Friday, February 14, 2020

Pintar Pelajaran Proses Pengangkutan Intravaskular Pada Tumbuhan

Proses Pengangkutan Intravaskuler pada Tumbuhan - Pengangkutan intravaskuler yakni pengangkutan melalui berkas pembuluh (xilem) dari akar menuju kepingan atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke sel-sel bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air dan garam-garam mineral disimpan untuk dipakai dalam proses fotosintesis dan transportasi. Transportasi pada trakea lebih cepat daripada transportasi pada trakeida.

(Baca: Pengangkutan pada Tumbuhan)

Ada beberapa jenis flora yang tidak memiliki trakea sehingga trakeida merupakan satu-satunya saluran pengangkutan air tanah. Tumbuhan yang tidak memiliki trakea misalnya pada flora paku dan flora berbiji terbuka. Pengangkutan air dan mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti beberapa teori sebagai berikut.

a. Teori vital

Teori vital menyatakan bahwa perjalanan air dari akar menuju daun sanggup terealisasi sebab adanya sel-sel hidup, misalnya sel-sel parenkim dan jari-jari empulur di sekitar xilem.

b. Teori Dixon Joly

Teori Dixon Joly menyatakan bahwa naiknya air ke atas sebab tarikan dari atas, yaitu saat daun melakukan transpirasi. Air selalu bergerak dari tempat berair ke daerah kering.

c. Teori tekanan akar

Teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas sebab adanya tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi sebab perbedaan konsentrasi air dalam air tanah dengan cairan pada jalan masuk xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi pada malam hari dan sanggup mengakibatkan merembesnya tetes-tetes air dari daun flora (gutasi). Perhatikan Gambar 1.

Pengangkutan intravaskuler yakni pengangkutan melalui Pintar Pelajaran Proses Pengangkutan Intravaskular pada Tumbuhan
Gambar 1. gutasi pada tepi daun
Pada dasarnya, pengangkutan air dan mineral dari tanah ke dalam flora melibatkan tiga proses sebagai berikut.


Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah ke badan flora melalui lintasan tertentu.

Air yang diangkut xilem dipakai untuk fotosintesis dan sebagian mengalami transpirasi. Laju transpirasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, contohnya kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah. Kelembapan besar lengan berkuasa terhadap laju transpirasi. Jika kelembapan udara lingkungan di sekitar flora tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada flora akan berlangsung lambat. Sebaliknya, kalau kelembapan di sekitar flora rendah, difusi air dalam ruang udara pada flora berlangsung cepat. Jika suhu lingkungan semakin tinggi maka laju transpirasi juga semakin cepat. Demikian juga kalau intensitas cahaya meningkat maka transpirasi flora meningkat. Angin cenderung meningkatkan laju transpirasi sebab angin dapat menyapu uap air yang terkumpul di bersahabat permukaan. Sementara itu, kandungan air tanah juga sanggup mempengaruhi laju transpirasi. Jika kandungan air tanah cukup banyak sehingga potensial air tanah lebih tinggi daripada di dalam sel-sel tumbuhan maka aliran air di dalam pembuluh kayu dan laju transpirasi meningkat. 

Selain pengangkutan air dan mineral dari tanah, pada tumbuhan juga terjadi pengangkutan hasil-hasil fotosintesis. Zat masakan hasil fotosintesis ditimbun sementara pada daun. Namun, banyak tumbuhan yang memiliki organ penyimpanan contohnya umbi akar. Selanjutnya, zat masakan ini mengalami pengangkutan ke bagianbagian tumbuhan lain melalui pembuluh tapis (floem). Jadi, pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis secara dua arah, yaitu dari daun ke tempat penyimpanan masakan cadangan dan ke bagian-bagian yang aktif tumbuh.

Anda kini sudah mengetahui Pengangkutan Instravaskuler. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

No comments:

Post a Comment