Friday, August 9, 2019

Pintar Pelajaran Selendang, Dari Ulat Sampai Masakan Dan Legenda

Perpustakaan Cyber (13/3/2015) - Tren mode belakangan ini bisa dikatakan tren mode memakai tambahan aksesoris yang cukup mencolok. Aksesoris yang dimaksud bukan ibarat anting, kalung ataupun gelang, melainkan aksesoris pelengkap ibarat scarf, pasmina ataupun selendang. Terutama selendang. Tidak hanya digunakan pelengkap aksesoris modern saja, selendang juga acap digunakan untuk beberapa program khusus. Beberapa program tersebut ibarat pelengkap busana untuk program pernikahan, untuk acara pengajian dan juga untuk program pemakaman.

Dulu, selendang hanya mempunyai sedikit warna dan modelnya pun cenderung kotak atau persegi biasa. Seiring berjalannya waktu, sekarang selendang pun sudah bertransformasi kedalam beberapa model, motif dan juga warna. Dari sekian jenis selendang, selendang sutra merupakan selendang yang paling diminati dan juga mempunyai harga yang tidak mengecewakan tinggi. Hal ini mungkin sebab pembuatannya yang cukup rumit dan bahannya yang cukup sulit untuk diolah.

Selain sebagai pelengkap busana, selendang pun mempunyai fakta perihal selendang yang  lain, yaitu menjadi sebuah minuman. Minuman yang bertemakan selendang ini cukup digemari oleh pembeli, terutama warga Jakarta. Minuman tersebut berjulukan Es Selendang Mayang. Selain menjadi tema makanan, selendang juga acap dikaitkan dengan dongeng kawasan Indonesia.


Salah satu jenis selendang yang sangat diminati kebanyakan orang ialah selendang sutra. Selendang ini terbuat dari kain sutra yang telah diolah sebelumnya. Yang menciptakan selendang dari materi sutra ini mahal ialah sumber pembuatan dan juga hasil yang diberikan oleh materi tersebut. Bahan dasar kain sutra tersebut tak lain berasal dari serat protein alami kepompong larva ulat sutra yang diternakkan.

Sebenarnya sutra juga sanggup dihasilkan dari serangga lain ibarat laba-laba, semut dan lebah. Akan tetapi, hanya serat sutra dari ulat sutra lah yang bisa dijadikan materi tekstil. Sutra dari ulat tersebut sanggup memperlihatkan hasil tekstur yang nyaman, halus, lembut dan tidak licin. Tekstur ini lah yang menciptakan selendang dari materi sutra sangat diminati oleh banyak orang.

Pembuatan kain memakai larva ulat sutra ini terbilang cukup memakan waktu. Hal pertama yang dilakukan ialah mengumpulkan sekitar 500 telur ulat sutra. Setelah itu, telur tersebut akan menetas 20 hari lalu dan menjadi larva ulat yang kecil. Larva tersebut harus dijaga semoga tidak tercemar dan diberi makan selama 18 hari. Setelah itu, larva-larva tersebut membesar dan menjadi ulat sutra dewasa.

Ulat sutra remaja ini berubah warna menjadi kekuningan dan menjadi kepompong. Setelah itu, kepompong tersebut direbus semoga larva-larva di dalamnya mati. Selanjutnya ialah menguraikan serat di dalam kepompong menjadi serat sutra. Setelah itu, serat tersebut dipintal sehingga menjadi benang sutra. Yang terakhir ialah membentuk kain sutra dengan cara memintal helaian benang sutra tersebut.

Selendang, masakan dan legenda

Selain menjadi aksesoris pelengkap busana, selendang ternyata juga digunakan sebagai tema masakan dan juga dongeng legenda. Makanan yang memakai nama selendang ini ialah Es Selendang Mayang. Minuman ini cukup terkenal di kalangan masyarakat kota Jakarta. Es Selendang Kanya ini berasal dari kawasan Betawi. Minuman ini dinamakan demikian sebab warna cerah pada minuman ini disebut Selendang dan menyebut Kanya pada warna putih yang terdapat di bawah minuman ini.

Selendang juga terkenal sebagai legenda di Indonesia. Masih ingat dengan dongeng Jaka Tarub dan 7 Bidadari? Cerita yang mengisahkan seorang cowok berjulukan Jaka Tarub ini membawa selendang menjadi benda utama dalam dongeng ini.

No comments:

Post a Comment