Monday, December 9, 2019

Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi Pada Manusia


Sistem Reproduksi pada Manusia - Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi. Sistem reproduksi insan lebih kompleks dibandingkan pada tumbuhan. Seorang laki-laki dan perempuan telah siap menghasilkan keturunan apabila memenuhi ciri-ciri tertentu secara biologis. Anda dapat menyimak materi berikut untuk sanggup memahami ciri-ciri ini. Pada potongan berikut, kita akan mempelajari sistem reproduksi manusia, baik laki-laki ataupun wanita. Selain itu, kita juga membahas beberapa proses yang terkait dengan sistem reproduksi, menyerupai ovulasi, menstruasi, fertilisasi, gestasi, persalinan, dan ASI. Penting pula kita ketahui mengenai berbagai gangguan dan kelainan yang sanggup terjadi pada sistem reproduksi.

Perkembangbiakan atau reproduksi merupakan salah satu ciri makhluk hidup untuk mempertahankan jenisnya. Manusia tergolong makhluk dioseus (berumah dua). Hal ini berarti, satu individu hanya mempunyai satu jenis alat reproduksi, yaitu laki-laki dan wanita. Laki-laki cukup umur bisa menghasilkan sel gamet yang disebut spermatozoa, sedangkan perempuan cukup umur bisa menghasilkan sel gamet yang disebut ovum. Jika kedua sel gamet ini melebur atau terjadi fertilisasi, maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi janin dan dalam waktu 9 bulan akan menjadi bayi. Bagaimana proses pembentukan sperma dan ovum? Apa kaitannya dengan kehamilan dan menstruasi? Kamu akan mengetahui jawabannya sehabis mempelajari potongan ini.

Setelah mempelajari materi tersebut, kalian diperlukan mampu menjelaskan struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada sistem reproduksi manusia. Selain itu, kalian juga diperlukan bisa menjelaskan proses-proses pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, dan pemberian ASI. Tak kalah penting, kalian juga diperlukan mampu menjelaskan banyak sekali kelainan atau penyakit yang sanggup terjadi pada sistem reproduksi insan sekaligus cara mencegah serta cara mengatasinya.

A. Sistem Reproduksi pada Pria (Laki-laki)

1. Alat Kelamin Pria

Alat kelamin laki-laki berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa (sperma). Alat kelamin laki-laki dibedakan menjadi alat kelamin dalam dan alat kelamin luar.

a. Alat kelamin dalam

Alat kelamin dalam terdiri atas:

1) Testis

Testis mempunyai bentuk bundar telur dan berjumlah sepasang, terdapat pada skrotum (zakar). Testis merupakan tempat pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron).

Pada testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium yang diploid. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisiil yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.

2) Saluran reproduksi

Saluran reproduksi terdiri atas duktus epididimis, yaitu tempat pematangan sperma lebih lanjut dan tempat penyimpanan sementara sperma. Selanjutnya, terdapat vas deferens yang merupakan suatu akses untuk mengangkut sperma ke vesikula seminalis (kantung sperma). Arah vas deferens ini ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada kelenjar prostat dan di belakang kandung kemih, akses ini bersatu membentuk duktus ejakulatorius pendek yang berakhir di uretra. Uretra dari duktus ejakulatorius sama-sama berakhir di ujung p*nis.
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Gambar 1. Anatomi organ reproduksi laki-laki. (Wikimedia Commons)
3) Kelenjar kelamin

Saluran kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang sanggup mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara lain vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).

a) Vesikula seminalis

Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi menciptakan otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai uterus.

b) Kelenjar prostat

Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer menyerupai susu dan bersifat alkalis sehingga sanggup menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman v*gina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa akses kecil.

c) Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper.

Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum p*nis mengeluarkan sperma dan semen.

4) Uretra

Uretra ialah akses di dalam p*nis yang berfungsi sebagai akses urin dari kandung (vesica urinaria) keluar tubuh dan sebagai akses jalannya semen dari kantong semen.

b. Alat kelamin luar

Alat kelamin luar pria, yaitu berupa p*nis dan skrotum. P*nis ialah organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuan). Kopulasi ialah penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). P*nis pada laki-laki sanggup mengalami ereksi. Ereksi ialah penegangan dan pengembangan p*nis lantaran terisinya akses p*nis oleh darah. Skrotum pada laki-laki di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.

Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin). Gametogenesis dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis ialah proses pembentukan gamet jantan (sperma), sedangkan oogenesis ialah proses pembentukan gamet betina (ovum). Bagaimana prosedur kedua gametogenesis tersebut? Adakah perbedaannya?

2. Spermatogenesis

Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus. Spermatogonesis memakan waktu 65–75 hari di dalam tubuh pria. Di dalam tubulus seminiferus, terdapat banyak sel induk sperma (spermatogonium). Spermatogonium bersifat diploid (2n), mengandung 46 kromosom. Spermatogonium akan membelah secara mitosis menjadi spermatosit primer. Spermatosit ini akan membelah pula secara meiosis menjadi dua spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Haploid (n) artinya mengandung 23 kromosom atau setengah dari sel induk. Kemudian, setiap spermatosit sekunder akan membelah lagi secara meiosis menjadi dua spermatosit sehingga terbentuklah empat spermatid. Sel-sel spermatid tersebut akan mengalami pendewasaan menjadi sperma.
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Gambar 2. Spermatogenesis.
B. Sistem Reproduksi pada Wanita (Perempuan)

1. Alat Kelamin Wanita

Alat reproduksi perempuan menyerupai juga pada laki-laki terdiri atas alat kelamin luar dan dalam organ reproduksi pada perempuan ialah ovarium. Ovarium berfungsi menghasilkan sel telur (ovum).
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Gambar 3. Anatomi organ reproduksi wanita. (britannica.com)
a. Alat kelamin luar

Alat kelamin luar terdiri atas:
  1. Celah luar disebut vulva.
  2. Sepasang bibir besar atau lipatan kulit disebut juga (Labium mayora) membatasi kedua belah celah dan sepasang bibir kecil lipatan disebut (Labium minora). Di potongan depan labium minor terdapat tonjolan yang disebut klit*ris. Klit*ris merupakan suatu berkas jaringan yang peka. Klit*ris berasal dari bahasa Yunani, yang berarti sebuah bukit kecil.
  3. Di dalam vulva bermuara dua saluran, yaitu akses urin dan akses kelamin.
b. Alat Kelamin dalam

Alat kelamin dalam terdiri atas:

1) Ovarium (indung telur)

Ovarium terdapat dalam rongga tubuh di tempat pinggang, yaitu di sebelah kanan dan kiri. Dalam ovarium terdapat kelenjar endokrin dan jaringan tubuh yang menciptakan sel telur (ovum) yang disebut folikel. Sel folikel akan memproduksi sel telur pada ovarium wanita. Peristiwa pelepasan sel telur (ovum) dari ovarium sehabis folikel masak disebut ovulasi. Ovulasi pada perempuan berlangsung sebulan sekali. Pada ketika folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormon estrogen, dan sehabis ovulasi menghasilkan hormon progesteron.

2) Saluran tuba fallopii

Saluran tuba fallopii atau oviduk berjumlah sepasang, di kanan dan di kiri. Saluran ini menghubungkan ovarium dengan rahim. Bagian pangkalnya berbentuk corong disebut tuba infundibulum. Tuba infundibulum ini dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang dinamakan fimbriae. Fimbriae berfungsi menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium. Tuba fallopii berfungsi untuk menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerak peristaltik dan dengan dukungan silia.

3) Uterus (rahim)

Rahim insan mempunyai satu ruangan dan berbentuk buah pir, pada potongan bawahnya mengecil dan disebut leher rahim atau serviks uteri, potongan ujung yang besar disebut tubuh rahim atau corpus uteri. Lapisan terdalam yang membatasi rongga rahim terdiri atas jaringan epitel yang disebut endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Sebulan sekali, pada ketika menstruasi (haid) lapisan ini dilepaskan diikuti dengan pendarahan. Dinding pada rahim selalu mengalami perubahan ketebalan, insiden ini dipengaruhi hormon, di antaranya adalah:

a) Menjelang ovulasi dinding menebal, lantaran efek hormon estrogen.
b) Dinding rahim akan semakin menebal sehabis ovulasi, lantaran efek hormon progesteron.
c) Pada ketika menstruasi dinding rahim tipis kembali, lantaran dinding endometrium mengelupas. Setelah menstruasi, dinding dibuat kembali, insiden ini disebut siklus menstruasi.
d) Uterus atau rahim merupakan ruangan tempat janin menempel, tumbuh dan berkembang.

4) V*gina (liang peranakan)

V*gina ialah sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah belakang dan atas. Dinding v*gina lebih tipis dari rahim dan banyak lipatan-Iipatan. Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Selain itu, juga terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding v*gina dan suatu kelenjar, yaitu kelenjar barlholini.

2. Oogenesis

Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Ovarium mengandung banyak sel induk telur (oogonium)yang bersifat diploid (2n). Oogonium tersebut akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer. Oosit primer akan membelah secara meiosis menjadi satu oosit sekunder dan satu tubuh polar primer. Kemudian, oosit sekunder membelah secara meiosis menjadi satu ootid dan satu tubuh polar sekunder. Ootid akan mengalami pematangan menjadi sel telur (ovum), sedangkan tubuh polar sekunder akan luruh (degenerasi).

Sel telur yang telah matang akan dilepaskan oleh ovarium. Pelepasan sel telur oleh ovarium disebut ovulasi.

Di dalam ovarium terdapat banyak folikel yang merupakan pelindung dan pemberi nutrisi bagi sel telur yang sedang dibentuk. Pada proses ovulasi, folikel akan mengeluarkan sel telur. Folikel yang telah mengeluarkan sel telurnya disebut corpus luteum. Corpus luteum menyekresikan hormon estrogen dan progesteron.
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Gambar 4. Oogenesis terjadi di ovarium.
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Gambar 5. Proses pelepasan sel telur oleh ovarium (ovulasi). (embryology.med.unsw.edu.au).
Pada ketika dilahirkan, ovarium pada bayi perempuan mengandung 600 ribu oosit primer. Akan tetapi, hanya 400 yang akan berkembang menjadi ovum.

3. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi mengacu kepada perubahan yang muncul di dalam uterus. Rata-rata siklus menstruasi pada perempuan sekitar 28 hari. Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruasi, fase proliferasi, dan fase sekretori (Campbell, 1998: 951).

Fase menstruasi merupakan fase pada ketika terjadi peluruhan dinding uterus yang menebal (endometrium). Endometrium yang luruh tersebut merupakan proses menstruasi (keluarnya darah dari v*gina). Fase menstruasi hanya terjadi dalam beberapa hari saja (4–7hari). Menstruasi menyebabkan dinding uterus menjadi tipis menyerupai semula.

Setelah 1–2 minggu, dinding uterus kembali menebal. Proses ini terjadi pada fase proliferasi. Fase terakhir dari siklus menstruasi ialah fase sekretori. Fase sekretori berlangsung selama dua minggu. Pada fase ini, endometrium semakin menebal, kaya akan pembuluh darah. Apabila tidak terjadi implantasi embrio pada endometrium, maka endometrium akan luruh. Hal ini akan mengawali terjadinya kembali siklus menstruasi.

Pada ketika terjadi siklus menstruasi, berlangsung pula siklus ovarium. Siklus ini, terdiri atas tiga fase, yaitu fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Siklus ovarium diawali oleh fase folikular. Pada fase ini, folikelfolikel pada ovarium akan tumbuh dan berkembang. Dari beberapa folikel yang tumbuh, hanya satu saja yang akan matang, sementara folikel yang lainnya akan luruh. Fase ini berakhir pada ketika sel telur dikeluarkan (ovulasi). Peristiwa ini merupakan fase ovulasi. Folikel yang telah mengeluarkan sel telur akan tetap berada di ovarium dan menjelma corpus luteum. Proses tersebut terjadi pada fase luteal.

Siklus menstruasi dan siklus ovarium sangat dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut besar lengan berkuasa terhadap perkembangan folikel, ovulasi, dan penebalan dinding rahim. Terdapat lima jenis hormon yang berperan dalam siklus menstruasi dan siklus ovarium (Campbell, 1998: 951). Kelima hormon tersebut ialah Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estrogen, dan progesteron.

Pada fase folikular dari siklus ovarium, hipotalamus akan mengeluarkan GnRH yang akan merangsang sekresi hormon FSH dan LH. FSH akan merangsang perkembangan folikel yang akan menyekresikan estrogen. LH sendiri menyebabkan terjadinya ovulasi dan pembentukan corpus luteum. Corpus luteum akan menyekresikan hormon estrogen dan progesteron. Kadar estrogen akan meningkat pada hari ke-12 siklus. Hal ini akan menyebabkan insiden ovulasi pada hari ke-14 siklus. Produksi estrogen dan progesteron akan mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus.

Apabila tidak terjadi pembuahan, kadar estrogen dan progesteron yang tinggi akan menghambat produksi FSH dan LH. Turunnya kadar LH akan menyebabkan luruhnya corpus luteum sehingga kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Hal ini mengawali siklus menstruasi yang baru. Berdasarkan Gambar 6. dapatkah Anda menjelaskan kekerabatan antara siklus menstruasi, siklus ovarium, dan keadaan hormon dalam tubuh?
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Grafik 7. Grafik siklus menstruasi.
4. Fertilisasi dan Kehamilan

Kehamilan akan terjadi lantaran adanya fertilisasi. Fertilisasi merupakan proses bertemunya sel telur (ovum) dengan sel sperma. Pada manusia, sel sperma akan masuk ke dalam v*gina untuk bertemu dengan sel telur melalui proses kopulasi.

Pada lelaki normal, sperma akan dikeluarkan sebanyak 300–400 juta dalam satu kali ej*kulasi. Sel-sel sperma yang masuk ke dalam v*gina akan berenang menuju oviduct (tuba Fallopi). Apabila sel sperma bertemu dengan sel telur pada tuba Fallopi, maka akan terjadi fertilisasi (Gambar 7). Fertilisasi akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid (2n), hasil peleburan antara inti sperma dan inti sel telur.
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Gambar 7. Fertilisasi terjadi di tuba Fallopi.
Dalam perjalanan menuju uterus, zigot akan mengalami pembelahan. Zigot yang mengalami pembelahan tersebut dinamakan morula. Morula tersebut akan terus mengalami pembelahan menjadi blastula. Blastula mempunyai rongga yang disebut blastosol. Pada tutup blastula, zigot akan menempel pada endometrium. Proses melekatnya zigot pada endometrium disebut implantasi.

Setelah implantasi, dimulailah proses kehamilan, secara umum, kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pada trimester pertama, blastuta akan terus berkembang membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Tahap ini disebut gastrulasi.

Setelah itu, zigot akan mengalami organogenesis, yaitu proses pembentukan banyak sekali organ tubuh dari masing-masing lapisan. Ektoderm akan membentuk sisem saraf, kulit, mata, dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, dan organ reproduksi. Endoderm akan membentuk organ-organ pernapasan dan pencernaan. Blastula yang mengalami organogenesis membentuk embrio.

Embrio tersebut mendapat nutrisi dari endometrium melalui plasenta. Pada trimester pertama, embrio akan merangsang kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus untuk memproduksi hormon-hormon reproduksi. Salah satu hormon yang diproduksi, ialah Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Hormon ini berfungsi merangsang corpus luteum untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut akan menyebabkan dinding uterus tetap tebal yang mempunyai kegunaan sebagai implantasi dan memelihara janin. Pada trimester pertama, kadar HCG dari dalam darah ibu sangat tinggi sehingga sebagian di antaranya diekskresikan bersama urine. Adanya HCG di dalam urine sanggup digunakan sebagai indikator dalam uji kehamilan.

Pada trimester kedua, embrio tumbuh secara cepat dan aktif mencapai ukuran sekitar 30 cm. Embrio atau janin akan aktif bergerak pada trimester kedua ini. Pada periode ini, hormon HCG akan stabil dan plasenta akan menyekresikan sendiri progesteron untuk menjaga kehamilan. Pada trimester ketiga, janin akan tumbuh mencapai berat sekitar 3–3,5 kg dan panjang sekitar 50 cm. Pada periode ini, perut ibu akan kelihatan sangat membesar.

5. Kelahiran

Kehamilan berlangsung sekitar 9 bulan 10 hari. Janin sehabis mencapai usia tersebut akan siap untuk dilahirkan. Proses kelahiran diawali dengan meningkatnya hormon estrogen. Meningkatnya hormon estrogen ini akan meningkatkan kemampuan otot-otot uterus untuk berkontraksi. Selama ahad terakhir kehamilan, hormon estrogen meningkat secara pesat. Otot-otot uterus pun dipengaruhi oleh hormon oksitosin.

Kontraksi otot-otot uterus akan menekan kepala bayi menuju serviks (leher rahim). Akibatnya, serviks akan merenggang sehingga bayi keluar dari uterus. Secara bersamaan, kontraksi tersebut akan mendorong bayi menuju v*gina dan jadinya keluar dari tubuh ibu.

Pada ketika kelahiran (Gambar 8), bayi masih terhubung dengan plasenta melalui tali pusar. Ketika masih berada di dalam uterus, janin tidak perlu bernapas. Akan tetapi, sehabis keluar, bayi akan mulai bernapas.
Manusia sebagai makhluk hidup juga melaksanakan reproduksi Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia
Gambar 8. Proses kelahiran bayi. (global.britannica.com)
Air susu ibu atau ASI lebih banyak diproduksi sehabis bayi lahir lantaran hormon prolaktin lebih aktif. Kelenjar susu dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.

Kolostrum, cairan kuning yang disintesis dan disimpan oleh kelenjar mamae mulai dari bulan keempat atau kelima kehamilan, akan menjadi makanan pertama bagi bayi. Kolostrum kaya akan kandungan antibodi ibu, menjaga bayi dari infeksi. Kandungan proteinnya yang tinggi juga membantu mencegah diare pada bayi. Beberapa hari sehabis kelahiran, bayi yang menyusui dikombinasikan dengan hormon prolaktin merangsang sintesis ASI bahwasanya dalam payudara ibu.

Keunggulan dan manfaat menyusui sanggup dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.

Tabel 1. Manfaat ASI

Aspek
Kandungan
Manfaat
Gizi


Kolostrum
Immunoglobulin A; protein, vitamin A; karbohidrat; lemak rendah dan air
Kekebalan tubuh yang cukup, membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi pertama)
ASI
Gizi yang sesuai dan berkualitas tinggi; perbandingan whey dan casein 65 : 35; taurin; DHA (Decosahexanic Acid); AA (Arachidonic Acid)
Pertumbuhan dan kecerdasan bayi, lebih gampang dicerna dibandingkan susu sapi
Imunologik
Ig.A; Laktoferin; Lysosim; sel darah putih, yakni Bronchus Asociated Lympocyte (BALT)/antibodi akses pernapasan dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT)/antibodi jaringan payudara ibu; faktor bifidus
Kekebalan tubuh bayi, menjaga keasaman tanaman usus bayi, dan menghambat pertumbuhan basil merugikan
Aspek
Manfaat
Psikologik
Rasa percaya diri ibu menyusui, kasih sayang terhadap bayi, interaksi antara ibu dan bayi, rasa kondusif dan kehangatan ibu memberi kepuasan bagi bayi
Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan nilai gizi ASI mengoptimalkan perkembangan sistem saraf bayi dan meningkatkan kecerdasan. Penelitian memperlihatkan bahwa IQ bayi yang diberi ASI mempunyai IQ 4,3 poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 poin lebih tinggi pada usia 8,5 tahun dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI
Neurologis
Dengan menyusui, koordinasi saraf menelan, mengisap, dan bernapas bayi sanggup lebih tepat
Ekonomis
Dengan menawarkan ASI eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya makanan bayi hingga bayi berumur 6 bulan
Penundaan kehamilan
Memberikan ASI langsung sanggup menunda haid dan kehamilan. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi alamiah yang dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL)

C. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

Seperti halnya sistem-sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi pada insan sanggup mengalami gangguan dan penyakit. Gangguan dan penyakit tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, menyerupai tumor, nanah virus atau bakteri, serta kelainan fisiologis pada organ reproduksi. Berikut akan dijelaskan beberapa pola gangguan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia.
  1. Endometriosis, ialah gangguan akhir adanya jaringan endometrium dari luar rahim (uterus). Kelainan ini berupa tumbuhnya jaringan endometrium pada ovarium, usus besar ataupun kandung kemih. Endometriosis menyebabkan sakit pada ketika menstruasi.
  2. Imp*tensi, ialah ketidakmampuan p*nis untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini sanggup disebabkan oleh banyak sekali faktor, menyerupai gangguan produksi hormon testosteron, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alkohol, dan gangguan sistem saraf.
  3. Prostatitis, ialah peradangan pada kelenjar prostat. Peradangan kelenjar prostat ini sanggup diikuti oleh peradangan uretra. Penderita prostatitis mempunyai gejala-gejala menyerupai sakit ketika buang air kecil.
  4. Infertilitas, ialah ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan. Pada pria, infertilitas diartikan ketidakmampuan sperma untuk membuahi ovum. Infertilitas sanggup disebabkan oleh gangguan spermatogenesis dan oogenesis, tersumbatnya akses sperma, tersumbatnya tuba Fallopi, dan gangguan pada rahim.
  5. Kanker serviks, merupakan kanker pada potongan serviks wanita, banyak menyerang perempuan di atas umur 40 tahun. Kanker serviks disebabkan oleh nanah virus herpes dan human papilloma virus.
Anda kini sudah mengetahui Sistem Reproduksi pada Manusia. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Firmansyah, R. A. M. Hendrawan dan M. U. Riandi. 2009. Praktis dan Aktif Belajar Biologi 2 : untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 210.

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

Rachmawati, F. N. Urifah, dan A. Wijayati. 2009. Biologi : untuk SMA/ MA Kelas XI Program IPA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 193.

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

No comments:

Post a Comment