Perpustakaan Cyber (14/4/2015) - Kisah-kisah sejarah mengenai kerajaan yang ada di Indonesia banyak ditulis dalam bentuk kitab. Salah satu kitab yang juga banyak dibahas yaitu kitab Smaradahana. Kitab satu ini termasuk kitab sastra Jawa yang terbilang kuno. Mpu Dharmaja yaitu pujangga yang menulis kitab berjulukan kitab Smaradahana. Dalam kisahnya, kitab ini menceritakan dua tokoh yang berjulukan Dewa Kama dan istrinya yaitu, Dewi Ratih. Anda mungkin kurang begitu mengenal kitab satu ini alasannya yaitu namanya yang terdengar agak sulit diucapkan. Namun bagi para sastrawan, kitab ini termasuk kitab pemanis kisah sejarah kerajaan pada masa Jawa Kuno. Berikut yaitu beberapa fakta biar Anda lebih mengenal dari kitab Smaradahana:
1. Arti Panah Pancawisesa
Dalam kisah yang dituliskan dalam kitab Smaradahana, bahwa ilahi Siwa terkena hempasan panah yang disebut dengan panah pancawisesa. Batara Kamajaya melepas panah ini biar ilahi Siwa yang sedang bertapa mau kembali ke kahyangan. Fakta yang menarik dari panah pancawisesa ini ternyata mempunyai arti. Arti pertama yaitu biar sanggup mendengar suara-suara yang indah. Arti kedua yaitu biar mempunyai kemauan untuk makan. Arti ketiga yaitu biar indera peraba tetap dimiliki sehingga bisa meraba dengan kehalusan. Arti keempat yaitu terkait dengan indra penciuman biar bisa mencium keharuman. Dan arti yang kelima yaitu terkait dengan indra penglihatan biar bisa melihat pemandangan di sekitar.
2. Kehidupan Kembali
Fakta berikut ini terkait dengan masa kehidupan yang berlangsung. Menurut kisah dari kitab Smaradahana, kehidupan dua orang yaitu, ilahi Kama dan Dewi Ratih bisa dihidupkan kembali. Fakta ini masih berkaitan dengan fakta dari panah pancawisesa milik ilahi Kama. Dewa Siwa bisa mematahkan hempasan panah pancawisesa dan mengakibatkan ilahi Kama meregang nyawa. Dan bencana tersebut menciptakan istri ilahi Kama yaitu, Dewi Ratih tidak tinggal membisu dan ikut meregang nyawa. Kedua pasangan tersebut pun tidak terselamatkan. Namun berdasarkan fakta dari kisah kitab Smaradahana ini dewa-dewa memohonkan ampunan ilahi Kama dan dewi ratih kepada ilahi Siwa. Dan atas terkabulnya permohonan ampun maka terjadilah kehidupan kembali sosok dari ilahi Kama dan dewi Sinta. Namun bukan dalam bentuk orisinil melainkan sosok yang masuk atau akan tergambarkan dalam laki-laki maupun wanita.
3. Anak Dewa Siwa
Fakta berikut ini lebih menyerupai akhir perbuatan dari ilahi Siwa. Seakan-akan apa yang telah dilakukan oleh ilahi Siwa terhadap ilahi Kama dan dewi Ratih mendapat balasan. Fakta yang terjadi yaitu ilahi Siwa mempunyai seorang anak laki-laki yang tidak terlihat tepat dari segi fisik. Anak dari ilahi Siwa dan dewi uma mempunyai badan insan namun mempunyai kepala binatang gajah lengkap dengan belalainya. Namun fakta yang terjadi yaitu tabiat dari anak ilahi Siwa berbanding terbalik dengan ilahi Siwa. Ganesha nama anak ilahi Siwa mempunyai hati yang mulia. Fakta menarik yang tertulis dari kitab Smaradahana ini adlaah bahwa Ganesha bisa mengalahkan musuh menyerupai raksasa yang masuk ke kahyangan.
Apa yang tertulis di dalam kitab Smaradahana ini tentu mempunyai pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Kejadian yang benar-benar mengerikan namun juga mengharukan mempunyai nilai sopan santun yang dalam. Anda pun jikalau membaca kitab Smaradahana ini akan bisa memetik pelajaran mengenai tabiat seseorang yang baik dan juga kurang terpuji. Sehingga tidak heran kisah dari kitab Smaradahana juga begitu disanjung oleh beberapa jago sejarah dan sastrawan.
No comments:
Post a Comment