Artikel dan Makalah tentang Metode Pelatihan Pengelolaan Sampah Domestik - Sampah menjadi duduk kasus yang cukup pelik bagi Pemerintah Kota Bandung terutama sesudah tanggal 21 Februari 2005, jutaan kubik sampah setinggi 30 meter di TPA Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan longsor hingga menewaskan 143 jiwa. Adapun TPA yang kemudian dipergunakan pascatragedi Leuwigajah menyerupai TPA Cicabe, Pasir Impun, dan Jelekong ternyata tidak memiliki kapasitas sebesar TPA Leuwigajah. Dengan produksi sampah warga Kota Bandung yang mencapai 7.500 meter kubik per hari ditambah masalah keterbatasan TPA, sampah yang menggunung dan belum terangkut di TPS-TPS seputar kota Bandung menjadi pemandangan yang tidak aneh dan tidak sedap dipandang mata (Pikiran Rakyat, 2006).
(Studi Kasus : Desa Bojongkacor Kelurahan Cibeunying
Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung)
Tri Yunia M., Rakhmita Akhsayanty, R. Maya Sarah G.K., Dewi Lestariyani A.
Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK
Meningkatnya volume sampah di Bandung telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaannya. Untuk itu dibutuhkan seni administrasi yang efektif untuk mereduksi volume sampah semenjak dari sumbernya, terutama sampah domestik, di mana ibu rumah tangga berperan penting di dalamnya. Bagaimana ibu rumah tangga mengelola sampah dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kesadarannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode pembinaan yang mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut. Selama ini belum ada metode pembinaan yang baku dan sesuai dengan potensi dan kebutuhan ibu rumah tangga. Penelitian ini merekomendasikan sebuah metode pembinaan pengelolaan sampah bagi ibu rumah tangga yang diubahsuaikan dengan modalitas berguru dan tingkat pengetahuannya. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dilakukan survei dan pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode ’simple cluster random sampling’ pada daerah sub-urban, sebagai studi masalah yaitu Desa Bojongkacor RW 22 Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Metode pembinaan yang dihasilkan dalam penelitian ini sesuai dengan modalitas berguru lebih banyak didominasi ibu rumah tangga, yaitu visual dan kinestetik. Materi pembinaan yang diberikan ditekankan pada aspek-aspek yang bisa meningkatkan pemahaman persampahan dan pengelolaannya serta aplikatif dilakukan dalam skala rumah tangga. Selain itu, untuk mencapai kualitas ’output’ yang berkesinambungan, diperhatikan pula prakondisi menyerupai penyelenggaraan lomba kebersihan. Penetapan bahan sederhana yang aplikatif serta metode yang mendukung modalitas berguru visual dan kinestetik dalam metode pembinaan yang telah dibuat diprediksi akan memperlihatkan hasil yang lebih efektif.
Kata kunci : sampah domestik, ibu rumah tangga, modalitas belajar, tingkat pengetahuan, metode pelatihan.
PENDAHULUAN
Sebagian besar sampah dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, dikenal sebagai sampah domestik (Damanhuri, 2004). Peranan ibu rumah tangga dalam keluarga cukup besar untuk mengatur dan mengurus segala kepentingan dan keperluan keluarga. Hal ini salah satunya digambarkan oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan dimana tugas seorang istri dalam pengambilan keputusan rumah tangga yakni kebutuhan sehari-hari (75,7%) belanja sehari-hari (82,4%) mengganti perabot rumah tangga (56,2%) (Wiludjeng, et al., 2005).
Akan tetapi, bagaimana seorang ibu rumah tangga mengelola sampah rumah tangga akan sangat bergantung pada pengetahuannya ihwal pengelolaan persampahan yang baik dan kesadaran untuk melaksanakannya. Sebuah hasil penelitian di Kota Surabaya memperlihatkan bahwa ibu-ibu rumah tangganya memiliki manifestasi sikap yang sangat rendah ihwal pemisahan sampah domestik, acara 3R yang mencakup reduce atau mengurangi, reuse atau menggunakan kembali, recycle atau mendaur ulang, dan pemusnahan sampah domestik. Sedang manifestasi sikap yang sangat tinggi ditunjukkan dalam hal penyediaan tempat sampah domestik dan retribusi sampah (Irawati, 1999).
Untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus menumbuhkan kesadaran para ibu rumah tangga itulah dibutuhkan sebuah metode pembinaan yang memperhatikan kondisi faktual ibu rumah tangga, terutama terkait dengan modalitas berguru dan pengetahuan yang telah dimiliki. Hal ini menjadi penting untuk dilakukan karena sampai dikala ini pihak pemerintah terkait belum mempunyai metode baku untuk pelatihan dengan tujuan sejenis. Pelatihan yang selama ini diadakan bersifat insidental dan hanya memakai metode ceramah dimana efektivitasnya dominan ditentukan oleh kelihaian teknik komunikasi pembicara (PD Kebersihan Kota Bandung, 2006)
Peranan ibu rumah tangga yang signifikan dalam mereduksi sampah domestik, makin banyaknya desa-desa yang beralih fungsi menjadi permukiman sub-urban di masa depan, dan belum adanya sebuah metode pembinaan yang baku bagi mereka untuk mengubah perilakunya terhadap lingkungan menjadikan hasil penelitian ini penting untuk dikembangkan dan diaplikasikan. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana metode pelatihan bagi para ibu rumah tangga yang sesuai dengan modalitas belajar, pengetahuan, dan kebutuhannya akan pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini ialah membuat sebuah rekomendasi metode pelatihan yang sesuai dengan modalitas belajar, pengetahuan, dan kebutuhan para ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah.
METODE PENDEKATAN
Analisis Kebutuhan
Langkah analisis kebutuhan diharapkan untuk mengetahui keterampilan kerja spesifik yang dibutuhkan, menganalisis keterampilan dan kebutuhan calon peserta (Dessler, Gary. 2004). Dalam memilih analisis kebutuhan, penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan survei. Selanjutnya, dalam penelitian dipakai pendekatan kualitatif dalam rangka mendukung data kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple cluster random sampling. Kehomogenan sampel terletak pada status sosial responden yaitu perempuan yang telah menikah dan bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam, kuesioner, dan pengamatan berperan serta. Sementara itu, data sekunder diperoleh melalui penelusuran literatur atau studi pustaka baik dari buku maupun internet.
Penelitian dilakukan terhadap 30 orang ibu rumah tangga di kawasan sub-urban tepatnya Desa Bojongkacor RW 22 Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu ahad terakhir bulan Februari hingga ahad pertama bulan Maret 2006.
Jenis-jenis pertanyaan yang diberikan terkait dengan modalitas belajar, pengetahuan ihwal pengelolaan sampah, pengelolaan sampah eksisting, dan animo mengikuti pelatihan.
Penetapan pra-kondisi
Penetapan pra-kondisi dibutuhkan untuk memastikan kesadaran peserta telah mulai terbangun dan terdapat persiapan acara partisipatoris struktural pascapelatihan sehingga hasil pembinaan sanggup terjaga secara kontinu.
Penetapan blok materi
Materi dalam training dibagi menjadi blok-blok bahan berdasarkan kesamaan tema yang ingin disampaikan. Satu blok bahan terdiri atas beberapa metode dan bahan pelatihan.
Penetapan bahan dan metode
Materi dan metode ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi input mengenai pengetahuan persampahan serta modalitas berguru untuk mencapai tujuan-tujuan khusus
Penetapan suasana dan kelengkapan
Penetapan suasana dan kelengkapan pembinaan yang dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan pembinaan yang nyaman bagi penerima terutama untuk mendukung modalitas berguru peserta.
Penentuan metode evaluasi
Penentuan metode penilaian untuk mengukur ketercapaian tujuan pelatihan. Metode yang dipilih untuk dipakai ialah focus group discusion.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari survei diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yang berusia 30 hingga 50 tahun (80%) dan berpendidikan di bawah SMU (52%) memiliki pengetahuan ihwal persampahan masih relatif rendah. Hal ini sanggup dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pengetahuan Responden |
Pengetahuan dan Perilaku Responden
Pengetahuan ihwal istilah persampahan diukur berdasarkan pengetahuan terhadap istilah “sampah organik”, istilah ini dianggap paling penting untuk diketahui dan paling mewakili pengetahuan ihwal istilah persampahan karena merupakan istilah dasar untuk pemilahan sampah yang merupakan langkah awal pengelolaan sampah yang baik. Ternyata sebagian besar ibu rumah tangga (70%) mengetahui istilah ini sehingga istilah ini tidak ditekankan untuk diperkenalkan ulang pada pelatihan. Para ibu rumah tangga juga sebagian besar telah mengetahui tentang pemilahan sampah (69%), namun dalam aplikasinya sebagian besar belum melakukan (53%) dengan bermacam-macam cara menyerupai terlihat pada Gambar 1. Dari sini direkomendasikan untuk menekankan motivasi, pementingan urgensi, dan contoh praktis yang gampang dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk mengaplikasikan pemilahan sampah.
Dalam pengelolaannya, 53 % responden tidak melaksanakan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya. Demikian pula dengan pengelolaan sampah yang masih bernilai hemat hanya 7 % responden yang memanfaatkan kembali, sebagian besar dijual (62%), dan sisanya dibuang (31%).
Dari seluruh responden yang belum pernah mendapat pembinaan atau penyuluhan mengenai persampahan, sebagian besar (90%) antusias untuk mengikuti pembinaan atau penyuluhan kalau diadakan.
Dari data yang didapat, modalitas berguru responden yang cenderung menonjol yaitu gaya berguru visual dan kinestetik. Hal ini sanggup dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Modalitas responden |
Untuk memperoleh hasil yang diinginkan dari suatu metode pelatihan, langkah awal yang penting dilakukan ialah mengenali modalitas belajar seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik, yang menyatakan bagaimana seseorang bisa menyerap informasi dengan gampang (DePorter, 1992).
Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa sebagian besar ibu rumah tangga memiliki modalitas berguru visual dan kinestetik. Karakteristik khas seseorang dengan modalitas berguru visual ialah mengolah informasi dengan cara melihat, sedangkan kinestetik mengolah informasi dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Akan halnya auditorial mengolah informasi dengan cara mendengar dan ini tidak lebih banyak didominasi ditemui pada sampel. Karenanya, metode pembinaan yang dibuat harus mengedepankan aspek-aspek visual dan kinestetik semoga informasi yang diberikan gampang diserap oleh para ibu rumah tangga.
Pendekatan visual dalam metode dilakukan dengan memakai alat bantu berupa poster di sekeliling ruangan, film pendek, slide-show, fotonovela, dan memastikan posisi pembicara terlihat oleh seluruh penerima (khusus untuk materi indoor). Sedangkan pendekatan kinestetik dilakukan dengan memperbanyak sesi praktek untuk beberapa bahan menyerupai pewadahan, pemilahan, dan komposting.
Pembicara juga diusahakan untuk selalu melaksanakan kontak fisik dengan peserta. Untuk mendukung output yang dihasilkan, keluarga akan dilibatkan dalam sebuah momentum bersama dengan tema persampahan yang termasuk dalam blok materi review dan remotivation.
Untuk mendukung kenyamanan suasana belajar, ruangan akan diisi dengan musik-musik yang sanggup menstimulus kerja otak, yakni musik klasik. Pencahayaan juga diatur semoga selalu sesuai dengan suasana yang akan dibangun. (DePorter, 1992)
Materi pembinaan yang diberikan ditekankan pada aspek-aspek yang mampu meningkatkan pemahaman persampahan dan pengelolaannya serta aplikatif dilakukan dalam skala rumah tangga.
Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa sebagian besar ibu rumah tangga belum mengetahui istilah-istilah persampahan, urgensi pemilahan di sumber dan 3R, serta bagaimana melaksanakan pengelolaan yang baik secara aplikatif di rumah tangga.
Dengan kebutuhan yang disebutkan di atas, pembinaan ini dirancang dengan memperhatikan kondisi awal (prakondisi), bahan dan metode pembinaan untuk mendapatkan suatu kondisi ideal yang tertuang dalam tujuan pelatihan. Diagram alir pembinaan persampahan disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Alir Pelatihan Sampah. |
Sebelum pembinaan dilakukan, prakondisi yang dibutuhkan adalah terstimulasinya kepekaan masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan kesiapan manajerial dari pegawapemerintah dalam sistem pengelolaan sampah. Beberapa alternatif yang ditawarkan yaitu pengadaan lomba kebersihan antar RT, pengadaan sarana komposting terpusat, dan fasilitasi pengumpulan sampah bernilai ekonomi. Tanpa prakondisi, pembinaan sanggup berjalan, akan tetapi balasannya tidak lebih terjamin akan berkesinambungan ketimbang dengan adanya pra-kondisi.
Adapun bahan pembinaan dibagi atas blok-blok bahan dengan tujuannya masing-masing yang dilaksanakan secara serial. Evaluasi diadakan di akhir pelatihan dengan mengadakan focus group discussion untuk menilai motivasi dan pemahaman penerima pascapelatihan.
Deskripsi dari pelaksanaan metode beserta tujuannya disajikan dalam Tabel 1 – 6.
Tabel 1. Deskripsi Blok Materi I
Blok Materi I | |
Tujuan | Peserta termotivasi mengikuti training hingga final |
Materi | Manfaat training |
Metode | Talk show |
Games kelompok tebak gambar | |
Suasana | Indoor |
Kondisi duduk penerima karakter ’U’ | |
Pencahayaan cukup | |
Ada musik | |
Penempelan gambar dan poster | |
Kelengkapan | Doorprize |
Sound system | |
Hadiah | |
Gambar-gambar | |
Laptop/ komputer | |
Lagu | |
Seluruh penerima dilibatkan secara aktif | |
Parameter Keberhasilan | Games diikuti dengan antusias |
Tabel 2. Deskripsi Blok Materi II
Blok Materi II | |
Tujuan | Menyadarkan pentingnya peranan ibu dalam perbaikan kualitas dan kesehatan keluarga serta pengelolaan persampahan |
Materi | Urgensi peranan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah Urgensi pengelolaan sampah domestik rumah tangga |
Metode | Pemutaran film pendek |
Pembacaan puisi | |
Refleksi film | |
Suasana | Pengaturan pencahayaan |
Back sound | |
Cahaya terang | |
Kelengkapan | Infokus |
Laptop/ computer | |
Parameter Keberhasilan | Seluruh penerima antusias mengikuti acara |
Tabel 3. Deskripsi Blok Materi III
Blok Materi III | |
Tujuan | Memberikan pengetahuan ihwal persampahan |
Materi | Karakteristik sampah dan urgensi pemilahan serta pewadahan sampah Pengetahuan Komposting |
Metode | Lomba memilah sampah Ceramah Composting Group |
Suasana | Nyaman dan santai Outdoor Ada musik |
Kelengkapan | Kantong plastic Sampel sampah Sound system Lagu Sarung tangan Komposter |
Parameter Keberhasilan | Peserta bisa secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri melaksanakan pemilahan dan composting Peserta bisa menjelaskan kembali langkah-langkah pengerjaannya. Peserta bersemangat melaksanakan pemilahan sampah di rumahnya |
Tabel 4. Deskripsi Blok Materi IV
Blok Materi IV | |
Tujuan | Review dan remotivasi penerima |
Materi | 3R (Reuse-Recycle-Reduce) |
Metode | Lomba kreativitas keluarga (Memanfaatkan barang-barang bekas) |
Launching program oleh pegawapemerintah kelurahan | |
Suasana | Santai |
Outdoor | |
Ada musik | |
Kelengkapan | Barang-barang bekas |
Sound system | |
Lagu | |
Parameter Keberhasilan | Seluruh keluarga penerima hadir |
Terbangun suasana yang menyenangkan dan penuh kebersamaan |
Tabel 5. Deskripsi Blok Materi V
Blok Materi V | |
Tujuan | Membangun kesadaran dan partisipasi aktif warga dan pegawapemerintah desa dalam pengelolaan sampah |
Materi | Program-program Follow Up |
Metode dan waktu | Musyawarah/rembug desa |
Suasana | Indoor Semi-serius |
Kelengkapan | Sound system Papan tulis |
Parameter Keberhasilan | Seluruh pegawapemerintah terkait dan tokoh-tokoh masyarakat hadir dan berpartisipasi aktif dalam rembug. |
Tabel 6. Deskripsi Blok Materi VI
Blok Materi VI | |
Tujuan | Mengevaluasi tingkat keberhasilan training dan rekomendasi perbaikan |
Materi | - |
Metode | Diskusi dalam kelompok dipandu oleh assesor (focus group discussion) |
Suasana | Indoor |
Semi-serius | |
Kelengkapan | Fasilitator, assesor |
Parameter Keberhasilan | Seluruh penerima berperanserta aktif dalam diskusi |
KESIMPULAN
Identifikasi modalitas berguru dan pengetahuan riil eksisting ibu rumah tangga terkait dengan pengelolaan sampah penting sebagai dasar awal pembuatan sebuah pembinaan sehingga kemungkinan akan tingginya tingkat efektivitas pelatihan akan semakin besar.
Survei memperlihatkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga memiliki modalitas berguru visual dan kinestetik dengan pengetahuan dasar pengelolaan sampah yang relatif sedikit. Materi pembinaan yang telah dibentuk mencakup pemberian motivasi, pemahaman urgensi peranan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah, pengetahuan persampahan, review dan remotivation, rembug acara dan partisipasi aktif warga-aparat desa, serta evaluasi. Penetapan bahan sederhana yang aplikatif serta metode yang mendukung modalitas berguru visual dan kinestetik dalam metode pembinaan yang telah dibentuk diprediksi akan memperlihatkan hasil yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri. 2001. Diktat Pengelolaan Sampah. Bandung, Penerbit ITB.
DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung, Kaifa.
Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, PT INDEKS.
Irawati, Henie Mimien. 1999. Manifestasi Perilaku Ibu-ibu Rumah Tangga dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kotamadya Surabaya. Malang, Universitas Negeri Malang.
PD Kebersihan Kota Bandung. Sumber fakta dari Kepala Humas PD Kebersihan Kota Bandung, Bapak S. Yosep.
Wiludjeng, H. Habsjah, A. dan Wibawa, Dhevy S. 2005. Dampak Pembakuan Peran Gender terhadap Perempuan Kelas Bawah di Jakarta. Jakarta, LBH-APIK.
www.pikiranrakyat.com. Diakses tanggal 26 Februari 2006.
Anda kini sudah mengetahui Artikel dan Makalah mengenai Metode Pelatihan Pengelolaan Sampah Domestik. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment