Thursday, November 21, 2019

Pintar Pelajaran Prosedur Dan Proses Pencernaan Dan Perembesan Protein Dalam Tubuh

Mekanisme dan Proses Pencernaan dan Penyerapan Protein dalam Tubuh - Pencernaan pada unggas dimulai dari paruh dan diakhiri pada kloaka. Sementara pencernaan pada non unggas dimulai dari mulu hingga anus. Setelah kuliner melewati paruh akan disimpan sementara dalam tembolok, kemudian kuliner akan menuju bab proventrikulus yang akan mengalami proses pencernaan hidrolitis/enzimatis. Semnetara pada non unggas, kuliner yang masuk pribadi menuju lambung. Pencernaan tersebut dimulai dengan kontraksi otot (proventrikulus pada unggas atau lambung pada non unggas) yang akan mengaduk-aduk kuliner dan mencampurkannya dengan getah lambung yang terdiri dari HCl dan pepsinogen (enzim yang tidak aktif). Pepsinogen apabila bereaksi dengan HCl akan bermetamorfosis pepsin (enzim aktif). HCl dan pepsin akan memecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana mirip polipeptida, protease, pepton dan peptida. Aktivitas optimum pepsin dijumpai pada pH sekitar 2,0. Apabila kuliner sudah bermetamorfosis kimus (bubur usus dengan warna kekuningan dan bersifat asam) maka akan didorong masuk ke ventrikulus pada unggas atau pribadi masuk usus halus pada non ungggas. Keasaman (pH) ventrikulus berkisar antara 2,0 hingga dengan 3,5. Dalam ventrikulus, kimus akan mengalami proses pencernaan mekanis dengan cara penggilasan dan pencampuran oleh kontraksi otot-otot ventrikulus.

Setelah itu, kimus kemudian didorong ke ke dalam usus halus. Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum. Kimus kemudian akan bercampur dengan empedu yang dihasilkan oleh sel hati. Fungsi empedu ialah untuk menetralkan kimus yang bersifat asam dan membuat pH yang baik (sekitar 6 hingga dengan 8) untuk kerja enzim pankreas dan enzim usus.

Pankreas menghasilkan endopeptidase berupa enzim tripsinogen dan kimotripsinogen. Enzim tripsinogen apabila bereaksi dengan enterokinase akan bermetamorfosis tripsin. Setelah terbentuk, tripsin akan membantu meneruskan aktivasi tripsinogen, dan tripsin sendiri mengaktifkan kimotripsinogen menjadi kimotripsin. Berbagai enodpeptidase yaitu, pepsin, tripsin dan kimotripsin akan memecah ikatan-ikatan di akrab asam amino tertentu. Kerja sama enzim ini diharapkan dalam proses fragmentasi molekul protein. 

Pepsin hanya memecah ikatan yang akrab dengan fenilalanin, triptofan, metionin, leusin atau tirosin. Tripsin hanya memecah ikatan yang akrab dengan arginin atau lisin dan kimotripsin akan memecah ikatan yang akrab dengan asam amino aromatik, atau metionin. Eksopeptidase yang terdiri dari karboksipeptidase dan aminopeptidase yang disekresikan oleh pankreas dan usus halus akan bekerja pada ikatan peptida terminal, dan memisahkan asam amino satu demi satu.

Karboksipeptidase memecah asam amino terminal dengan gugus karboksil bebas sedangkan aminopeptidase memisahkan asam amino terminal dengan gugus amino (NH2) bebas. Produk simpulan dari pencernaan protein ialah asam amino dan peptida. Lebih dari 60 persen protein dicerna dalam duodenum sisanya dicerna dalam jejenum dan ileum. Makanan yang tidak dicerna akan didorong memasuki usus besar.

Penyerapan dimulai dengan membesarnya usus alasannya adanya kimus, otot yang teregang bereaksi alasannya kontraksi. Beberapa kontraksi menyebabkan kontraksi lokal, disebut segmentasi, yang membantu dalam mencampurkan kimus. Kontraksi lain yang disebut peristalsis lebih ibarat gelombang. Satu lapisan otot dinding usus berkontraksi sepanjang beberapa sentimeter dan diikuti dengan lapisan lainnya. Kontraksi demikian ini menggerakkan kuliner melalui jarak pendek. Mukosa usus terdiri dari lapisan otot licin, jaringan ikat dan jadinya epitel kolumnar sederhana akrab lumen.

Pada epitel pelapis tersebut terdapat banyak sel goblet yang menghasilkan lendir dan sekresinya membantu melicinkan kuliner dan melindungi lapisan usus terhadap kelecetan dan luka-luka alasannya zat-zat kimia. Pada mukosa terdapat banyak vilus (jonjot) kecil berbentuk jejari daerah terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa kecil. Lipatan sirkular dalam mukosa usus, vilus dan mikrovilus membentuk suatu permukaan yang sangat luas untuk penyerapan (penyerapan). Pasa dasar vilus terdapat bab yang berbentuk tabung yang disebut kripta Lieberkuhn. Pembelahan mikotik sel-sel epitel pada dasar kripta akan terus menerus menghasilkan sel gres yang pindah keluar melalui vilus dan terlepas. Dalam perjalanan keluar, sel-sel itu bermetamorfosis sel-sel goblet yang menghasilkan lendir dan sel-sel absorpsi. Lapisan epitel ini akan menyerap air dan zat-zat makanan. Eksopeptidase usus terdapat juga pada permukaan membran sel penyerapan dari vilus dan sel-sel yang sama ini juga merupakan daerah penyerapan asam amino. 

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa asam-asam amino L-isomer lebih siap diabsorpsi dibandingkan dengan asam-asam amino D-isomer. Perbedaan ini ditandai dengan tingkat penyerapan diantara asam-asam amino itu sendiri. Tingkat penyerapan pada 18 L-asam amino tergantung pada berat molekul, tetapi asam amino dengan ujung rantai non polar mirip metionin, valin, dan leusin lebih siap diabsorpsi dibandingkan dengan asam amino dengan rantai polar. Dijumpai juga bahwa Lmetionin dan L-histidin diabsorpsi lebih cepat dibandingkan dengan D-isomer.

Transport asama amino dari lumen usus halus ke sel mukosa melalui proses aktif dengan memakai gradien konsentrasi. Mekanisme transport membutuhkan energi khusus untuk bentuk L dari asam amino. Bentuk D dari asam amino lebih lambat diserap dibandingkan dengan bentuk L. Tiga prosedur transport dideteksi dalam mukosa intestinal. Sistem pertama khusus untuk monoaminomonokarboksilat atau asam amino netral, sistem kedua untuk arginin, lisin dan asam amino basic mirip sistin, dan sistem ketiga untuk dikarboksilat atau asam amino.

Secara umum asam-asam amino sehabis diserap oleh usus akan masuk ke dalam pembuluh darah, yang merupakan percabangan dari vena portal. Vena portal membawa asam-asam amino tersebut menuju sinusoid hati, dimana akan terjadi kontak dengan sel-sel epitel hati. Darah yang berasal dari sinusoid hati kemudian melintas menuju ke sirkulasi umum melalui vena-vena sentral dari hati menuju ke vena hepatik, yang kemudian masuk ke vena kava kaudal.

Anda kini sudah mengetahui Penyerapan Protein. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

DAFTAR PUSTAKA PENGANTAR ILMU NUTRISI TERNAK

Artikel ini merupakan bahan yang ditulis oleh Prof. Dr. Ir. Wahyu Widodo, Ms. (Fakultas Peternakan-perikanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari Buku Ajar Berjudul "PENGANTAR ILMU NUTRISI TERNAK" tahun 2006.

No comments:

Post a Comment