Kadmium, Senyawa Logam Pemicu Kanker Payudara - Kanker payudara kemungkinan bekerjasama dan sanggup dipicu oleh kadmium, logam yang ditemukan di pupuk. Hal tersebut diketahui dari sebuah penelitian terbaru dari Swedia. Penelitian ini dipublikasikan di Jurnal Cancer Research edisi Maret. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perempuan yang mengalami pasca menopause dan mendapat asupan kadmium yang relatif tinggi, mempunyai risiko 21 persen lebih tinggi untuk mengidap kanker payudara.
Sumber utama dari kadmium yang dikonsumsi pada contoh diet perempuan dalam penelitian ini yaitu kuliner yang umumnya sehat menyerupai biji-bijian dan sayuran. Makanan tersebut memperlihatkan asupan sekitar 40 persen dari kadmium yang dikonsumsi.
Menurut para peneliti, hormon estrogen merupakan pemicu bagi beberapa jenis kanker payudara. Kadmium juga sanggup menjadi penyebab kanker payudara lantaran senyawa logam ini mempunyai imbas yang sama sperti hormon estrogen dalam badan wanita.
Kadmium, Setiap Potongan Berukuran Sekitar 1 cm. (Foto: images-of-elements.com) |
Peneliti Agneta Akesson menyampaikan bahwa masyarakat tidak harus menghindari biji-bijian dan sayuran untuk dikonsumsi, lantaran pada penelitian ini hanya memperlihatkan asosiasinya saja, bukan kekerabatan alasannya yaitu dan akibatnya. Penelitian lebih mendalam masih diharapkan untuk mengetahui hal ini secara pasti.
Profesor Michael Bloom dari School of Public Health at the University of Albany mengatakan, penelitian mengenai dampak kadmium dan kanker payudara pada perempuan yang mengalami pasca menopause sanggup memperlihatkan bantuan yang sangat penting, mengingat literatur pada topik ini masih jarang.
Hal-hal yang harus menjadi perhatian
Selama ini, kadmium telah diketahui bersifat toxic (beracun), dan dalam bentuk tertentu sanggup bersifat karsinogenik, kata peneliti Bettina Julin dari Karolinska Institute of Environmental Medicine
Pada penelitian ini, para peneliti mengumpulkan data dari kurang lebih 55.000 perempuan di Swedia selama 12 tahun. Para perempuan yang menjadi subjek penelitian ini telah menciptakan catatan harian dari segala sesuatu yang mereka makan. Para peneliti memperkirakan berapa banyak kadmium yang dikonsumsi oleh para perempuan tersebut menurut data dari negara mengenai kandungan kadmium dalam makanan, dan membagi mereka menjadi tiga kelompok responden dengan jumlah yang sama menurut asupan kuliner mereka.
Pada kurun waktu penelitian ini, terdapat 2112 kasus kanker payudara yang terjadi, 744 kasus terjadi pada perempuan dengan asupan kadmium yang tinggi dan 677 kasus terjadi pada perempuan dengan asupan kadmium yang rendah. Peneliti juga mencatat usia para perempuan yang mengkonsumsi asupan kadium tinggi, lantaran risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Para peneliti mengatakan, mereka khawatir jikalau kandungan senyawa kadmium yang tinggi ditemukan pada kuliner yang selama ini kita anggap sehat. Senyawa logam ini diserap dengan baik oleh tanaman, biji-bijian buah-buahan, dan sayuran dari pupuk yang diberikan.
Para peneliti juga mencatat, bahwa biji-bijian dan sayuran,yang mempunyai banyak nutrisi yang bermanfaat justru mengandung kadar kadmium yang paling tinggi, tetapi di sisi lain biji-bijian dan sayuran ini mempunyai kandungan senyawa yang sanggup melawan imbas negatif dari logam beracun ini.
Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan yang mengkonsumsi biji-bijian dan sayur-sayuran yang mengandung kadmium, mempunyai risiko lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan perempuan yang mempunyai asupan kadmium dari sumber kuliner selain biji-bijian dan sayuran.
Risiko tertinggi terjadinya kanker payudara ditemukan pada perempuan yang mempunyai asupan kadmium yang tinggi dan mengkonsumsi sedikit biji-bijian dan sayuran.
Kentang, wortel, dan biji-bijian untuk sereal sanggup mengakumulasi kandungan kadmium dari pupuk yang diberikan dan lingkungan. Jenis materi kuliner lain yang diketahui mempunyai kandungan kadmium yang tinggi yaitu kerang, jeroan, dan biji bunga matahari.
Menurut peneliti Alfred Bernard dari Department Of Medicine At Catholic University Of Louvain di Belgia, jumlah asupan kadmium yang diperkirakan pada penelitian ini belum tentu memperlihatkan jumlah akurat dari kandungan kadmium yang benar- benar diserap oleh tubuh.
“Akan tetapi kita harus tetap waspada akan hal ini, mengingat jumlah kasus kanker payudara yang lebih tinggi dibandingkan kanker lainnya pada wanita, karenanya segala penyebab kanker tersebut akan menjadi perhatian yang sangat substansial bagi duduk kasus kesehatan. Tidak terkecuali untuk penyebab yang menjadikan resiko sangat kecil sekalipun”. Kata Bloom
Beberapa peneliti tersebut telah menyadari kekerabatan kadmium dan kanker sehingga mereka melaksanakan tindakan pencegahan. ”Saya telah mengurangi konsumsi biji bunga matahari secara signifikan,” kata Carolyn Gallagher, Department of Preventive Medicine at Stony Brook University di New York, dikala diwawancarai MyHealthNewsDaily. Biji bunga matahari mempunyai kandungan kadmium yang relatif tinggi
Gallagher menambahkan bahwa asupan zat besi yang cukup sanggup mengurangi risiko terkena kanker payudara lantaran sanggup mengurangi kandungan kadmium yang diserap oleh tubuh.
Referensi Jurnal:
Bettina Julin, Alicja Wolk, Leif Bergkvist, Matteo Bottai, and Agneta Ã…kesson. 2012. Dietary Cadmium Exposure and Risk of Postmenopausal Breast Cancer: A Population-Based Prospective Cohort Study. Cancer Res,72:1459-1466; doi: Live Science (15 Maret 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment