Wednesday, November 27, 2019

Pintar Pelajaran Kebudayaan Dongson : Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-Alat, Penemuan, Ciri-Ciri, Persebaran

Artikel dan Makalah ihwal Kebudayaan Dongson : Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-alat, Penemuan, Ciri-ciri, Persebaran - Tradisi perunggu telah dimulai di Vietnam bab utara sekitar tahun 2.500 SM, jadi 4.000 tahun yang lalu. Kebudayaan perunggu ini berkaitan erat dengan kebudayaan Dong Son dan Go Mun. Jika diperbandingkan dengan kawasan Muangthai Tengah dan Timur Laut, Vietnam mempunyai bukti-bukti lebih awal mengenai pembuatan benda-benda dari perunggu di Indocina. Benda-benda perunggu yang ada sebelum 500 SM terdiri atas kapak corong, ujung tombak, sabit bercorong, ujung tombak bertangkai, mata panah, pisau, kail pancing, gelang, dan lain-lain. Corong merupakan pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya.

Benda-benda kebudayaan Dong Son merupakan benda logam yang paling banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Jadi, bukan efek budaya logam dari India maupun Cina, melainkan dari wilayah Dong Son di Vietnam Utara. Contoh benda budaya Dong Son yang ditemukan di Indonesia yaitu nekara tipe Heger I yang mempunyai kesamaan dengan nekara yang tertua dan terbaik di Vietnam. Nekara tersebut mempunyai jalur hiasan yang disusun mendatar membentuk gambar manusia, hewan, dan motif geometris.

Perkakas perunggu lain yang ditemukan di wilayah Dong Son serta beberapa kuburan mirip di kawasan Vie Khe, Lang Ca, Lang Vac yaitu alat-alat rumah tangga berupa mangkuk dan bejana kecil. Selain itu ditemukan pula miniatur nekara dan genta, kapak corong, cangkul bercorong, mata panah dan mata tombak
bertangkai atau bercorong, belati dengan bentuk antropormofis, gelang, timang, ikat pinggang. Sebuah nekara yang sangat besar berhasil digali di kawasan Co Loa, berisi 96 mata bajak perunggu bercorang. Di antara inovasi ini, terdapat pula alat-alat dari besi dengan jumlah yang sedikit.

Dari inovasi benda-benda budaya Dong Son diketahui ihwal cara pembuatannya, yakni dengan menggunakan teknik cetak lilin hilang, yaitu dengan menciptakan bentuk benda yang diinginkan dari lilin. Lalu lilin tersebut dibalut dengan tanah liat dan dibakar sampai terdapat lubang pada tanah liat tersebut. Berikutnya, pada cetakan tanah liat itu dituangkan cairan logam dan sesudah dingin, tanah liat tersebut dipecahkan. Dengan demikian, terbentuklah benda logam tersebut.

Tidak kurang dari 56 nekara yang ditemukan di sejumlah tempat di Indonesia. Nekara banyak ditemui di Sumatera, Jawa, dan Maluku Selatan. Misalnya, nekara yang ada di Makalaman dari Pulau Sangeang, akrab Pulau Sumbawa. Nekara ini memuat motif hiasan bergambar orang-orang berseragam mirip pakaian seragam yang dikenakan Dinasti Han di Cina, Kushan di India Utara, dan Satavahana di India Tengah. Sedangkan, nekara dari Kepulauan Kei di Maluku mempunyai hiasan lajur mendatar, berisi gambar kijang dan adegan perburuan macan. Sementara itu, nekara dari Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, memuat hiasan bergambar gajah dan burung merak.

Hiasan-hiasan pada nekara-nekara tersebut ternyata tidak dikenal oleh penduduk dari pulau-pulau lain di Indonesia bab timur tempat di mana nekara-nekara tersebut ditemukan. Maka dari itu, para andal berpendapat, tak mungkin nekara-nekara tersebut dibentuk di tempat penemuannya, melainkan dibawa dari Cina, tempat orisinil dibuatnya benda-benda tersebut. Ini dilihat pula dari sudut gaya dan kandungan timahnya yang cukup tinggi, sedangkan budaya Dong Son cenderung menggunakan perunggu.

Namun, Von Heine Geldern, peneliti nekara, beropini bahwa nekara yang ditemukan di Sangeang ditafsir dicetak di kawasan Funan, Vietnam, yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh budaya India pada 250 M.

Seorang andal lain, Berner Kempers, menemukan bahwa semua nekara yang ditemukan di Bali bab timur mempunyai empat patung katak pada bab membran pukulnya. Di samping itu, Nekara di Bali mempunyai motif hias yang kurang terpadu; ini sanggup dilihat dari gambar prajurit dan motif bahtera yang banyak ditemukan pada nekara-nekara tertua di Vietnam. Berners menawarkan citra cara nekara tipe Heger I dicetak secara utuh. Awalnya, lembaran lilin ditempelkan pada inti tanah liat yang ibarat bentuk nekara dan berfungsi sebagai cetakan bab dalam. Pada lembaran lilin kemudian dihiasi dengan cap-cap dari tanah liat atau watu yang bermotif hias berupa gambar bahtera dan iring-iringan manusia. Kemudian, lembaran lilin tersebut ditutup dengan tanah liat yang berfungsi sebagai cetakan bab luar, sesudah terlebih dahulu diberi paku-paku sebagai penjaga jarak semoga seimbang. Setelah itu, cetakan tersebut dibakar dan lilin pun meleleh keluar dari rongga dan rongga yang kosong tersebut diisi dengan cairan logam panas.

Persebaran nekara tipe Heger I meliputi kawasan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta Maluku Selatan. Selain nekara, banyak ditemukan pula benda-benda perunggu lainnya, mirip patung, perkakas rumah tangga dan bercocok tanam, serta perhiasan.

Anda kini sudah mengetahui Kebudayaan Dongson. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.

No comments:

Post a Comment