Thursday, August 1, 2019

Pintar Pelajaran Flora Bisa Tumbuh Dan Berkembang Tanpa Cahaya?

Tanaman Mampu Tumbuh Dan Berkembang Tanpa Cahaya? - Pada umumnya, pertumbuhan tumbuhan bergantung pada  sinar matahari. Sinar matahari tidak hanya menyediakan energi bagi tanaman, tetapi juga mengontrol tahap-tahap pertumbuhan tanaman. Tanaman mempunyai semacam “indera” untuk mengenali sinar matahari, yang disebut Fotoreseptor. Fotoreseptor ini berperan untuk mengaktifkan proses perkecambahan, perkembangan daun, pembentukan tunas dan akar, serta  pembelahan sel. Penelitian terbaru menjelaskan bahwa komponen kimia pada fotoreseptor yang berfungsi untuk menyerap cahaya memungkinkan untuk digantikan oleh suatu substansi kimia sintetis. Dimana, susbtansi ini ibarat dengan substansi kimia pada fotoreseptor. Untuk pertama kalinya, penelitian ini dilaporkan dalam jurnal The Plant Cell.

“Tanaman yang ditumbuhkan dalam kondisi gelap, tetap tumbuh dan berkembang seperti mereka berada dalam cahaya,” kata Direktur studi Tilman Lamparter dari Karlsruhe Institute of Technology (KIT).

Benih dan bibit thale cress (Arabidopsis thaliana) diberi nutrisi dengan zat sintetis berjulukan “15Ea-phycocyanobilin”. Pada sel tumbuhan, zat ini menggantikan komponen fotoaktif alami dari fotoreseptor, yang disebut “phytochromobilin”.
 Tanaman Mampu Tumbuh Dan Berkembang Tanpa Cahaya Pintar Pelajaran Tanaman Mampu Tumbuh Dan Berkembang Tanpa Cahaya?
Bibit di sebelah kanan diberi fotoreseptor sintetis dan kotiledonnya terbuka. Hal ini menandai pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan kotiledon bibit di sebelah kiri (kontrol gelap) tetap tertutup (Credit: T. Lamparter, KIT).
Masuknya zat 15Ea-PCB ke dalam tumbuhan akan mengaktifkan fotoreseptor dan tumbuhan ini dibentuk “percaya” bahwa ia tumbuh dalam kondisi  terkena cahaya. Meskipun berada dalam kegelapan, tumbuhan model akan berkecambah dan tumbuh ibarat dengan kelompok tumbuhan kontrol yang terkena cahaya. “Hal ini mengatakan bahwa untuk pertama kalinya zat kimia sintetis sanggup mengakibatkan pengaruh cahaya pada keseluruhan bab tanaman.”

Fotoreseptor sintetis mungkin menjadi alat yang berharga bagi penelitian, alasannya senyawa ini menyediakan banyak warta mengenai proses produksi senyawa kimia dibandingkan dengan metode rekayasa genetik konvensional. Selain itu, pertumbuhan dan fotosintesis juga sanggup dipelajari dengan lebih baik.

“Perkembangan sistem fotosintesis ibarat mekarnya bunga sanggup dikendalikan lebih baik di masa depan,” prediksi Lamparter. “Selain itu, temuan ini sanggup dipakai untuk industri pertanian, contohnya budidaya bunga atau produksi biomassa,” . Selanjutnya, banyak sekali penelitian direncanakan untuk mempelajari aspek yang terkait secara rinci dan lebih lanjut.

Referensi Jurnal :

Rui Yang, Kaori Nishiyama, Ayumi Kamiya, Yutaka Ukaji, Katsuhiko Inomata and Tilman Lampartera. Assembly of Synthetic Locked Phycocyanobilin Derivatives with Phytochrome in Vitro and in Vivo in Ceratodon purpureus and Arabidopsis. The Plant Cell, May 2012. doi: http://dx.doi.org/10.1105/tpc.111.094656

Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Karlsruhe Institute of Technology via Science Daily (16 Mei 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment