Wednesday, November 27, 2019

Pintar Pelajaran Kebudayaan Sa Huynh : Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-Alat, Penemuan, Ciri-Ciri, Persebaran

Artikel dan Makalah perihal Kebudayaan Sa Huynh : Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-alat, Penemuan, Ciri-ciri, Persebaran - Selain kebudayaan Bacson-Hoabinh dan Dong Son yang berada di utara Vietnam, ada pula kebudayaan yang berafiliasi dengan masyarakat Indonesia purba, yaitu kebudayaan Sa Huynh di selatan Vietnam. Budaya Sa Huynh didukung oleh kelompok sosial yang berbahasa Cham (Austronesia) yang diperkirakan berasal dari Indonesia. Penduduk yang mendiami wilayah Sa Huynh ini diperkirakan berasal dari Semenenjung Melayu atau Kalimantan.

Seorang arkeolog Vietnam mengemukakan bahwa sebelum munculnya budaya Sa Huynh atau budaya turunan eksklusif dari Sa Huynh, daerah Vietnam Selatan telah didiami oleh bangsa yang berbahasa Austronesia. Orang-orang Cham (Campa) pernah membuatkan peradaban yang dipengaruhi oleh budaya India. Kemudian mereka dikalahkan oleh perluasan yang dilakukan oleh penduduk lebih banyak didominasi Vietnam sekarang. Mereka yang tetap bertahan menjadi kelompok minoritas.

Keberadaan masyarakat Cham di akrab pusat-pusat inovasi benda-benda logam di Vietnam Utara pada simpulan masa prasejarah ini mempunyai arti yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Mereka yaitu kelompok masyarakat yang memakai bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan fisik dengan orang Indonesia.

Kebudayaan Sa Huynh yang diketahui sampai kini kebanyakan berbentuk kuburan tempayan, yakni mayit dimasukkan ke dalam tempayan besar. Penguburan jenis ini merupakan adat yang mungkin dibawa oleh orang-orang Chamgelombang pertama ke Indonesia alasannya yaitu penguburan dalam tempayan tak terdapat pada kebudayaan Dong Son atau yang lain yang sezaman di daratan Asia Tenggara.

Penemuan-penemuan Sa Huynh terdapat di tempat pantai, mulai dari Vietnam Tengah selatan sampai ke delta lembah Sungai Mekong. Budaya Sa Huynh banyak mempunyai kesamaan dengan peninggalan yang ditemukan di wilayah Laut Sulawesi. Hal ini diperkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting kerikil bertonjolan (disebut “Lingling O”) dan jenis anting-anting yang khas atau bandul kalung dengan kedua ujungnya berhiaskan kepala binatang (mungkin kijang) yang ditemukan di sejumlah daerah di Muangthai, Vietnam, Palawan, dan Serawak.

Kebudayaan Sa Huynh yang berhasil ditemukan meliputi banyak sekali perkakas yang bertangkai corong, menyerupai sekop, tembilang, dan kapak. Ada pula yang tidak mempunyai corong, menyerupai sabit, pisau bertangkai, kumparan tenun, cincin dan gelang berbetuk spiral. Teknologi pembuatan perkakas-perkakas dari besi di wilayah Sa Huynh diperkirakan berasal dari Cina.

Perkakas besi ternyata lebih banyak dipergunakan dalam budaya Sa Huynh dibanding dalam budaya Dong Son. Benda-benda perunggu yang ditemukan di Sa Huynh berupa perhiasan, gelang, lonceng, dan bejana-bejana kecil. Ditemukan pula beberapa manik-manik emas yang langka, manik-manik beling dari kerikil agate bergaris, manik-manik Carnelian (bundar, menyerupai cerutu), dan kawat perak. Kebudayaan Sa Huynh ditafsir berlangsung antara tahun 600 SM sampai awal Masehi.

Anda kini sudah mengetahui Kebudayaan Sa Huynh. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.

No comments:

Post a Comment