Penerapan dan Aplikasi Ilmu Kimia Terapan, Material, Pertanian, Makanan dan Obat-obatan, Contoh Produk - Tujuan ditumbuhkembangkannya ilmu Kimia ialah untuk meningkatkan taraf hidup insan melalui inovasi dan pengembangan material-material gres (new materials) sehingga tercapai kesejahteraan, kenyamanan, dan keindahan yang didambakan setiap individu. Dengan berkembangnya material-material baru, hidup terasa menjadi serba praktis, mudah, dan instan. Namun, pengembangan material gres perlu didukung oleh teknologi sehingga terjalin kolaborasi antara perkembangan ilmu Kimia dan teknologi secara sinergi.
Dalam kehidupan sehari-hari, insan sangat bergantung pada produk-produk yang mengandung komposisi kimia tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Apakah kegunaan dari senyawa kimia yang terkandung di dalam produk sehari-hari? Pelajarilah kepingan ini dengan baik agar Anda sanggup memahaminya.
A. Kimia Material
Sejak dimulainya era kimia modern pada masa ke-19, para pakar kimia telah berbagi material gres dan juga memproses material yang terdapat di alam (natural product) untuk dijadikan fiber, pelapis, perekat, dan material-material dengan sifat-sifat listrik, magnetik, dan optik tertentu. Saat ini, kita telah memasuki era millennium dengan teknologi tinggi. Teknologi ini sanggup dimanfaatkan guna menemukan dan berbagi material gres yang berguna. Beberapa contoh material gres yang sanggup memengaruhi kehidupan dan peradaban manusia pada masa kini dan akan datang, contohnya sebagai berikut.
- Display panel datar yang menggantikan tabung sinar katode (CRT) pada televisi dan monitor komputer.
- Bahan berskala nanometer (nanomaterial) yang bisa menyimpan informasi besar dengan volume kecil (seperti: hardisk, flashdisk).
- Material pengganti bagian-bagian tubuh (biomaterial), ibarat penguat (penyambung) lutut dan pinggul.
- Baterai generasi gres dan desain sel materi bakar yang memungkinkan munculnya kendaraan beroda empat bertenaga listrik yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Kristal cair merupakan materi yang sangat menarik dengan sifat-sifat di antara cairan sejati dan kristal padat. Kristal cair yang dikenal sekarang merupakan hasil pekerjaan seorang peneliti Austria, Frederick Reinitzer beberapa masa lalu. Pada beberapa tahun terakhir, kristal cair masih terus dikembangkan oleh kalangan praktisi untuk diterapkan mulai untuk sensor suhu, layar kalkulator, hingga monitor televisi dan komputer (LCD = liquid crystal display). (perhatikan Gambar 1).
Gambar 1. monitor LCD (WIkimedia Commons) |
a. Gejala Kristal Cair
Zat padat kristalin umumnya mempunyai struktur molekul yang teratur. Jika zat padat ini dipanaskan hingga mencair, gaya antarmolekul akan pecah dan molekul-molekul bergerak secara acak (random). Pada 1888, Reinitzer menemukan bahwa senyawa organik, kolesterol benzoat mempunyai sifat yang tidak wajar. Jika kolesterol benzoat dipanaskan sampai meleleh pada suhu 145 °C, terbentuk cairan ibarat susu. Pada 179 °C, cairan ibarat susu itu tiba-tiba bening. Ketika didinginkan terjadi proses sebaliknya. Pada 179°C, cairan bening bermetamorfosis seperti susu dan memadat pada 145 °C (perhatikan Gambar 2).
Gambar 2. a. Lelehan kolesterol benzoat di atas 179°C (bening) b. Kolesterol benzoat antara suhu 179°C dan 145°C, terbentuk fasa kristal cair seperti susu |
Perubahan fasa dari padat menjadi cair dari kolesterol benzoat tidak langsung, tetapi melalui fasa antarmadya dahulu. Fasa antarmadya adalah fasa kristal cair, yaitu sebagian molekul mempunyai struktur padat dan sebagian bergerak bebas ibarat cairan. Oleh lantaran beraturan sebagian, kristal cair sanggup menjadi sangat kental dan mempunyai sifat-sifat antarmadya antara fasa padat dan fasa cair. Daerah antarmadya ini ditandai oleh suhu transisi yang tegas, ibarat yang dilakukan Reinitzer. Pemanfaatan kristal cair ini didasarkan pada fakta bahwa gaya antarmolekul lemah yang mempertahankan molekul tetap bersama di dalam kristal cair. Kristal cair sangat gampang dipengaruhi oleh perubahan suhu, tekanan, dan medan magnet.
b. Jenis Fasa Kristal cair
Fasa-fasa yang terjadi pada kristal cair bergantung pada suhu. Jenis-jenis fasa kristal cair ialah sebagai berikut.
- Fasa nematik, yaitu fasa pada kristal cair yang paling sederhana dan terbentuk kali pertama ketika didinginkan. Dalam fasa ini kecenderungan molekul (orientasi) sejajar pada arah tertentu, tetapi ujung-ujungnya molekul tidak beraturan, ibarat pada cairan biasa.
- Fasa smektik, yaitu fasa kedua dari kristal cair. Bentuk orientasi smektik bisa bermacam-macam. Dua di antaranya ialah bentuk smektik A dan smektik C , ibarat yang ditunjukkan pada Gambar 3. Dalam fasa smektik terdapat orientasi yang beraturan.
- Fasa kolesterik, yaitu fasa ketiga dari kristal cair. Nama fasa diambil dari fakta bahwa kristal ini umumnya berasal dari molekul kolesterol. Pada suhu rendah, kristal cair akan membeku membentuk padatan kristalin. Orietansi molekul membentuk kisi kristal tiga dimensi yang beraturan.
Gambar 3. Jenis fasa kristal cair |
Orientasi molekul berubah secara beraturan dari bidang ke bidang membentuk susunan heliks. Jarak antara bidang dan orientasi yang sama dinamakan bumbungan (pitch, P).
Gambar 4. Pitch (P) ialah jarak bidang dengan orientasi sama. |
Fasa kristal cair kolesterol sanggup mendifraksi cahaya sangat kuat dengan panjang gelombang sebanding dengan bumbungan. Jika suhu berubah, nilai bumbungan juga berubah sehingga warna cahaya yang terdifraksi sanggup digunakan sebagai sensor suhu.
Struktur molekul kristal cair umumnya mempunyai bentuk molekul yang memanjang dan bersifat tegar. Artinya, tidak membentuk lipatan-lipatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur molekul kristal cair pada kolesterol benzoat. |
c. Prinsip Kerja Kristal Cair
Orientasi tertentu dari kristal cair sangat peka, terutama pada permukaan yang bersentuhan atau adanya medan listrik dan medan magnet. Kepekaan ini menjadi dasar penggunaan kristal cair dalam bahan layar elektronik.
Jika kristal cair nematik ditempatkan dalam suatu sel dengan orientasi tertentu, filter polarisasi ditempatkan biar hanya cahaya dengan polarisasi tertentu yang sanggup melewatinya. Tanpa medan listrik, cahaya akan dilewatkan melalui kristal cair dan filter. Cahaya ini akan direfleksikan oleh cermin sehingga tayangan yang muncul berwarna putih seperti pada Gambar 6 (a).
Gambar 6. a. Prinsip kerja kristal cair sebelum diberi medan listrik b. Prinsip kerja kristal cair setelah diberi medan listrik |
Jika medan listrik diterapkan ke dalam kepingan yang akan ditayangkan, orientasi molekul akan diperkuat dalam tempat itu dan menimbulkan perbedaan polarisasi cahaya. Cahaya yang berotasi ditahan oleh filter kedua dan pada kepingan yang akan ditayangkan muncul warna hitam, seperti pada Gambar 6 (b).
Jika medan listrik dimatikan, molekul kristal cair kembali ke orientasi semula secara cepat dan tayangan kembali putih. Jam digital, kalkulator, monitor komputer laptop, layar TV lebar, dan materi tayangan lain menggunakan aplikasi ibarat ini.
2. Polimer
Menurut Jons Jacob Berzelius, senyawa dengan rumus empiris sama, tetapi massa molekulnya berbeda dinamakan polimer. Polimer didefinisikan sebagai senyawa dengan massa molekul besar dan merupakan gabungan dari monomer-monomer pembentuknya.
Polimer yang berasal dari alam disebut polimer alam. Polimer yang dapat dibuat di laboratorium maupun diproduksi dalam jumlah besar di industri, dikenal dengan polimer sintetik.
a. Polimer Alam
Polimer yang terjadi secara alami dikenal sebagai polimer alam, seperti selulosa, protein, dan karet alam. Berikut dibahas secara lebih terperinci mengenai polimer alam.
1) Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel tanaman. Selulosa merupakan polimer yang terbentuk dari monomer β –D–glukosa melalui ikatan β (1→ 4) glikosidik. Panjang rantai beragam, dari ratusan hingga ribuan unit glukosa.
Kayu mengandung sekitar 50% berat selulosa dan kapas hampir 90% mengandung selulosa. Selulosa dari serat kayu mengandung banyak pengotor yang sanggup dimurnikan dengan cara melarutkannya ke dalam campuran NaOH dan CS2. Dalam proses pelarutan ini akan terbentuk cairan kental.
Gambar 7. Monomer selulosa (β-D-glukosa). |
Jika cairan kental itu dimasukkan ke dalam pipa berpori pada kolam asam, dihasilkan fiber selulosa yang dikenal sebagai rayon. Proses serupa digunakan untuk menciptakan film tipis selulosa yang dikenal sebagai kertas selofan.
Pada setiap monomer selulosa mengandung tiga gugus –OH yang dapat bereaksi dengan asam nitrat membentuk ester nitrat dan dikenal dengan selulosa nitrat. John Wesley Hyatt (1869) menemukan bahwa campuran selulosa nitrat dan yang dilarutkan dalam alkohol menghasilkan plastik yang dinamakan seluloid. Selulosa nitrat atau seluloid digunakan sebagai bahan baku pembuatan sisir hingga bola bilyar. Selulosa nitrat mudah terbakar sehingga dikala ini sudah banyak digantikan oleh plastik jenis lain.
2) Karet Alam
Karet alam tersusun atas satuan monomer cis–1,4–isoprena dengan panjang rantai rata-rata sekitar 5.000 satuan isoprena. Masalah utama karet alam ialah taktisitas atau cara penyusunan polimer yang teratur (isotaktik). Masalah taktisitas karet alam sanggup diselesaikan oleh Charles Goodyear (1839). Dia menemukan metode vulkanisasi karet alam dengan belerang sehingga karet alam sanggup diubah elastisitasnya. Vulkanisasi karet alam melibatkan pembentukan ikatan silang –S–S– di antara rantai poliisoprena.
Vulkanisasi karet mempunyai kegunaan untuk menghasilkan karet alam dengan derajat elastisitas sesuai harapan.
Pada vulkanisasi karet alam, penyisipan rantai-rantai pendek dari atom sulfur akan mengikat secara silang di antara dua rantai polimer karet alam. Jika jumlah ikatan silang relatif besar, polimer dari karet alam menjadi lebih tegar.
Gambar 8. Pada vulkanisasi karet alam, makin banyak ikatan silang, makin tegar karet yang terbentuk. |
Sekilas Kimia
Charles Goodyear
(1800–1860)
Charles Goodyear merupakan seorang penemu asal Amerika. Dia memanaskan karet dengan sulfur dan menemukan bahwa karet ini tetap fleksibel pada kisaran temperatur tertentu. Dia menamakan proses ini dengan"vulkanisasi", diambil dari nama dewa Romawi yang menggambarkan api (vulcan).
b. Polimer Sintetik
Hampir semua peralatan terbuat dari materi polimer, mulai dari alat-alat dapur hingga alat picu jantung buatan. Sampai dikala ini, penelitian dan pengembangan materi polimer masih terus dilakukan dalam upaya menemukan aneka penerapan materi polimer. Sesuai dengan mekanisme pembuatannya, polimer sintetik tinggi sanggup digolongkan menjadi polimer adisi dan polimer kondensasi.
1) Polimer Adisi
Polimer adisi ialah polimer yang terjadi melalui reaksi adisi, yaitu reaksi yang melibatkan senyawa yang mengandung ikatan rangkap, kemudian diubah menjadi ikatan tunggal. Contoh polimer adisi adalah polietilen (PE), polipropilen (PP), politetrafluoroetilen, polivinilklorida (PVC), dan akrilik.
a) Polietilen (PE)
Secara kimia, PE sangat inert. Polimer ini tidak larut dalam pelarut apapun pada suhu kamar, tetapi sanggup menggembung dalam cairan hidrokarbon (bensin) dan karbon tetraklorida (CCl4). PE tahan terhadap asam dan basa, tetapi sanggup rusak oleh asam nitrat pekat. Jika dipanaskan secara kuat, PE membentuk ikatan silang yang diikuti oleh pemutusan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi, tetapi tidak terdepolimerisasi. PE dibagi menjadi dua jenis, yaitu PE kerapatan tinggi (HDPE) dan PE kerapatan rendah (LDPE) ibarat di tunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. LDPE dan HDPE |
Plastik HDPE bersifat kenyal, tidak gampang sobek, dan tahan terhadap kelembapan. Bahan kimia plastik HDPE banyak digunakan untuk pembungkus, dus, isolator listrik, pelapis kabel, dan lain-lain.
Tabel 1 Sifat-Sifat Fisik Polietilen
Sifat | Polietilen | |
HDPE | LDPE | |
Dapat dipotong dengan gampang | × | √ |
Tidak pecah | √ | √ |
Dapat dilipat | × | √ |
Tenggelam dalam air | √ | × |
Menjadi lunak akhir panas | × | √ |
b) Polipropilen (PP)
Plastik PP bersifat tegar dan stabil terhadap panas, tekanan, rengkahan, dan materi kimia. Plastik PP lebih kuat dari PE. PP banyak digunakan untuk botol kemasan lantaran sanggup dibuat lebih tipis. Kursi plastik yang sanggup ditumpuk juga terbuat dari PP.
c) Politetrafluoroetilen (Teflon)
Politetrafluoroetilen tahan terhadap korosi dan pelarut organik. Dari hasil pengujian, hanya lelehan logam alkali atau alkali yang dilarutkan dalam amonia yang sanggup mendegradasi polimer ini. Politetrafluoroetilen banyak digunakan untuk insulator listrik, peralatan kimia, dan peralatan rumah ibarat pada Gambar 10. alasannya tahan terhadap air dan suhu tinggi hingga 350 °C.
Gambar 10. Teflon (Wikimedia Commons) |
Tabel 2. Produk dari Polimer Sintetik
Polimer | Produk |
PE | Kantong plastik, lembaran plastik, dan alat-alat dapur |
PP | Botol, jeriken, dan dingklik |
PVC | Pipa air, waterproof, isolasi listrik, dan rak susun |
PS (polistiren) | Kemasan (tempat minum) bantalan, dan styrofoam |
Teflon | Pot, alat dapur, dan wadah |
PMMA | Pengganti gelas/kaca |
d) Polivinilklorida (PVC)
Sekitar 20% klorin digunakan untuk menciptakan monomer vinilklorida (CH2=CHCl), sebagai materi baku plastik poliviliklorida (PVC). Substituen klorin pada rantai polimer menjadikan PVC lebih tahan terhadap api dibandingkan PE.
Plastik PVC mempunyai gaya tarik antara rantai polimer sehingga meningkatkan kekerasan plastik jenis ini. Sifat-sifat PVC dapat divariasikan sesuai fungsinya dengan cara mengubah sifat keplastisan, stabilisasi, pengisi, dan celupannya sehingga menjadikan PVC sebagai plastik serbaguna.
e) Polimetilmetakrilat (Polimer Akrilik)
Salah satu polimer akrilik ialah polimetilmetakrilat (PMMA), dikomersialkan dengan nama dagang Lucite dan Plexiglass. PMMA berupa kristal bening yang sangat ringan sehingga banyak digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lensa cahaya. PMMA yang sangat transparan digunakan untuk contact lens ibarat pada Gambar 11.
Gambar 11. PPMA digunakan untuk lensa kontak (Wikimedia Commons) |
2) Polimer Kondensasi
Polimer kodensasi yaitu polimer yang terbentuk melalui reaksi kondensasi. Reaksi ini melibatkan pembentukan senyawa tidak jenuh dari senyawa jenuh. Plastik sintetis pertama ialah bakelit, yang dikembangkan oleh Baekland (1905). Monomer bakelit merupakan hasil reaksi formaldehid (H2CO) dan fenol (C6H5OH) membentuk fenol tersubstitusi. Pada suhu di atas 100 °C, fenol-fenol ini terkondensasi membentuk polifenoksi. Polifenoksi digunakan untuk menciptakan asesoris, seperti gantungan kunci. Untuk pengerasnya digunakan katalis.
Carothers dan koleganya (1920) menemukan rumpun polimer kondensasi yang dikenal sebagai poliamida dan poliester. Poliamida diperoleh melalui reaksi diasilklorida dan diamina.
Poliester dibuat melalui reaksi alkil diasilklorida dengan dihidroksi. Reaksi polimerisasinya ialah sebagai berikut.
Fiber sintetik yang pertama dibuat ialah nilon. Fiber ini sanggup dilihat dengan cara menuangkan larutan heksametilen diamina dalam pelarut air ke dalam larutan adipoilklorida dalam pelarut CH2Cl2.
Gambar 12. Proses pembuatan nilon |
Polimer nilon-6,6 terbentuk pada antarmuka antara kedua fasa pereaksi membentuk film tipis. Jika film itu disentuh, kemudian ditarik, akan tampak serat nilon ibarat benang (perhatikan Gambar 12). Polimer tersebut dinamakan nilon–6,6 alasannya polimer dibuat dari diamin yang mempunyai enam atom karbon dan adipoil yang juga mengandung enam atom karbon.
Polikarbonat terbentuk melalui polimerisasi esterkarbonat dan suatu alkohol. Polikarbonat yang dihasilkan dipasarkan dengan nama dagang Lexan. Lexan mempunyai ketahanan tinggi terhadap panas dan cuaca sehingga banyak digunakan untuk pengaman gelas, rangka jendela, dan helm.
Sekilas Kimia
Wallace H. Carothers
Carothers memakai dua larutan kimia (asam dan diamin) untuk menciptakan nilon-6,6. Jika kedua larutan ini dipertemukan, cairan tersebut sanggup ditarik menjadi benang-benang yang lebih kuat daripada serat-serat alami. Penemuan ini memberi dukungan besar terhadap industri tekstil dan menimbulkan terjadinya revolusi dalam pabrik kain.
3. Keramik
Keramik ialah material-material padat anorganik nonlogam. Material tersebut sanggup berupa kristalin atau nonkristalin. Keramik nonkristalin mencakup gelas dan material lain dengan struktur tidak beraturan (amorf), sedangkan yang kristalin mempunyai struktur beraturan. Keramik sanggup mempunyai struktur jaringan kovalen, ikatan ion, atau gabungan keduanya. Secara umum bersifat keras, getas, dan stabil terhadap suhu sangat tinggi. Contoh umum keramik, contohnya semen, keramik cina, bata tahan api, insulator listrik, dan sparepart mesin seperti.
Bahan-bahan keramik berasal dari banyak sekali materi kimia meliputi silikat, oksida logam, karbida (karbon dan logam), nitrida (nitrogen dan logam), atau alumina (Al2O3). Simak Tabel 3. untuk mengetahui sifat-sifat materi keramik.
Tabel 3 Sifat-Sifat Bahan Keramik dengan Baja Lunak Sebagai Pembanding
Material | Titik Leleh (°C) | Kerapatan (g/cm3) | Kekerasan (Mohs) | Modulus Elastisitas | Koefisien Termal |
Al2O3 | 2050 | 3,8 | 9 | 34 | 8,1 |
SiC | 2800 | 3,2 | 9 | 65 | 4,3 |
ZrO2 | 2660 | 5,6 | 8 | 24 | 6,6 |
BeO | 2550 | 3,0 | 9 | 40 | 10,4 |
Baja lunak | 1370 | 7,9 | 5 | 17 | 15 |
a. Aplikasi Keramik
Objek-objek keramik banyak yang lebih tegar dan kuat ketika dibentuk dari adonan kompleks dua atau lebih material. Campuran seperti ini dinamakan komposit. Komposit lebih efektif dibuat melalui penambahan fiber keramik ke dalam material keramik. Pembentukan fiber keramik sanggup diilustrasikan, contohnya dengan silikon karbida (SiC) atau karborundum.
Komposit keramik secara luas digunakan sebagai alat pemotong logam. Misalnya, alumina diperkuat dengan silikon karbida yang digunakan untuk memotong dan pengeras logam paduan berbasis nikel. Material keramik juga digunakan untuk roda penggiling dan ampelas sebab memiliki kekerasan yang tinggi.
Beberapa keramik, ibarat kuarsa (kristal SiO2) merupakan piezo elektric. Kuarsa ini sanggup membangkitkan potensial listrik kalau bahan tersebut ditekan secara mekanik.
Salah satu kegunaan material keramik yang sangat terkenal adalah keramik untuk lantai (tile ceramic) dengan permukaan mengkilap. Selain memiliki nilai estetika yang indah, keramik juga sanggup melindungi panas dari bumi sehingga lantai tetap terasa dingin.
b. Keramik Superkonduktor
Superkonduktor ialah materi yang kehilangan tahanan listrik jika didinginkan hingga suhu tertentu. Ini berarti, arus listrik yang mengalir pada materi superkonduktor tidak akan kehilangan panas, tidak seperti arus listrik dalam materi konduktor biasa (banyak panas terbuang). Sekali arus dilewatkan ke dalam materi superkonduktor, secara terusmenerus listrik mengalir tanpa batas dan tanpa hambatan. Sifat menarik lainnya dari superkonduktor ialah mempunyai diamagnetis tepat yang menolak semua medan magnet secara sempurna.
Senyawa, ibarat itrium-barium-tembaga oksida (YBa2Cu3O7) bersifat superkonduktor pada 95 K dan HgBa2Ca2Cu3O8 + x mempunyai tahanan nol pada 1 atm dan 133 K. Superkonduktor dengan sifat-sifat sanggup menghantarkan arus listrik dengan tahanan nol sanggup menghemat energi di dalam banyak aplikasi, ibarat generator listrik, motor listrik, dan pada chip komputer yang lebih cepat dan lebih kecil (perhatikan Gambar 14).
Gambar 14. Struktur molekul itrium-barium-tembaga oksida (YBa2Cu3O7) |
Film tipis kali pertama dikembangkan untuk tujuan seni dekorasi seperti pada Gambar 15. Pada masa ke-17, para seniman mempelajari bagaimana mengecat pola pada objek keramik dengan larutan garam perak, kemudian dipanaskan biar garam terurai meninggalkan film tipis. Saat ini, film tipis digunakan untuk tujuan dekorasi dan proteksi, membentuk konduktor, resistor, dan jenis-jenis film lainnya dalam sirkuit mikroelektronik. Film tipis sanggup dikembangkan dari bahan-bahan meliputi logam, oksida logam, dan materi organik.
Gambar 15. Bangunan futuroscope (Prancis) dibuat dari beling yang dilapisi dengan film tipis logam untuk merefleksikan cahaya yang jatuh padanya. (a-castle-for-rent.com) |
Film tipis tidak mempunyai batasan dengan ketebalan tertentu, tetapi umumnya mempunyai ketebalan antara 0,1–300 μm. Hal ini berbeda dengan pelapisan ibarat cat dan vernis yang secara umum lebih tebal. Agar film tipis mempunyai kegunaan harus mempunyai beberapa sifat-sifat berikut:
a. harus stabil secara kimia dalam lingkungan yang diterapkan;
b. menempel baik pada permukaan yang dilapisi;
c. mempunyai ketebalan yang homogen;
d. sanggup dimurnikan secara kimia atau komposisi kimianya dapat dikendalikan;
e. memilki kerapatan imperfeksi rendah.
Film tipis sangat penting dalam mikroelektronik, terutama digunakan untuk konduktor, resistor, dan kapasitor. Film tipis secara luas digunakan sebagai pelapis optik pada lensa untuk mengurangi refleksi cahaya dari permukaan lensa, sekaligus melindungi lensa (perhatikan Gambar 16a).
Gambar 16. (a) Film tipis digunakan secara luas sebagai pelapis optik pada lensa (b) Pelapis mata bor |
Film tipis metalik dalam jangka waktu usang digunakan untuk lapisan pelindung pada logam. Biasanya diendapkan dari larutan menggunakan arus listrik (penyepuhan), ibarat lapisan perak atau krom. Permukaan peralatan dari logam dilapisi dengan film tipis keramik untuk meningkatkan kekerasannya. Misalnya, mata bor untuk baja keras dilapisi dengan film tipis titanium nitrida atau tungsten karbida (perhatikan Gambar 16b).
B. Kimia dalam Pertanian
Anda tentu akan berterima kasih kepada para ilmuwan kimia yang sudah bisa menemukan dan berbagi banyak sekali material yang sangat mempunyai kegunaan untuk meningkatkan sandang, papan, seni, dan estetika. Pada topik berikut, Anda akan banyak mengetahui peranan kimia dalam upaya meningkatkan pertanian, khususnya pupuk dan pestisida.
1. Fungsi dan Pengaruh Unsur Hara
Pada dasarnya, makhluk hidup, baik manusia, hewan, dan tanaman memerlukan masakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Tanaman mengambil masakan dari tanah. Tanah yang gembur dan subur sanggup menghasilkan tumbuhan yang subur (perhatikan Gambar 17).
Gambar 17. Pemenuhan kebutuhan unsur hara dari pupuk menjadikan tumbuhan subur. (WIkimedia Commons) |
Kesuburan tumbuhan merupakan akhir dari terpenuhinya kebutuhan berbagai senyawa dan mineral, yang disebut unsur hara. Unsur-unsur C, H, dan O sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk senyawa CO2 dan H2O. Senyawa CO2 diserap dari udara melalui klorofil daun, sedangkan H2O diserap dari tanah melalui akar. Unsur-unsur lain diserap dari tanah melalui akar.
Unsur N terdapat banyak di udara dalam bentuk N2, tetapi tidak dapat digunakan pribadi lantaran tumbuhan pada umumnya menggunakan unsur N dalam bentuk senyawa nitrat. Selain itu, pada tumbuhan kacang tanah, akarnya sanggup mengikat pribadi gas N2 dari udara. Unsur N diharapkan tumbuhan untuk pertumbuhan, terutama untuk pembentukan batang dan daun. Secara khusus, unsur N mempunyai kegunaan untuk pembentukan protein, lemak, dan enzim. Kekurangan unsur N dapat menyebabkan tumbuhan menjadi kurus dan kerdil.
Unsur lain yang banyak diharapkan ialah fosfor dan kalium. Unsur fosfor diharapkan tumbuhan untuk pembentukan akar dan asimilasi tanaman. Kekurangan unsur fosfor sanggup menimbulkan tumbuhan menjadi kerdil dan pertumbuhan juga terhambat.
Unsur kalium mempunyai kegunaan untuk pembentukan protein dan karbohidrat melalui peningkatan proses fotosintesis gotong royong dengan unsur Mg. Selain itu, unsur K sanggup memperkuat bunga dan buah sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman. Kekurangan unsur K sanggup menimbulkan daun mengerut dan keriting serta timbul bercak cokelat kemerah-merahan yang jadinya layu, mengering, dan mati.
Selama pertumbuhan, tumbuhan mengambil unsur-unsur N, P, dan K dari tanah. Tanaman yang tidak dikonsumsi oleh insan akan mati dan mengembalikan unsur-unsur tersebut ke dalam tanah. Pada lahan tanah yang tanamannya dipanen akan mengalami kekurangan unsur-unsur tersebut. Dengan kata lain, lahan pertanian sudah berkurang kesuburannya.
Pada pola pertanian tradisional, para petani menanam polongpolongan guna mengembalikan kesuburan tanah. Hal ini disebabkan akar polong-polongan bisa mengikat nitrogen dari udara dan diubah menjadi senyawa amonia dengan proteksi basil tanah. Untuk lahan sangat luas, pola tradisonal dinilai kurang ekonomis. Sebagai upaya pengganti penyediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, pakar kimia mengembangkan material, dinamakan pupuk.
2. Pupuk Buatan
Tujuan pemupukan ialah untuk menyempurnakan kebutuhan unsur-unsur hara bagi tanaman. Kegiatan pemupukan yang dilakukan insan bertujuan untuk menyempurnakan unsur hara yang terkandung di dalam tanah dan bermanfaat bagi tanaman.
Gambar 18. Kegiatan pemupukan pada lahan pertanian. (Wikimedia Commons) |
a. Pupuk Nitrogen
Jenis pupuk nitrogen yang banyak digunakan ialah pupuk urea dan pupuk ZA (amonium nitrat). Kadar nitrogen dalam pupuk urea sekitar 46,7%. Kadar ini cukup tinggi untuk tumbuhan sehingga penggunaan urea harus tepat. Agar gampang dalam penggunaan pupuk nitrogen perlu diubah dari bentuk padat menjadi pelet ibarat pada Gambar 19.
Gambar 19. Pupuk nitrogen padat di ubah menjadi pelet sehingga gampang disemprotkan. |
Tabel 4. Kadar Nitrogen dalam Pupuk
Pupuk | Kadar Nitrogen |
Urea | ±45% |
ZA | ± 20% |
Urea diproduksi melalui reaksi antara amonia dan karbon dioksida pada suhu 140 °C dan tekanan 100 atm. Persamaan reaksinya:
2NH3(g) + CO2(g) → NH2CONH2(s) + H2O(l)
Dalam air, urea bersifat netral dan gampang larut. Urea dikonsumsi oleh tumbuhan tidak langsung, tetapi harus diubah dulu menjadi senyawa nitrat oleh basil tanah. Pupuk ZA dihasilkan dari reaksi antara amonia dan asam nitrat, persamaan reaksinya:
NH3(g) + HNO3(aq) → NH4NO3(s)
Pupuk ZA sanggup dikonsumsi pribadi oleh tanaman. Akan tetapi, kendalanya dalam air, pupuk ZA bersifat asam sehingga tanah menjadi asam. Oleh lantaran itu, pupuk ZA kurang tepat digunakan sebagai pupuk dasar, kecuali dicampur dengan kapur biar tanah menjadi netral.
Kedua jenis pupuk nitrogen tersebut memakai materi baku amonia. Di industri, amonia disintesis dari gas nitrogen yang berasal dari udara. Hal ini memperlihatkan alam merupakan sumber materi industri pupuk yang salah satunya siklus nitrogen ibarat pada Gambar 20.
Gambar 20. Siklus nitrogen di udara |
b. Pupuk Fosfor
Sumber utama untuk pembuatan pupuk yang mengandung unsur fosfor ialah deposit batuan yang mengandung fosfat, yaitu kalsium fosfat (Ca3PO4). Batuan fosfat tidak digunakan pribadi sebagai pupuk karena tidak larut dalam air. Batuan fosfat terlebih dahulu diolah dengan menambahkan asam sulfat untuk mengubah bentuk ion PO43– menjadi bentuk ion H2PO4–. Reaksi kimianya:
Ca3(PO4)2(s) + 2H2SO4(aq) + 4H2O(l) → Ca(H2PO4)2(s) + 2(CaSO4.2H2O)(s)
Pupuk fosfor yang dibuat dengan cara di atas disebut pupuk superfosfat. Di pasaran, dikenal dengan nama pupuk ES (Enkel Superfosfat). Pupuk ES berupa padatan berwarna keabu-abuan. Pupuk ini kurang diminati petani lantaran mahal dan kadar fosfornya rendah. Jika asam yang digunakan sebagai pereaksi ialah asam fosfat (H3PO4) maka reaksi yang terjadi:
Ca3(PO4)2(s) + 4H3PO4(aq) → 3Ca(H2PO4)2(s)
Pupuk yang terbentuk dinamakan pupuk TSP (Tripel Superfosfat). Pupuk TSP berupa butiran yang gampang larut dalam air. Oleh lantaran itu, agar pupuk ini tidak ikut terbawa air hujan, pemakaiannya harus dikubur dalam tanah agak dalam.
Pupuk fosfat sanggup juga diproduksi dalam bentuk senyawa yang mengandung nitrogen, yaitu senyawa amonium fosfat [(NH4)H2PO4 dan (NH4)2HPO4]. Pupuk ini dibuat melalui reaksi amonia dan asam fosfat.
Tabel 5 Kadar Fosfor dalam Pupuk
Pupuk | Kadar Fosfor |
ES | ±20 % |
TSP | ± 50 % |
c. Pupuk Kalium
Jenis pupuk kalium yang beredar di pasaran dikenal dengan nama pupuk KCl dan pupuk ZK. Pupuk ZK ialah senyawa kalium sulfat (K2SO4). Kedua jenis pupuk ini berbentuk butiran berwarna putih. Di pasaran, kedua pupuk ini dibedakan berdasarkan kadar kaliumnya karena kedua pupuk ini tidak murni, tetapi mengandung pengotor. Kadar kalium dalam kedua pupuk tersebut sanggup dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kadar Kalium dalam Pupuk
Pupuk | Kadar Kalium |
ZK 90 | ±45 % |
ZK 96 | ± 50 % |
KCl 80 | ± 50 % |
KCl 90 | ± 53 % |
Selain pupuk yang mengandung satu macam unsur hara, masih ada jenis pupuk lain yang merupakan adonan unsur-unsur hara ibarat pupuk NP (mengandung unsur N dan P) dan pupuk NPK (mengandung unsur N, P, K). Komposisinya sanggup dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Beberapa Jenis Pupuk Campuran
Jenis Pupuk | Diamofos | Sendawa | NPK | Nitrofoska | Rustika |
Kadar N (%) | 20 | 13 | 15 | 16 | 15 |
Kadar P (%) | 50 | – | 15 | 16 | 15 |
Kadar K (%) | – | 44 | 10 | 21 | 15 |
Oleh lantaran unsur K berperan dalam proses fosforilasi bersama-sama dengan unsur Mg maka industri pupuk menciptakan pupuk adonan yang mengandung unsur Mg. Misalnya, pupuk kalium magnesium sulfat yang mengandung sekitar 25% K dan 10% Mg.
Pupuk yang harus digunakan oleh petani bergantung pada kesuburan tanah dan jenis tumbuhan yang akan diberi pupuk. Oleh alasannya itu, sebelum menggunakan pupuk tertentu perlu mengetahui dulu kesuburan tanah (kadar unsur hara yang terdapat dalam tanah) dan jenis tumbuhan yang akan ditanamnya.
Untuk itu, para petani tradisional perlu diberi penyuluhan tentang pemakaian jenis pupuk dan penyuluh perlu meneliti terlebih dulu kadar unsur hara yang terdapat di dalam tanah biar jenis pupuk (kadar unsur hara dalam pupuk) yang akan diberikan cocok dengan jenis tanaman yang akan ditanamnya.
3. Pestisida
Hama bersaing dengan insan untuk mendapat masakan yang ditanam oleh para petani. Oleh lantaran itu, kalau petani ingin meningkatkan hasil produksinya maka petani harus mengurangi atau membasmi hama tanaman.
Pakar kimia telah berbagi material untuk mengatasi masalah hama, yaitu dengan cara memakai pestisida. Pestisida berasal dari kata pest (perusak) dan cide (membunuh) sehingga kata pestisida dapat diartikan sebagai membunuh perusak. Pestisida ialah zat kimia yang berfungsi mencegah, mengendalikan, atau membunuh serangga (insektisida), flora (herbisida), dan jamur (fungisida).
Penggunaan pestisida makin marak semenjak ditemukannya senyawa yang disebut DDT (diklorodifenil-trikloroetan). DDT merupakan senyawa organik yang mempunyai kemampuan untuk membunuh insektisida, dengan struktur kimia ibarat berikut .
Kali pertama DDT ditemukan oleh Othmar Zeidler pada 1874. Pada waktu itu belum diketahui manfaatnya. Setelah 65 tahun kemudian, diketahui oleh Paul Mueler bahwa DDT sanggup membunuh serangga. Pada 1942, sebuah perusahaan tempat Mueler bekerja memproduksi DDT dan dikirim ke Amerika untuk diuji coba. Pada 1984, Mueler mendapat Hadiah Nobel atas inovasi tersebut. Sejak perang dunia II, DDT digunakan secara luas untuk berbagai tujuan, seperti:
a. menghentikan wabah penyakit yang disebarkan melalui serangga, seperti malaria, demam kuning, dan tifus;
b. membunuh hama tumbuhan kapas sehingga pada dikala itu produksi kapas menjadi melimpah.
Setelah diketahui manfaat DDT bagi pertanian, pestisida jenis lain mulai banyak diteliti dan dikembangkan. Penggunaan pestisida harus hati-hati alasannya pestisida yang beredar di pasaran boleh jadi:
a. mengganggu kesehatan manusia;
b. merusak atau mengganggu sistem ekologi lingkungan;
c. menimbulkan maut bagi serangga tertentu yang justru dibutuhkan untuk membantu kesuburan tanah, ibarat basil nitrifikasi.
a. Penggolongan Pestisida
Berdasarkan tingkat toksisitas (racun) dan kegunaannya, pestisida dikelompokkan ke dalam empat golongan, yaitu golongan A, golongan B, golongan C, dan golongan D.
1) Pestisida golongan A
Pestisida digolongkan ke dalam kelompok ini didasarkan pada fungsinya, yaitu sebagai insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida. Isektisida ialah jenis pestisida yang berfungsi mencegah dan membasmi serangga. Isektisida juga digunakan di rumah-rumah untuk membasmi nyamuk, kecoa, laba-laba, dan sejenisnya. Contoh insektisida: DDT, aldrin, paration, malation, dan karbaril. Namun, dikala ini penggunaan produk tersebut dalam rumah tangga telah dibatasi.
Herbisida ialah jenis pestisida yang berfungsi mencegah dan membasmi tumbuhan yang merugikan petani ibarat alang-alang dan rumput liar. Contoh herbisida: 2,4–D, 2,4,5–T, pentaklorofenol, dan amonium sulfonat.
Fungisida ialah pestisida khusus untuk jamur. Selain racun bagi jamur, juga sanggup digunakan untuk racun tumbuhan dan racun serangga. Contoh fungisida ialah organomerkuri dan natrium dikromat.
Rodentisida ialah pestisida khusus untuk membasmi tikus. Contoh rodentisida ialah senyawa arsen.
2) Pestisida Golongan B
Pestisida digolongkan ke dalam golongan B didasarkan pada jenis bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Jenis-jenis pestisida yang digolongkan berdasarkan cara ini sanggup dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pestisida Golongan B
Pestisida | Bahan |
Organik | Kimia organik |
Anorganik | Kimia anorganik |
Organoklor | Senyawa karbon mengandung klor |
Organofosfat | Senyawa karbon mengandung fosfat |
Karbamat | Senyawa karbon mengandung asam karbamat |
Fumigan | Racun berasap |
Mikrobial | Bahan kimia dari mikroorganisme |
Botanikal | Bahan kimia tumbuhan |
a) Organoklor
Selain DDT, jenis pestisida yang tergolong terklorinasi ialah aldrin, dieldrin, heksaklorobenzena (BHC), 2,4-D dan 2,4,5-T. Aldrin dan dieldrin digunakan sebagai racun serangga (insektisida), sedangkan 2,4-D dan 2,4,5-T digunakan sebagai racun tumbuhan (herbisida).
b) Organofosfat
Senyawa pestisida yang mengandung fosfat di antaranya paration dan malation. Kedua senyawa ini tergolong insektisida.
Paration sangat efektif digunakan untuk mencegah hama pengganggu buah-buahan, tetapi pestisida ini sangat beracun bagi manusia. Berbeda dengan paration, malation sangat efektif untuk serangga tertentu dan efek racunnya tidak terlalu kuat bagi manusia.
c) Karbamat
Contoh dari pestisida yang mengandung karbamat ialah isopropil N-fenilkarbamat (IPC), sevin, dan baygon.
Isopropil N–fenilkarbamat digunakan sebagai herbisida terutama untuk mengontrol pertumbuhan rumput tanpa memengaruhi tanaman utama. Adapun sevin dan baygon tergolong insektisida.
3. Pestisida Golongan C
Pestisida digolongkan ke dalam golongan C didasarkan pada pengaruhnya terhadap hama. Beberapa jenis pestisida berdasarkan golongan ini terdapat pada Tabel 9.
Tabel 9. Pestisida Golongan C
Jenis | Pengaruh |
Repelant | Dapat menjauhkan serangga |
Defoliant | Dapat menggugurkan daun |
Perencat | Dapat menggagalkan pertumbuhan |
Pestisida sanggup juga digolongkan berdasarkan cara tindakannya terhadap hama. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 10. Pestisida Golongan D
Jenis Racun | Pengaruh / Efek |
Racun perut | Membunuh kalau tergoda |
Racun sentuh | Membunuh kalau menyentuh kulit |
Racun sistemik | Membunuh kalau masuk ke dalam sistem organisme |
Racun pracambah | Membunuh terhadap benih |
b. Pengendalian Pestisida
Pestisida yang digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian dapat menyebar dan mencemari tempat lain. Jika hal ini terjadi, pestisida dapat meracuni ikan dan merusak ekologi lingkungan. Pestisida sanggup juga terakumulasi pada makhluk hidup. Konsentrasi pestisida pada mahluk hidup sanggup berlipat ganda akhir berbagai aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan, pestisida yang mencemari lingkungan sanggup terakumulasi melalui alur ibarat pada diagram berikut.
Gambar 21. Diagram alir pencemaran pestisida |
Dengan demikian, penggunaan pestisida harus selalu mengikuti petunjuk yang benar demi menghindari keracunan terhadap pengguna atau masyarakat umum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika menggunakan pestisida ialah sebagai berikut.
(a) Kenali jenis hama atau penyakit tumbuhan yang akan dibasmi.
(b) Kenali keunggulan dan kelemahan setiap pestisida yang terpilih.
(c) Ikuti hukum pemakaian pestisida yang terpilih dan pastikan pemakaiannya tidak mengancam lingkungan sekitarnya.
C. Kimia dalam Makanan dan Obat-Obatan
Disadari atau tidak, sejumlah zat kimia telah banyak Anda konsumsi baik pribadi atau tidak langsung. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara pribadi contohnya zat aditif pada makanan. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara tidak pribadi contohnya pupuk dan pestisida. Kebanyakan masakan yang diproduksi dalam skala industri biasanya mengandung zat-zat aditif yang ditambahkan pribadi kepada makanan. Zat-zat tersebut mempunyai kegunaan sebagai penambah aroma, cita rasa, pengawet, maupun pewarna.
1. Zat Aditif pada Makanan
Untuk menghasilkan masakan yang berkualitas, para jago kimia berusaha menciptakan zat aditif makanan. Zat aditif masakan ialah zat kimia yang tidak biasa dimakan secara langsung, tetapi ditambahkan ke dalam masakan untuk menghasilkan sifat dan rasa tertentu, ibarat cita rasa, bentuk, aroma, warna, dan tahan usang (awet).
Berbagai zat aditif tradisional sudah semenjak dulu digunakan untuk meningkatkan kesempurnaan makanan. Misalnya, masakan dicampur dengan rempah-rempah guna membangkitkan selera makan sebab rempah-rempah sanggup meningkatkan cita rasa pada makanan. Dengan berkembangnya banyak sekali jenis masakan dan teknologi makanan, berkembang pula zat aditif buatan yang diolah secara kimia. Zat aditif yang ditambahkan ke dalam masakan sanggup dicampur langsung ke dalam masakan yang sudah diproses atau ketika masakan itu diproses, bahkan ketika masakan siap saji.
a. Pemanis Buatan
Pada mulanya, penggunaan suplemen buatan diberikan kepada konsumen yang menghindari konsumsi gula berkalori tinggi, seperti penderita diabetes dan kegemukan. Seiring dengan berkembangnya konsumsi terhadap makanan, produk masakan kini banyak mengandung pemanis buatan. Pemanis masakan tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula aren (kelapa). Pemanis buatan yang diizinkan oleh Depkes (Departemen Kesehatan) ialah sakarin, aspartam, dan sorbitol.
Sakarin ialah senyawa turunan benzena berupa kristal putih yang hampir tidak berbau. Rasa anggun sakarin 800 kali dari rasa anggun gula tebu. Sakarin ditambahkan ke dalam minuman atau biskuit dengan dosis tidak melebihi 1 g per hari.
Aspartam berupa serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Rasa anggun aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan gula tebu. Untuk setiap kg berat badan, jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya ialah 40 mg. Aspartam sangat dianjurkan untuk tidak ditambahkan ke dalam masakan anak-anak, terutama yang sudah mengandung sodium glutamat (vetsin).
Bahan suplemen lain yang dibolehkan pemakaiannya antara lain adalah siklamat dan sorbitol. Di Amerika Serikat, garam-garam siklamat sudah dilarang penggunaannya alasannya berpotensi karsinogen (penyebab kanker). Hasil metabolisme siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen.
b. Pengawet Buatan
Penambahan zat pengawet pada masakan mempunyai kegunaan untuk melindungi makanan biar tidak cepat membusuk dan sanggup bertahan dalam kurun waktu usang tanpa mengurangi nilai gizi maupun rasanya. Jenis bahan pengawet sanggup berupa zat organik maupun zat anorganik. Bahan pengawet berperan dalam menghambat proses fermentasi, pengasaman, dan proses penguraian lain akhir adanya mikroorganisme dalam makanan.
Bahan-bahan pengawet yang banyak digunakan ialah belerang dioksida, asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, senyawa kalium dan natrium dari nitrat atau nitrit. Kuantitas materi kimia pengawet yang diizinkan bergantung pada jenis masakan yang diawetkan. Asam benzoat berfungsi mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri. Pemakaian asam benzoat dengan kadar >250 ppm dapat memberikan imbas samping berupa alergi. Pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi pada lambung dan susukan pencernaan.
Asam propionat sanggup digunakan untuk mencegah hama berupa binatang kapang yang menyerang roti dan camilan anggun kering, sedangkan asam sorbat digunakan untuk mencegah kapang dalam keju.
c. Antioksidan
Bahan tambahan masakan yang lain ialah zat yang berperan sebagai antioksidan dan anti kempal atau penstabil. Zat antioksidan ialah zat yang berfungsi untuk mencegah oksidasi pada makanan. Contoh zat antioksidan: asam askorbat, asam sitrat, butilated hidroksi anisol (BHA), butilated hidroksi toulena (BHT), paraben (p-hidroksibenzoat), dan propilgalat.
Makanan pada umumnya tidak stabil. Contoh, kalau lemak atau minyak dibiarkan di udara terbuka maka akan teroksidasi dan menimbulkan amis tengik. Reaksi oksidasi ini menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil sehingga merusak materi makanan. Bahkan sanggup menimbulkan racun terhadap makanan. Masalah oksidasi sanggup diatasi dengan menambahkan zat antioksidan ke dalam materi makanan. Bahan tersebut berfungsi menghambat oksidasi pada makanan.
Zat anti kempal ialah zat yang bisa mencegah terjadinya penggumpalan materi masakan berbentuk serbuk. Contoh zat anti kempal yaitu kalium silikat, silikon dioksida, dan kalsium fosfat. Beberapa zat tertentu pada masa kemudian pernah digunakan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi sesudah dikaji lebih banyak bahayanya dibandingkan keuntungannya sehingga zat-zat tambahan masakan tersebut dilarang penggunaannya.
Beberapa zat tambahan yang dilarang, yaitu boraks dan turunannya; asam salisilat dan garamnya; formalin; kalium klorat; dulsin; minyak nabati yang dibrominasi; dietil pirokarbonat; nitropirazon; dan klorampenikol.
d. Pewarna Makanan
Pewarna dari materi alam jumlahnya sangat terbatas dan pada saat makanan diolah, pewarna dari materi alam biasanya pudar. Selain itu, pewarna materi alam tidak tahan usang lantaran pembusukan. Pewarna buatan bertujuan menjadikan masakan seperti memiliki banyak warna dan menimbulkan daya tarik tersendiri. Pewarna buatan umumnya berasal dari senyawa aromatik diazonium.
Beberapa pewarna buatan yang diizinkan oleh Depkes untuk ditambahkan ke dalam masakan sanggup dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pewarna Makanan yang Diizinkan Oleh Depkes
Nama | Nama Niaga |
Amaran | Food red 2 |
Biru berlian | Food blue 2 |
Eritrosin | Food red 3 |
Hijau FCF | Food green 3 |
Indigotin | Food blue 1 |
Hijau S | Food green 4 |
Beberapa pewarna berbahaya dan tidak boleh penggunaannya karena berpotensi menimbulkan karsinogen, yaitu auramin (merek dagang, basic yellow 2), ponceau 3R (solvent yellow 5), sudan I (food yellow 14), dan
rhodamin B (food red 15).
Tabel 12. Pewarna Makanan yang Dilarang
Nama | Nama Niaga |
Auramin | Basic Yellow 2 |
Ponceau 3R | Solvent Yellow5 |
Sudan I | Food yellow 14 |
Rhodamin B | Food red 15 |
Selain pewarna makanan, ada juga zat pemutih makanan, seperti hidrogen peroksida, benzoil peroksida, kalium iodat, dan aseton peroksida. Zat pemutih ini mempunyai kegunaan memperbarui warna masakan tanpa merusak komposisi materi makanan. Tepung yang masih gres biasanya berwarna kuning kecokelatan. Untuk itu, zat pemutih ditambahkan ke dalam tepung biar tampak putih dan menarik. Hidrogen peroksida digunakan untuk memutihkan warna susu yang akan dijadikan keju. Selain itu, juga digunakan untuk memutihkan kulit sapi dan mengembangkannya menjadi materi kerupuk kulit.
e. Pecita Rasa dan Aroma
Zat pemberi aroma atau pecita rasa (zat penambah cita rasa) pada makanan ialah zat yang sanggup memberikan, menambah, dan mempertegas rasa serta aroma suatu produk makanan. Misalnya, zat pecita rasa buatan ibarat monosodium glutamat atau vetsin. Zat ini tidak mempunyai cita rasa kalau dimakan langsung, tetapi dapat menimbulkan cita rasa khas kalau ditambahkan ke dalam makanan.
Vetsin ialah asam amino karboksilat yang diharapkan tubuh untuk membentuk protein. Namun, pemakaian vetsin yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit bagi manusia, khususnya pada bayi dapat menimbulkan kerusakan otak.
Pecita rasa buatan biasanya digunakan untuk mengembalikan rasa yang hilang selama masakan diproses. Kebanyakan pecita rasa berasal dari senyawa kimia golongan ester. Senyawa ester paling banyak digunakan untuk pecita rasa dan pemberi aroma buah-buahan. Beberapa senyawa ester yang biasa ditambahkan ke dalam minuman ringan di antaranya, yaitu:
- benzaldehida ditambahkan ke dalam minuman biar mempunyai rasadan aroma ibarat buah lobi-lobi;
- etilbutirat ditambahkan ke dalam minuman biar mempunyai rasa danaroma ibarat buah nanas;
- oktil asetat ditambahkan ke dalam minuman biar mempunyai rasa danaroma ibarat buah jeruk;
- amil asetat ditambahkan ke dalam minuman biar mempunyai rasa dan aroma ibarat buah pisang;
- amil valerat ditambahkan ke dalam minuman biar mempunyai rasa dan aroma ibarat buah apel.
2. Kimia Obat-obatan
Pada umumnya, obat-obatan yang diproduksi sanggup dikelompokkan ke dalam obat analgesik, antibiotik, psikiatrik, dan hormon. Hampir setengah dari obat-obatan yang telah diproduksi berasal dari flora dan mikroorganisme yang diolah secara kimia. Sisanya berasal dari hasil racikan materi kimia yang disebut obat sintetik. Teknik pengobatan menggunakan prinsip kimia disebut chemoteraphy.
Selain obat-obatan yang dikembangkan secara kimia, terdapat obat-obatan tradisonal. Obat tradisonal ialah obat-obatan yang diperoleh dari sumber alam tanpa diproses secara kimia. Obat tradisional biasanya
diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau mineral alam.
a. Zat Analgesik
Analgesik ialah sejenis obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Jika Anda merasa sakit fisik, otak akan mengeluarkan zat kimia yang disebut analgesik. Dengan berkembangnya ilmu Kimia dan Farmasi, para pakar berhasil menemukan struktur molekul analgesik dan mampu membuat analgesik tiruan. Obat analgesik dipasarkan dan dikemas dengan nama dagang tertentu, ibarat aspirin, parasetamol, dan kodeina.
1) Aspirin
Pada masa ke-19, asam salisilat berhasil diekstrak dari pohon willow. Asam ini digunakan untuk menurunkan deman. Akan tetapi, karena rasanya pahit maka perusahaan Bayer menciptakan obat yang sejenis yaitu asetil salisilat atau nama dagangnya aspirin. Aspirin berfungsi mengurangi rasa sakit, ibarat sakit kepala atau sakit gigi. Aspirin juga sanggup digunakan untuk menurunkan suhu tubuh. Akan tetapi, untuk mengurangi rasa sakit, penggunaan aspirin harus hati-hati alasannya materi ini sanggup melukai dinding usus dan mempunyai sifat candu (ketagihan).
2) Parasetamol
Parasetamol dipasarkan kali pertama dengan nama dagang panadol. Parasetamol mempunyai kegunaan yang sama ibarat aspirin, yaitu mengurangi rasa sakit. Namun, parasetamol tidak begitu berbahaya kalau dibandingkan dengan aspirin sebab parasetamol tidak melukai dinding usus.
3) Kodein
Kodein ialah salah satu materi kimia aktif yang terdapat dalam madat atau candu. Pengaruh kodeina sama ibarat morfin, yaitu digunakan untuk mengurangi rasa sakit, tetapi morfin sanggup menimbulkan ketagihan, sedangkan kodein tidak menimbulkan ketagihan.
Kodein merupakan salah satu senyawa kimia yang ditambahkan ke dalam obat sakit kepala atau obat batuk biar pasien menjadi ngantuk. Pengaruh kodein lebih kuat dibandingkan aspirin. Selain itu, kodein dapat juga bertindak sebagai depresan, yaitu sanggup mengurangi sebagian aktivitas otak dan saraf.
Pemakaian kodein dalam takaran tinggi dan dalam kurun waktu lama dapat menimbulkan ketagihan, ini sanggup mengancam kesehatan. Kodein dosis tinggi menimbulkan penglihatan kurang terang, tingkah laku seperti orang mabuk, dan bingung.
b. Zat Antibiotik
Antibiotik ialah materi kimia yang sanggup membunuh basil atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berjangkit di dalam tubuh. Pada umumnya, zat antibiotik yang digunakan berasal dari bakteri Penicilium dan basil Streptomyces. Mikroorganisme yang dapatmenghasilkan antibiotik umumnya hidup di dalam tanah.
Ada beberapa jenis antibiotik yang beredar di pasaran, seperti antibiotik yang sanggup membunuh banyak sekali jenis basil (memiliki spektrum luas), tetapi ada juga antibiotik yang bertindak secara khusus terhadap bakteri tertentu. Oleh alasannya itu, antibiotik tidak boleh dijual bebas, tetapi harus dengan resep dokter.
Antibiotik yang baik ialah antibiotik yang bisa membunuh bakteri, tetapi tidak merusak jaringan sel dalam tubuh. Antibiotik dapat dikonsumsi secara pribadi melalui pencernaan (dalam bentuk pil atau tablet) atau sanggup juga disuntikkan ke dalam tubuh pasien.
Zat antibiotik tidak baik dikonsumsi kalau tidak sakit alasannya bakteri memiliki kemampuan untuk memproduksi zat yang kebal terhadap antibiotik itu. Pada akhirnya, kalau Anda sakit akhir basil tersebut maka antibiotik yang dikonsumsi tidak bisa membunuh bakteri tersebut dikarenakan telah kebal terhadap zat antibiotik.
1) Penisilin
Pada mulanya, penisilin hanya sanggup dihasilkan dari mikroorganisme Penicilium. Saat ini, beberapa jenis penisilin sudah sanggup disintesis. Penisilin efektif untuk membunuh basil Staphylococci. Penyakit yang dapat disembuhkan dengan antibiotik ini di antaranya gonorhoe, sifilis, dan radang paru-paru (pneumonia).
Setelah dikaji cukup lama, jadinya diketahui bahwa kepingan aktif dari penisilin ialah asam 6–amino–penicillamat, disingkat dengan 6-apa. Sejak ditemukan kepingan aktif ini, banyak sekali jenis antibiotik sintetik telah dibuat berdasarkan struktur molekul 6–apa.
Pada umumnya, penisilin merupakan obat antibiotik yang kondusif untuk dikonsumsi, tetapi ada juga sebagian pasien yang alergi terhadap penisilin. Pasien ibarat ini biasanya setelah mengonsumsi penisilin merasa gatal-gatal dan kulit menjadi bercak merah. Jika ini terjadi maka pengobatan dengan penisilin harus dihentikan.
2) Streptomisin
Penisilin sanggup membunuh banyak sekali jenis bakteri, tetapi penisilin tidak berpengaruh terhadap basil ibarat Tuberculosis dan beberapa bakteri lainnya. Untuk mengatasi basil penyebab TBC digunakan antibiotik lain, yaitu streptomisin. Streptomisin ialah antibiotik untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri Tuberculosis (TBC). Streptomisin dihasilkan oleh mikroorganisme genus Streptomyces.
Streptomisin tidak boleh dikonsumsi melalui pencernaan lantaran dapat melukai dinding usus sehingga obat ini harus diberikan kepada pasien melalui penyuntikan. Efek samping dari streptomisin umumnya demam, kulit bercak, muntah, dan sakit tenggorokan.
Beberapa jenis basil bisa beradaptasi dan kebal terhadap antibiotik, yang digunakan selama pengobatan. Jika ini terjadi maka pengobatan dengan antibiotik tersebut tidak akan sembuh. Gejala ini biasanya muncul pada penderita yang tidak disiplin memakan obat.
c. Zat Psikiatris
Psikiatris ialah jenis obat-obatan yang sanggup memengaruhi bagian tertentu dari sistem saraf. Jika obat ini dikonsumsi maka orang yang mengonsumsinya akan melaksanakan tindakan di luar kesadaran atau di luar kendali sistem saraf. Kebanyakan obat psikiatris bertindak secara langsung kepada sistem saraf. Terdapat banyak sekali jenis obat psikiatris seperti stimulan dan depresan.
1) Stimulan
Stimulan digunakan untuk mempercepat tindakan sistem saraf. Jadi, jika seseorang mengonsumsi obat ini sanggup menimbulkan orang tersebut merasa lebih percaya diri.
Zat stimulan yang berasal dari tubuh contohnya ialah adrenalin, yaitu sejenis stimulan yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dalam tubuh. Stimulan berkerja dengan cara memacu kerja jantung lebih kuat dan cepat sehingga tubuh kita merasa lebih siap menghadapi banyak sekali kecemasan. Dengan adanya stimulan maka organ-organ dalam tubuh akan bertindak lebih tangkas dari biasanya. Terdapat beberapa jenis stimulan di antaranya amfetamin, kokain, dan obat-obatan tergolong narkoba.
a) Amfetamin
Amfetamin digunakan untuk mengurangi rasa cemas yang berlebihan dan mengurangi selera makan sehingga berat tubuh turun. Di samping itu, amfetamin juga digunakan untuk menjaga gairah hidup. Dengan mengonsumsi amfetamin, pengguna merasa lebih berenergi, lebih gembira, dan bahagia berbicara.
Pasien yang banyak mengonsumsi amfetamin dalam takaran tinggi akan menjadi garang dan ganas serta sering mengkhayal. Hal ini akan menimbulkan perasaan yang tidak menentu serta sering mendengar suara-suara yang tidak terang sumbernya.
Obat-obatan yang termasuk amfetamin di antaranya dextro-amfetamin (dexedrina) dan metamfetamin (methedrina). Kedua obat ini sangat efektif untuk mengobati penyakit kecemasan dan sering muram. Obat ini juga dapat menimbulkan ketagihan.
b) Kokain
Kokain ialah sejenis alkaloid yang sanggup diekstrak dari pohon koka (Erythroxylon coca). Kokain merupakan stimulan yang kuat dan digunakan sebagai obat bius dalam pembedahan lokal ibarat mulut, mata, dan telinga. Namun, obat ini sanggup menimbulkan ketagihan dan tergolong narkoba.
Jenis alkaloid lain mencakup sejumlah obat-obatan ialah morfin dan quinin (kina). Morfin diekstrak dari bunga madat dan quinin diekstrak dalam kulit pohon kina. Senyawa lain yang sejenis ialah heroin dan LSD (lysergic acid diethylamida).
2) Depresan
Depresan ialah jenis obat-obatan yang berfungsi mengurangi aktivitas sebagian otak dan mengurangi kegiatan sistem saraf. Orang yang mengonsumsi obat jenis ini akan merasa ngantuk dan merasa gembira. Ada beberapa jenis obat-obatan yang tergolong obat depresan di antaranya ialah barbiturat dan trankuilizer. Barbiturat dan trankuilizer bertindak sebagai sedatif dan juga hipnotik, yaitu obat yang digunakan untuk penderita sakit jiwa. Sedatif bersifat sebagai obat penenang, sedangkan hipotik menimbulkan pasien tidak tenang.
Pemakaian takaran tinggi barbiturat akan tampak berperilaku ibarat orang mabuk dan bunyi kurang terang bahkan sanggup menimbulkan hilangnya keseimbangan tubuh. Dosis yang terlampau tinggi sanggup menimbulkan kematian lantaran menyumbat susukan nafas.
Trankuilizer digunakan sebagai pengganti barbiturat. Reaktivitas obat ini sama dengan barbiturat, keunggulannya tidak menimbulkan ketagihan. Trankuilizer biasanya digunakan bagi pasien yang mengikuti program psikoterapi.
d. Hormon
Hormon merupakan salah satu senyawa karbon yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh. Hormon sintetik telah berhasil dikembangkan. Hormon sintetik digunakan untuk menghasilkan hormon ketika kelenjar pasien yang memproduksi hormon telah rusak, contohnya akhir pembedahan atau kelenjar tidak sanggup berfungsi secara normal.
Hormon sanggup dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu golongan peptida dan golongan steroid. Golongan peptida terdiri atas molekul-molekul asam amino yang larut dalam air, contohnya insulin. Steroid merupakan molekul besar yang dihasilkan dari kolesterol. Hormon ini lebih larut dalam lemak daripada di dalam air. Contoh hormon ini yaitu kortison.
1) Hormon Insulin
Insulin ialah sejenis hormon yang berperan mengendalikan keseimbangan glukosa dalam darah. Insulin dihasilkan oleh sel pankreas. Hormon insulin membiarkan sel tubuh menggunakan glukosa dalam darah. Tanpa insulin, konsentrasi glukosa dalam darah akan meningkat. Jika hal ini dibiarkan maka glukosa akan ditemukan dalam air seni.
Keadaan ini dinamakan penyakit diabetes mellitus. Pengobatan penyakit ini dilakukan dengan menyuntikkan insulin ke dalam tubuh. Akan tetapi, jika insulin berada pada konsentrasi yang tinggi dalam darah maka kadar
gula dalam darah akan menjadi telampau rendah. Jika ini terjadi, dapat menyebabkan keadaan hipoglikemia. Gejalanya, pasien akan berkeringat, lemah, dan kabur penglihatan.
2) Kortison
Kortison merupakan salah satu obat steroid. Pada mulanya hormon ini diperoleh dari korteks kelenjar adrenal. Pada 1946, pakar kimia telah berhasil menyintesis kortison dari empedu. Kortison biasanya digunakan untuk mengobati penyakit rheumatoid arthritis. Penyakit ini menimbulkan persendian tulang menjadi bengkak, sakit, dan kejang-kejang. Kortison juga digunakan mengobati penyakit radang paru-paru, bengkak, asma, dan penyakit kulit yang disebabkan alergi.
Rangkuman :
- Tujuan ilmu Kimia ialah untuk menemukan dan mengembangkan material gres yang mempunyai kegunaan bagi manusia, sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup insan ke arah yang lebih mudah, praktis, cepat, dan instan.
- Material gres yang sudah dan masih terus dikembangkan ialah kristal cair, polimer, keramik, dan film tipis.
- Material gres yang sedang dalam pengembangan dengan aplikasi dikala ini masih terbatas adalah nanomaterial dan biomaterial.
- Pupuk dan pestisida ialah zat kimia yang digunakan untuk tujuan peningkatan hasil produksi pertanian.
- Pupuk buatan ialah zat kimia yang mengandung unsur N, P, dan K atau perpaduannya.
- Membunuh hama ibarat serangga, jamur, rodensia, dan flora pengganggu. Jenis senyawa pestisida terdiri atas senyawa yang mengandung klor, fosfor dan senyawa karbamat.
- Dalam masakan olahan ditambahkan zat aditif yang berfungsi sebagai pemanis, pengawet, pewarna, pemberi aroma dan citarasa, penggempal/pengeras.
- Pada umumnya, obat-obatan yang diproduksi dapat dikelompokkan ke dalam obat analgesik, antibiotik, psikiatrik, dan hormon.
Anda kini sudah mengetahui Kimia Terapan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Praktis dan Aktif Belajar Kimia 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 226.
No comments:
Post a Comment