Kegagalan / Gangguan Mekanisme pada Sistem Imun (Kekebalan / Pertahanan Tubuh) - Sistem pertahanan badan menyerupai benteng yang melindungi tubuh dari serangan aneka macam macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan badan justru menyerang dan merusak badan itu sendiri. Keadaan semacam ini disebut dengan autoimun. Menurut beberapa penelitian, penyakit autoimun lebih banyak menyerang perempuan daripada pria, khususnya perempuan usia produktif. Penyakit ini tidak menular, namun mempunyai kecenderungan bersifat menurun. Seseorang dikatakan menderita autoimun apabila sistem pertahanan tubuhnya mengalami kesalahan. Kesalahan ini ditandai dengan penyerangan antibodi hasil sintesis badan terhadap sel, jaringan dan organ di dalam badan yang sama. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh mengalami peradangan. (Baca juga : Sistem Pertahanan Tubuh)
Autoimun pada insan kebanyakan menjadikan timbulnya penyakit. Hasil publikasi dari Lembaga Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional (NIAID) Amerika Serikat, menyatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh autoimun menyerang badan dengan cara berlainan. Misalnya, apabila autoimun terjadi di otak, maka akan menyebabkan penyakit multiple sclerosis. Kemudian, apabila autoimun terjadi di usus dapat menjadikan penyakit crohn. Beberapa jenis penyakit autoimun semakin parah apabila mengalami jerawat oleh virus, paparan sinar matahari, faktor usia, stres kronis, gangguan hormon, dan kehamilan. Hingga ketika ini, penyakit-penyakit autoimun masih sulit untuk didiagnosis, terutama pada stadium dini yang gejalanya tidak spesifik. Meski tergolong penyakit kronis, kebanyakan dokter tidak bisa meramalkan kondisi pasien penderita penyakit autoimun pada suatu waktu. Dokter hanya memperlihatkan obat-obatan tertentu dan memonitor kondisi pasien tersebut.
Anda kini sudah mengetahui Kegagalan Mekanisme pada Sistem Pertahanan Tubuh. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346
No comments:
Post a Comment