Monday, November 25, 2019

Pintar Pelajaran Kehidupan Sosial, Ekonomi, Agama Masyarakat Kerajaan Samudera Pasai

Artikel dan Makalah perihal Kehidupan Sosial, Ekonomi, Agama Masyarakat Kerajaan Samudera Pasai - Berikut ini yakni ulasan mengenai kehidupan penduduk di Kesultanan Samudera Pasai.

a. Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Menurunnya peranan kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai. Di bawah kekuasaan Samudera Pasai, jalur perdagangan di Selat Malaka berkembang pesat. Banyak pedagang-pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat yang berlabuh di Pidie, Perlak dan Pasai. Pada masa raja Hayam Wuruk berkuasa, Samudera Pasai berada di bawah kendali Majapahit. Walau demikian Samudera Pasai diberi keleluasan untuk tetap menguasai perdagangan di Selat Malaka. Belakangan diketahui bahwa sebagian wilayah dari kerajaan Majapahit sudah memeluk agama Islam.

Awal kala 15 M, Samudera Pasai mengirim utusan untuk membayar upeti kepada Cina dengan tujuan mempererat hubungan diplomatik dan mengamankan diri dari serangan kerajaan Siam dari Muangthai. Pada masa kekuasaan Samudera Pasai, uang dirham sudah digunakan sebagai alat tukar menukar, di salah satu sisi uang tertulis kalimat Sultan yang Adil.

Karena letaknya yang strategis, di Selat Malaka, di tengah jalur perdagangan India, Gujarat, Arab, dan Cina, Pasai dengan cepat berubah menjadi besar. Sebagai kerajaan maritim, Pasai menggantungkan perekonomiannya dari pelayaran dan perdagangan. Letaknya yang strategis di Selat Malaka menciptakan kerajaan ini menjadi penghubung antara pusat-pusat dagang di Nusantara dengan Asia Barat, India, dan Cina. Salah satu sumber penghasilan kerajaan ini yakni pajak yang dikenakan pada kapal dagang yang melewati wilayah perairannya.

Berdasarkan catatan Ma Huan yang singgah di Pasai tahun 1404, meskipun kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai redup seiring munculnya Kerajaan Aceh dan Malaka, namun negeri Pasai ini masih cukup makmur. Ma Huan ini seorang musafir yang mengikuti pelayaran Laksamana Cheng Ho, pelaut Cina yang muslim, menuju Asia Tenggara (termasuk ke Jawa).

Ma Huan memberitakan bahwa kota Pasai ditidaklah bertembok. Tanah dataran rendahnya tidak begitu subur. Pada hanya ditanam di tanah kering dua kali dalam setahun. Lada, salah satu hasil rempah-rempah yang banyak diminati pedagang asing, ditanam di ladang-ladang di kawasan gunung.

Berita mengenai Samudera Pasai juga didapat dari Tome Pires, penjelajah dari Portugis, yang berada di Malaka pada tahun 1513. Tome Pires menyebutkan bahwa negeri Pasai itu kaya dan berpenduduk cukup banyak. Di Pasai, ia banyak menjumpai pedagang dari Rumi (Turki), Arab, Persia, Gujarat, Tamil. Melayu, Siam (Thailand), dan Jawa. Begitu pentingnya keberadaan Samudera Pasai sebagai salah satu sentra perdagangan, tak mengherankan jikalau ibukotanya yang berjulukan Samudera menjadi nama pulau secara keseluruhan, yaitu Sumatera.

b. Kehidupan Agama

Samudera Pasai yakni dua kerajaan kembar yakni Samudera dan Pasai, kedua-duanya merupakan kerajaan yang berdekatan. Saat Nazimuddin al-Kamil (laksamana asal Mesir) menetap di Pasai, kedua kerajaan tersebut dipersatukan dan pemerintahan diatur memakai nilai-nilai Islam. Kerajaan Samudera Pasai yakni kerajaan pesisir sehingga pengaruhnya hanya berada di bab Timur Sumatera.

Samudera Pasai berjasa membuatkan agama Islam ke seluruh pelosok di Sumatera, bahkan menjadi sentra penyebaran agama. Selain banyaknya orang Arab menetap dan banyak ditemui persamaan dengan kebudayaan Arab, atas jasa-jasanya membuatkan agama Islam ke seluruh pelosok Nusantara wilayah itu dinamakan Serambi Mekah.

Anda kini sudah mengetahui Kehidupan Sosial, Ekonomi, Agama Masyarakat Kerajaan Samudera Pasai. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment