pada fermentasi asam laktat. Sementara itu, peserta elektron pada fermentasi alkohol yakni asetaldehid. Energi yang dihasilkan pada fermentasi lebih kecil dibandingkan energi hasil respirasi aerobik, yaitu 2 ATP : 38 ATP. Selanjutnya, bagaimana proses yang terjadi selama fermentasi alkohol dan fementasi asam laktat tersebut? Simaklah uraian berikut ini.
Anda kini sudah mengetahui mengenai Respirasi Anaerob. Terima kasih sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
No comments:
Post a Comment