Langkah Cepat Korea Selatan Di Bidang Sel Punca (Stem Cell) - Bulan lalu, Kementerian kesehatan Korea Selatan mengumumkan bahwa penelitian mengenai stem cell (sel punca) dan pengobatan regeneratif akan mendapatkan pendanaan 33 juta won (US$ 29 juta) di tahun 2012. Sebelumnya di tahun 2011, Kementerian tersebut telah mengucurkan dana sebanyak 4 kali. Secara keseluruhan, enam Kementerian di Korea Selatan akan menginvestasikan 100 juta won untuk penelitian di bidang sel punca pada tahun ini.
Sampai tahun lalu, investasi publik di bidang sel punca di Korea Selatan masih relative rendah dan targetnya hanya penelitian dasar saja. Namun, ketika ini, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan sedang memperluas dukungannya terhadap riset klinis di bidang sel punca, dimana uang yang diinvestasikan akan ditujukan untuk menghubungkan penelitian dasar ke menengah atau studi klinis. Tujuannya ialah untuk mengkomersialkan penelitian pada tahap dasar.
“Dilihat dari iklim riset dan infrastruktur yang ada ketika ini, pemerintah telah menilai bahwa sel punca sudah saatnya untuk dikembangkan”, kata Hyung Min Chung, Presiden Seoul-based biotechnology firm Cha Bio and Diostech dan penasehat kebijakan anggaran. Dia juga menyampaikan bahwa perusahaannya sangat bahagia terhadap keputusan pemerintah untuk berinvestasi pada pengembangan terapi sel punca, dimana keputusan ini akan dibentuk secara cepat.
Pemerintah Korea Selatan fokus untuk meningkatkan pendanaan terhadap penelitian di bidang sel punca pada tahun ini (Credit: JO YONG HAK/ REUTERS) |
Dana dari pemerintah tersebut akan dialokasikan untuk dua bidang yaitu, penyakit langka atau tidak sanggup disembuhkan, dimana insentif dari pihak swasta hanya sedikit, menyerupai kerusakan saraf tulang belakang, da kondisi kronis yang umum menyerupai radang sendi. Tujuannya ialah untuk membantu perusahaan di Korea Selatan untuk mengambil bab pada market pasar yang besar di pengobatan.
Korea Selatan telah berusaha mengembalikan gambaran baik mereka sehabis Ilmuwan sel punca terkemukanya, Woo Suk Hwang, yang diketahui melaksanakan pelanggaraan bioetika sehabis menjiplak hasil penelitiannya. Negara ini telah mulai mendapatkan kepercayaan diri lagi sehabis adanya keberhasilan dari serangkaian proyek penelitian yang mereka lakukan, bahkan Negara ini masuk 10 terbaik peringkat dunia di bidang penelitian sel punca dan pengobatan regenerative, bila dilihat dari jumlah dan kualitas publikasinya. Pemerintah Korea Selatan beranggapan bahwa negaranya akan menjadi pesaing papan atas bagi Negara lain bila sumbangan mereka berikan secara cukup.
Pada tahun lalu, Badan Pengawas Makan dan Obat-obatan (Food and Drug Administration (FDA)) telah menyetujui tiga treatment sel punca yaitu Hearticellgram-AMI, Cupistem dan Cartistem. Langkah ini merupakan pertama kalinya di dunia. Sebelumnya di Tahun 2010, mereka telah melaksanakan uji klinis terapi sel punca embrio manusia.
Namun, banyak pihak yang masih tetap was-was terhadap jenis terapi ini. “Jelas sekali, terjadi peningkatan perhatian masyarakat internasional terhadap industry regenratif Korea semenjak mereka menyetujui 3 produk sel punca pada tahun lalu, Sya beranggapan bahwa banyak pengamat industry ini yang kurang perhatian terhadap kebijakan tersebut,” kata Douglas Sipp, yang bekerja di Kebijakan dan Etika pada RIKEN Center for Developmental Biology di Kobe, Jepang. “Tampaknya FDA Korea telah focus untuk menciptakan jalur cepat bagi produk tersebut dengan cara menyetujui kebijakan mengenai 3 treatmen sel punca. Kita akan melihat bagaimana balasan tubuh berwenang lainnya mengenai produk tersebut,” tambahnya.
Dong Wook Han, Profesor Biologi Sel Punca di Konkuk University, Seoul, mengaku khawatir ihwal hukum Negara terhadap penelitian klinis sel punca. “Dibandingkan dengan Jerman, dimana saya belajar, hukum sel punca embrionik sangat ketat. Korea Selatan mempunyai hukum yang lebih bebas, dimana hal ini akan membuka lebih banyak peluang untuk penelitian klinis. Meskipun demikian, beliau juga menekankan bahwa seharusnya Korea Selatan tidak bergerak terlalu cepat. Negara ini perlu mengadopsi hukum ketat dari Negara lain untuk menguji terlebih dahulu keamanan dan kemanjuran produk tersebut.” Tambah Dong Wook Han.
Referensi Jurnal :
D. Yvette Wohn. 2012. Korea okays stem cell therapies despite limited peer-reviewed data. Nature Medicine. 18: 329. doi: 10.1038/nm0312-329a.
Heiko Yang. 2012. South Korea’s stem cell approval. Nature Biotechnology. 29: 857. doi: 10.1038/nbt1011-857b.
Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang disediakan oleh Nature. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment