Friday, November 8, 2019

Pintar Pelajaran Mutu Dan Kualitas Bensin, Bilangan Oktan, Kertakan Katalitik Dan Kukus

Mutu dan Kualitas Bensin, Bilangan Oktan, Kertakan Katalitik dan Kukus - Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling diperlukan insan ketika ini. Komponen utama penyusun bensin yaitu n-heptana dan iso-oktana. Peningkatan kuantitas dan kualitas bensin dalam pengolahan minyak bumi dilakukan melalui proses kertakan (cracking) dan reformasi fraksi-fraksi bertitik didih tinggi. Ada dua jenis kertakan yang biasanya dilakukan pada fraksi bensin.
  1. Kertakan katalitik, ialah proses memanaskan materi bakar bertitik didih tinggi di bawah tekanan dengan penambahan katalis (tanah liat aluminium silikat dicuci dengan asam dan dijadikan debu halus). Dalam kondisi demikian, molekul besar akan patah-patah menjadi fragmen kecil.
  2. Kertakan kukus, ialah suatu teknik mengubah alkana menjadi alkena. Reformasi katalitik mengubah senyawa alifatik menjadi senyawa aromatik. Alkena dan senyawa aromatik yang terbentuk dimanfaatkan sebagai materi baku plastik dan senyawa sintetik organik.
Proses kertakan akan menghasilkan alkana bercabang dan senyawa aromatik yang mengurangi bunyi ketukan (knocking). Sebagaimana Anda ketahui bahwa penyusun utama bensin yaitu alkana rantai lurus dan isooktana. Alkana rantai lurus tersebut mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari isooktana, sehingga di dalam mesin tidak terbakar sempurna. Tidak sempurnanya proses pembakaran tersebut menjadikan bunyi ketukan pada mesin ketika kendaraan beroda empat dipercepat, maupun pada tanjakan. Hal ini mengakibatkan mesin aus. Untuk mengurangi hal tersebut, bensin berkualitas harus lebih banyak terdiri dari alkana rantai cabang dan senyawa
aromatik.

Kualitas bensin ditentukan menurut bilangan oktan, yaitu angka yang mengatakan persentase isooktana (2,2,4–trimetilpentana) dalam bensin. Bilangan oktan 100 berarti bensin tersebut setara dengan isooktana murni dalam hal sifat pembakaran. Sedangkan bilangan oktan 0 berarti bensin tersebut setara dengan heptana murni. Bilangan oktan 75 berarti bensin tersebut terdiri dari 75% isooktana dan 25% heptana. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik kualitas bensin tersebut. Bensin premium mempunyai bilangan oktan 85, dan bensin super mempunyai bilangan oktan 98. Dimungkinkan diperoleh bilangan oktan lebih dari 100 alasannya ialah beberapa senyawa mempunyai karakteristik bakar lebih baik daripada isooktana.

Penambahan zat aditif ke dalam bensin bertujuan untuk mengurangi ketukan dan meningkatkan bilangan oktan. Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang mempunyai rantai karbon yang bercabang banyak. Adanya komponen bensin berantai lurus menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas bukan sebagai kerja mesin, dan hal ini mengakibatkan terjadinya knocking atau ketukan pada mesin. Ketukan pada mesin ini mengakibatkan mesin menjadi cepat rusak. 

Beberapa zat aditif yang biasa dipakai dan mempunyai bilangan oktan lebih dari 100 yaitu benzena, t-butilalkohol [(CH3)3COCH], dan t-butil metil eter [(CH3)3COCH3]. Terkadang dipakai juga adonan zat aditif dalam bensin bertimbal yaitu etilfluid: 65% tetraetil timbal TEL (tetraetil lead) [(CH3CH2)4Pb], 25% 1,2-dibromoetana (BrCH2CH2Br), dan 10% 1,2-dikloroetana (ClCH2CH2Cl). Senyawa-senyawa hidrokarbon yang telah terhalogenasi tersebut bermanfaat untuk mengubah timbal yang dihasilkan pada pembakaran bensin menjadi timbal (II) bromida (PbBr2) yang gampang menguap semoga gampang dibuang bersama gas buang lainnya.

Penggunaan tetraetil timbal dalam bensin akan segera tidak boleh alasannya ialah menjadikan pencemaran udara yang sangat parah. Untuk itu kini sedang digalakkan penggunaan bensin tanpa timbal, yaitu dengan mengganti TEL dengan MTBE (metil tersier butil eter), yang mempunyai fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan timbal di udara.

Anda kini sudah mengetahui Kualitas Bensin. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.

No comments:

Post a Comment