Friday, August 2, 2019

Pintar Pelajaran Tingkat Polusi Di Rumah Anda Dapat Jadi Lebih Tinggi Dibandingkan Sentra Perkotaan

Tingkat Polusi Di Rumah Anda Bisa Makara Lebih Tinggi Dibandingkan Pusat Perkotaan  - Sebuah studi dari University of Sheffield telah menemukan bahwa udara yang kita hirup di dalam rumah kita sendiri sanggup mempunyai kadar polutan tiga kali lebih tinggi daripada lingkungan di luar, di pusat-pusat kota dan sepanjang jalanan yang sibuk.

Peneliti dari Fakultas Teknik di University of Sheffield  mengukur kualitas udara di dalam dan di luar ruangan pada tiga bangunan daerah tinggal dengan aneka macam jenis penggunaan energi (gas vs kompor listrik). Mereka menemukan bahwa kadar nitrogen dioksida (NO2) pada rumah yang mempunyai kompor gas tiga kali lebih tinggi dari konsentrasi NO2 yang diukur di luar lingkungan rumah. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Indoor and Built Environment.

“Kita menghabiskan 90 persen waktu di dalam ruangan dan bekerja keras untuk menciptakan rumah kita hangat, kondusif dan nyaman, tapi kita jarang berpikir ihwal polusi yang kita hirup di dalam rumah,” kata Profesor Vida Sharifi  yang memimpin penelitian ini. “Energi ialah salah satu sumber polusi dalam ruangan dan dikala kita menciptakan rumah kita lebih kedap udara untuk mengurangi biaya pemanas, kita kemungkinan akan terkena tingkat polusi yang lebih tinggi dari dalam ruangan, dan mempunyai efek pada kesehatan kita.”
 Tingkat Polusi Di Rumah Anda Bisa Makara Lebih Tinggi Dibandingkan Pusat Perkotaan  Pintar Pelajaran Tingkat Polusi Di Rumah Anda Bisa Makara Lebih Tinggi Dibandingkan Pusat Perkotaan
Kualitas udara di dalam ruangan mungkin lebih jelek daripada kualitas udara di luar. (Foto: home.howstuffworks.com)
Studi yang dibiayai oleh Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC INTRAWISE Consortium) ini, membandingkan rumah di pedesaan dengan dua daerah tinggal yang berada pusat kota Sheffield dan yang berada di lokasi perkotaan pada sebelah jalan yang sibuk. Rumah pada pedesaan mempunyai kompor listrik sedangkan kedua daerah tinggal di kota memakai peralatan gas. Sampel udara diambil di luar dan di dalam properti, selama periode empat minggu.

Para peneliti, Profesor Sharifi, Profesor Jim Swithenbank dan Dr. Karen Finney, memfokuskan pengukuran pada polutan yang diketahui mempunyai efek yang merugikan kesehatan, terutama pada orang renta dan orang dengan problem pernapasan atau jantung.

Seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), senyawa organik volatil (VOC; Volatile Organic Compound) dan partikel padat yang cukup kecil untuk menembus ke dalam paru-paru (partikel yang mempunyai ukuran 2,5 mikron atau lebih kecil).

Konsentrasi partikel rata-rata yang diukur oleh tim peneliti pada dapur dari kedua daerah tinggal dengan kompor gas lebih tinggi dari tingkat partikel di luar ruangan. Saat ini belum ada pedoman yang tetapkan mengenai tingkat partikel yang kondusif di rumah.

“Meskipun penelitian kami hanya sebuah penelitian kecil, hasil dari penelitian kami menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk memilih efek perubahan desain dan gaya hidup perumahan terhadap kualitas udara di dalam ruangan.”

Referensi Jurnal:

C. C. L. Tan, K. N. Finney, Q. Chen, N. V. Russell, V. N. Sharifi, J. Swithenbank. Experimental Investigation of Indoor Air Pollutants in Residential Buildings. Indoor and Built Environment, 2012; DOI: 10.1177/1420326X12441806.

Artikel ini merupakan terjemahan goresan pena ulang dari materi yang disediakan oleh University of Sheffield, via Science Daily (14 Juni 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment