Tuesday, November 26, 2019

Pintar Pelajaran Peradaban Lembah Sungai Indus (Shindu), Letak Geografis, Sistem Mata Pencaharian, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Perekonomian, Kepercayaan, Pemerintahan

Artikel dan Makalah perihal Peradaban Lembah Sungai Indus (Shindu), Letak Geografis, Sistem Mata Pencaharian, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Perekonomian, Kepercayaan, Pemerintahan - Berikut ini yakni bahan lengkapnya : 

a. Letak Geografis

Wilayah India kuno merupakan salah satu negara di Asia Selatan di kepingan Utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya dan Hindu Kush, sedangkan kepingan Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sekarang, wilayah ini sanggup dilihat di peta yang mencakup negara India, Nepal, Pakistan dan Afganistan. (Baca juga : Peradaban Kuno Di Asia)

Kondisi alam yang menyerupai itu menggambarkan seolah-olah India yakni subbenua Asia. Wilayah India kuno terbagi menjadi dua kepingan yaitu India Utara dan India Selatan, diantara keduanya terdapat pengunungan Windya. India Utara yakni daerah yang mempunyai lahan yang subur terutama di sepanjang Sungai Shindu, Gangga, Yamuna dan Brahmaputera. Sebaliknya di India Selatan, daerah ini yakni daerah yang tidak subur dengan lahan-lahan yang kering tandus.

Celah antara Himalaya dan Hindu Kush dikenal dengan nama Celah Kaiber (Khyber Pass). Celah ini merupakan susukan bangsa-bangsa pendatang yang bermigrasi dan menetap di India. Dari celah ini pulalah lahir peradaban di India sebagai asimilasi kebudayaan antara kebudayaan bangsa ajaib dengan bangsa aslinya, diantaranya peradaban Lembah Sungai Shindu dan Lembah Sungai Gangga.

Penduduk orisinil yang berada di Lembah Sungai Shindu yakni bangsa Dravida, diperkirakan telah mendiaminya semenjak 3000 SM. Bangsa ini meninggalkan sisa-sisa peradabannya di Mahenjo Daro dan Harappa.

Hasil temuan peninggalan peradaban di India diketahui dengan ditemukannya sisa-sisa kebudayaan di Kota Mahenjo Daro di daerah Shindu (sekarang berada di wilayah Pakistan) dan Harappa yang mendiami daerah Sungai Ravi (daerah hulu Sungai Shindu).

b. Sistem Mata Pencaharian

Sepanjang lembah Sungai Shindu yakni lahan subur yang cocok sekali untuk pertanian. Kesuburan ini disebabkan oleh lumpur-lumpur sungai yang dibawa ketika banjir. Pemanfaatan lahan dan sungai mendorong untuk membuatkan teknologi irigasi dengan menciptakan saluran-saluran, tanggul penahan banjir dan bendungan untuk menampung. Hasil temuan saluran irigasi inilah yang menunjukkan bahwa pada masa tersebut sudah terbentuk peradaban yang maju dengan mata pencahariannya yakni pertanian (gandum, padi, kapas, dan teh).

c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah dikenal oleh masyarakat yang mendiami lembah Sungai Shindu. Bukti-bukti yang menunjukkan hal tersebut dengan ditemukannya perkakas pertanian, alat-alat rumah tangga, alat-alat perang, bangunan dan simbol iman yang terbuat dari tanah liat ataupun logam. Selain itu, di Kota Mahenjo-Daro dan Harappa sudah terbentuk penataan kota yang baik dan teratur. Penduduk sudah mengenal teknologi bangunan dan gedung yang dibentuk dari kerikil bata untuk tempat tinggal. Setiap rumah terdapat sumur dan saluran-saluran pembuangan limbah kotor dan dialirkan ke selokan besar di bawah jalan raya.

d. Sistem Perekonomian

Perekonomian masyarakat lembah Sungai Shindu ditopang dalam bentuk perdagangan dengan negara-negara lain. Hal ini dibuktikan. Dengan adanya inovasi benda-benda kebudayaan lembah Sungai Shindu di Mesopotamia. Pada masa itu telah adanya kontak dagang antara bangsa Dravida dengan bangsa Sumeria.

e. Sistem Kepercayaan

Masyarakat lembah Sungai Shindu memuja kepada banyak ilahi (politheisme). Dewa utama yang dipujanya yakni ilahi berkepala tiga, bertanduk besar, walaupun masih berupa dugaan, stempel yang menggambarkan ilahi ini banyak dijumpai. Selain itu, masyarakatnya mengenal Dewi Ibu yang dipuja sebagai lambang Dewi kesuburan.

f. Sistem Pemerintahan

Peradaban Lembah Sungai Shindu yakni peradaban insan prasejarah lantaran belum ditemukan adanya tulisan. Masuknya bangsa Arya ke wilayah India, mengubah tata hidup penduduk orisinil dan terjadinya percampuran kebudayaan. Sebenarnya bangsa Arya yakni bangsa nomaden (selalu berpindah-pindah), namun semenjak ditemukannya wilayah India melalui Celah Kaiber mereka mencoba untuk menetap sehingga mengakibatkan percampuran kebudayaan di antara keduanya. Pencampuran kedua bangsa tersebut melahirkan bangsa Hindu. Kedatangan mereka menjadi salah satu penyebab runtuhnya peradaban kuno di Lembah Sungai Shindu. Pemerintahan bangsa Arya yang pernah ada di Lembah Sungai Shindu diketahui mulai ada tahun 327 SM dengan berdirinya Kerajaan Maurya.

Berikut ini nama-nama kerajaan yang pernah ada pada peradaban Lembah Sungai Shindu, antara lain:

1) Kerajaan Magadha

Bangsa Arya yang tinggal di Punjab membentuk negara kota, dengan kepala pemerintahannya disebut raja. Pemerintahan menyerupai ini sudah ada di Magadha, Kosala dan Avanti. Kerajaan Magadha sudah ada kira-kira tahun 650 SM, diperintah oleh Sisunaga dengan ibukota Rajgir. Sekitar tahun 500 SM, pada masa Raja Ayatasatra, ibukota dipindahkan ke Pataliputra di akrab pertemuan Sungai Shindu dan Gangga.

Raja Nanda yakni Raja Magadha yang berhasil mengusir Persia dari Punjab, dan kemudian membentuk dinasti Nanda. Raja kesembilan dinasti Nanda yakni Mahapadmananda menikahi perempuan dari kasta rendah dan mempunyai seorang anak berjulukan Candragupta Maurya.

2) Kerajaan Maurya

Candragupta Maurya yakni pendiri Kerajaan Maurya sehabis berhasil menundukkan pasukan Macedonia yang kala itu sedang melaksanakan perluasan ke wilayah India dibawah pimpinan Iskandar Zulkarnaen dan telah menguasai daerah Punjab. Pengusiran tentara Macedonia dari India dilakukan sehabis Candragupta Maurya mengetahui kabar Iskandar Zulkarnaen wafat, bencana ini terjadi pada tahun 327 SM. Ibukota Kerajaan Maurya berada di Pattaliputra dengan raja pertamanya yakni Candragupta Maurya. Kekuasaan daerahnya terbentang dari Kashmir di kepingan Barat dan lembah Sungai Gangga di kepingan Timur. Kerajaan Maurya mencapai masa gemilang di bawah pemerintahan Ashoka (268-232 SM) cucu Candragupta Maurya.

Ashoka merasa menyesal sehabis melihat korban-korban perang ketika menundukkan Kerajaan Kalingga dan Dekkan, kemudian bercita-cita untuk membentuk suatu perdamaian bagi umat manusia. Agama yang semula yakni Hindu ditinggalkannya dan beralih menjadi penganut agama Buddha.

3) Kerajaan Candragupta

Sepeninggalnya Ashoka, kerajaan Maurya pecah menjadi kerajaan kecil yang kemudian dipersatukan kembali oleh Candragupta I dan berdiri Kerajaan Candragupta.

Anda kini sudah mengetahui Peradaban Lembah Sungai Indus. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.

No comments:

Post a Comment