Tuesday, November 26, 2019

Pintar Pelajaran Kitab Hindu Budha, Sejarah, Peninggalan, Contoh, Macam-Macam, Isi, Penulis

Artikel dan Makalah wacana Kitab Hindu Budha, Sejarah, Peninggalan, Contoh, Macam-macam, Isi, Penulis - Kitab merupakan goresan pena berupa kisah, cerita, sejarah, dan kadang gabungan antara legenda-mitos-sejarah sekaligus. Pada masa Hindu-Budha, kitab ditulis oleh para pujangga (sastrawan) istana raja tertentu. Mereka menulis atas perintah raja masing-masing. Hidup mereka ditanggung oleh negara dan mereka harus menaati apa saja yang harus ditulis atas perintah raja. Oleh sebab itu, sanggup saja dua kitab yang ditulis oleh dua penulis yang berbeda, membahas tokoh yang sama namun isinya bertolak belakang. (Baca juga : Pengaruh Hindu Budha di Indonesia)

Ada pula kitab yang ditulis pada masa yang berbeda dengan apa yang dibahasnya. Bisa saja sebuah kitab menulis insiden sejarah yang telah berlalu satu abad, misalnya. Dengan demikian, insiden yang dilukiskannya sanggup saja tak persis dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Sumber kisah mungkin saja diterima dari orang atau raja yang menyimpan maksud-maksud politis tertentu; jadi pendapatnya sepihak dan tidak ilmiah.

Kitab biasanya ditulis pada lembaran daun rontal atau lontar yang diikatkan dengan semacam tali biar tidak berceceran. Lontar yaitu sejenis tumbuhan yang tumbuh di kawasan tropis menyerupai Indonesia dan kawasan subtropis. Tingginya kurang-lebih 30 meter dan bewarna kuning dan tumbuh di hutan yang selalu tergenang air. Kayunya sanggup digunakan untuk materi menciptakan rumah. Isi kitab biasanya merupakan rangkaian puisi dalam sejumlah bait (pupuh) yang disebut kakawin. Selain kisah wacana raja-raja, kitab sanggup pula menceritakan mitologi, legenda, kisah rakyat (folklore), undang-undang, aturan pidana-perdata, sampai aturan pernikahan. 

Di banyak sekali kawasan di Indonesia kitab disebut pula kidung, carita, kakawin, serat, tambo.

Kakawin yaitu sebuah bentuk syair dalam bahasa Jawa Kuna dengan metrum yang berasal dari India  (http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin). Metrum yaitu sebuah istilah dalam ilmu kesusastraan yang mendeskripsikan contoh bahasa dalam sebuah baris puisi. Metrum juga sanggup didefinisikan sebagai satuan irama yang ditentukan oleh jumlah dan tekanan suku kata dalam setiap baris puisi. Kaidah metrum berbeda-beda antara bahasa dan tradisi (http://id.wikipedia.org/wiki/Metrum).

Bisa pula kitab merupakan sebuah gubahan dari kisah aslinya; dalam arti kisah tersebut sudah mengalami perubahan (tambahan atau pengurangan), baik dalam jumlah tokoh, alur, latar tempat. Mengenai waktu pun sering tak dicantumkan alias diabaikan oleh sang penulis kitab meski yang ditulisnya mengandung sifat kesejarahan.

Pembuatan kitab pertama kali dirintis pada masa Dinasti Isana pemerintahan Dharmawangsa Teguh. Ia mempelopori penggubahan epik Mahabharata dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno). Arjuna Wiwaha, karya Mpu Kanwa ditulis pada masa pemerintahan Raja Airlangga periode ke-11 M. Bharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, ditulis pada pemerintahan Raja Jayabaya dari Kediri pada periode ke-12.








8) Kesusastraan Melayu Kuno Masa Hindu-Budha

Anda kini sudah mengetahui Kitab Hindu Budha. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment