Sunday, November 10, 2019

Pintar Pelajaran Kerusakan Ekosistem Pesisir Menyumbang Sejumlah Besar Emisi Gas Rumah Kaca

Kerusakan Ekosistem Pesisir Menyumbang Sejumlah Besar Emisi Gas Rumah Kaca - Studi terbaru yang dipimpin oleh Linwood Pendleton dari Duke’s Nicholas Institute for Environmental Policy Solutions, melaporkan bahwa kerusakan ekosistem pesisir sanggup melepaskan sebanyak 1 miliar ton karbon ke atmosfer setiap tahun, 10 kali lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya. Penelitian yang diterbitkan secara online ahad ini di PLoS ONE, memperlihatkan analisis asumsi paling komprehensif terhadap emisi karbon global jawaban hilangnya habitat pesisir. Sampai ketika ini, emisi karbon global jawaban hilangnya habitat pesisir sebesar : 0,15 -1,2 milyar ton. Hal tersebut memperlihatkan pentingnya menjaga ekosistem pesisir laut, sebab pelepasan karbon yang disimpan oleh ekosistem tersebut bernilai sampai $ 6 – $ 42 miliar per tahun.

“Menurut asumsi tertinggi kami, emisi yang disimpan ekosistem pesisir maritim hampir sebanyak emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh emitor karbon kelima terbesar di dunia, ialah Jepang,” kata Brian Murray, administrator analisis ekonomi di Duke’s Nicholas Institute for Environmental Policy Solutions. ”Hal ini berarti, sebelumnya kita telah mengabaikan sumber emisi gas rumah beling yang sanggup menyamai emisi dari banyak negara maju”.

Karbon yang ditangkap melalui proses biologi dan disimpan dalam lapisan sedimen di bawah mangrove, rumput maritim dan rawa-rawa garam, disebut “blue carbon / karbon biru.” Ketika lahan lembap dikeringkan dan dihancurkan maka lapisan sedimen yang berada di bawah mulai teroksidasi. Setelah tanah ini (yang biasanya mempunyai kedalaman sampai beberapa meter) terkena udara atau air laut, tanah tersebut kemudian melepaskan karbon dioksida selama hitungan hari atau tahun.
Kerusakan Ekosistem Pesisir Menyumbang Sejumlah Besar Emisi Gas Rumah Kaca Pintar Pelajaran Kerusakan Ekosistem Pesisir Menyumbang Sejumlah Besar Emisi Gas Rumah Kaca
Mangrove di Malaysia. (Image Credit: Duke University)
“Hanya ada sedikit data mengenai seberapa banyak karbon yang mungkin akan dilepaskan ketika ekosistem terganggu,” kata Daniel Donato, rekan penulis  dari Oregon State University.”Dengan analisis ini, kami mencoba untuk mengurangi beberapa ketidakpastian data dengan mengidentifikasi beberapa data penyokong yang kemungkinan mewakili emisi terendah dan tertinggi yang dilepaskan ekosistem pesisir laut.”

Penelitian ini mengamati potensi jumlah karbon yang disimpan dari atmosfer oleh proses akresi (peristiwa majunya garis pantai jawaban penggendapan material pantai) yang berjalan lambat, selama ratusan sampai ribuan tahun pada lapisan tanah di bawah habitat ekosistem pesisir. Penelitian sebelumnya di tempat tersebut difokuskan hanya pada jumlah karbon yang tersimpan dalam sistem dan tidak pada apa yang terjadi ketika sistem ini rusak atau hancur sehingga karbon yang tersimpan dilepaskan.

“Ekosistem pesisir merupakan sebagian kecil dari daratan, besarnya hanya 6 persen dari luas lahan yang tertutup oleh hutan tropis, tetapi emisi yang dihasilkan dari kerusakan ekosistem pesisir hampir seperlima dari emisi jawaban insiden deforestasi di seluruh dunia,” kata Linwood Pendleton, rekan penulis dan administrator dari  Ocean and Coastal Policy Program di Institut Nicholas. ”Satu hektar, atau sekitar dua hektar rawa pesisir, mempunyai jumlah karbon yang sama dengan karbon yang dihasilkan oleh 488 kendaraan beroda empat dalam setahun. Menghancurkan satu hektar hutan bakau sanggup menghasilkan emisi gas rumah beling sebanyak emisi yang dihasilkan dengan hilangnya 3 – 5 hektar hutan tropis.”

Berdasarkan studi tersebut, selama ini, kita telah mengabaikan tugas penting ekosistem pesisir sebagai penyerap emisi karbon. Habitat pesisir ini sudah seharusnya dilindungi dan sanggup dipakai untuk memerangi perubahan iklim jikalau sistem pinjaman pohon melalui Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) diimplementasikan. Kebijakan menyerupai itu sanggup menetapkan kredit / nilai pada karbon yang tersimpan dalam habitat ekosistem pesisir dan memperlihatkan insentif ekonomi jikalau ekosistem tersebut dijaga kelestariannya.

“Ekosistem karbon biru memperlihatkan sejumlah manfaat bagi manusia: mereka mendukung sektor perikanan, penghalang banjir dan badai, dan sebagai filter polusi,” kata Emily Pidgeon, administrator senior Strategic Marine Initiatives di Conservation International dan wakil ketua pada Blue Carbon Initiative.”Insentif ekonomi untuk mencegah kehilangan ekosistem pesisir juga sanggup membantu melestarikan manfaat ekosistem tersebut dan berfungsi sebagai cuilan vital dari upaya global untuk mengurangi gas rumah beling dan perubahan iklim.”

Penelitian ini dibiayai oleh Linden Trust for Conservation and Roger dan Victoria Sant.

Referensi Jurnal :

Linwood Pendleton, Daniel C. Donato, Brian C. Murray, Stephen Crooks, W. Aaron Jenkins, Samantha Sifleet, Christopher Craft, James W. Fourqurean, J. Boone Kauffman, Núria Marbà, Patrick Megonigal, Emily Pidgeon, Dorothee Herr, David Gordon, Alexis Baldera. Estimating Global “Blue Carbon” Emissions from Conversion and Degradation of Vegetated Coastal Ecosystems. PLoS ONE, 2012; 7 (9): e43542 DOI: 10.1371/journal.pone.0043542

Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Duke University via Science Daily (6 Sepetember 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment