Artikel dan Makalah tentang Perjuangan Kooperatif (Kerjasama) Pada Masa Penjajahan / Pendudukan Militer Jepang Di Indonesia - Sejumlah tokoh nasionalis Indonesia banyak yang memakai kesempatan pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Banyak di antara mereka yang menduduki jabatan-jabatan penting dalam lembaga-lembaga yang dibuat Jepang. Misalnya, Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur menduduki pimpinan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Mereka dikenal dengan sebutan “Empat Serangkai”. Putera merupakan sebuah organisasi yang dibuat Jepang pada Maret 1943, bertujuan menggerakan rakyat Indonesia untuk mendukung peperangan Jepang menghadapi Sekutu.Melalui Putera, para pemimpin Indonesia sanggup bekerjasama dengan rakyat secara langsung, baik melalui rapat-rapat maupun media massa milik Jepang. (Baca juga : Perjuangan Rakyat Indonesia Melawan Jepang)
Tokoh-tokoh Putera memanfaatkan organisasi-organisasi itu untuk menggembleng mental dan membangkitkan semangat nasionalisme serta menumbuhkan rasa percaya diri serta harga diri sebagai bangsa. Mereka selalu menekankan pentingnya persatuan, pentingnya memupuk terusmenerus semangat cinta tanah air, dan harus lebih memperhebat semangat antiimperialisme- kolonialisme. Organisasi Putera menerima sambutan yang hangat dari seluruh rakyat. Namun, alasannya Putera nyatanya bermanfaat bagi bangsa Indoensia, pemerintah Jepang karenanya membubarkannya pada April 1944.
Selain melalui Putera, para pemimpin pergerakan juga berjuang melalui Badan Pertimbangan Pusat atau Cou Sangi In yang dibuat Jepang pada 5 September 1943. Badan ini beranggotakan 43 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam sidangnya pada 20 Oktober 1943, Cuo Sangi In menetapkan bahwa semoga Jepang menang dalam perang, perlu dikerahkan segala potensi dan produksi dari rakyat Indoensia. Untuk melakukan ketetapan itu dibentuklah aneka macam kesatuan pemuda, sebagai wadah penggemblengan mental dan semangat juang semoga mereka menjadi tenaga-tenaga pejuang yang militan. Berbagai kesatuan perjaka yang berhasil dibuat antara lain: Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), Seisyintai (Barisan Pelopor), Gakutotai (Barisan Pelajar), dan Fujinkai (Barisan Wanita).
Pada ketika penggemblengan mental itulah Ir. Soekarno selalu menyisipkan penanaman jiwa dan semangat nasionalisme, pentingnya persatuan dan kesatuan serta keberanian berjuang dengan risiko apa pun untuk menuju Indonesia merdeka. Dengan demikian, kebijakan pemerintah Jepang dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh nasional untuk perjuangan. Para pemimpin Indonesia memanfaatkan organisasi ini untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan. Jelas sekali, para pemimpin Indonesia tidak kurang akil untuk dibohongi oleh Jepang.
Anda kini sudah mengetahui Perjuangan Kooperatif (Kerjasama) Pada Masa Penjajahan / Pendudukan Militer Jepang Di Indonesia. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.
No comments:
Post a Comment