Thursday, November 7, 2019

Pintar Pelajaran Mikroba Membantu Hyena Berkomunikasi Melalui Bacin Tubuh

Mikroba Membantu Hyena Berkomunikasi Melalui Bau Tubuh - Bakteri di kelenjar bacin hyena kemungkinan merupakan pengendali utama utama komunikasi antar hyena. Kesimpulan ini dimuat di edisi terbaru jurnal Scientific Reports. Kevin Theis, penulis utama studi tersebut yang juga merupakan peneliti postdoctoral di Michigan State University menyampaikan bahwa penelitian ini telah menyampaikan kekerabatan yang terperinci antara keragaman kelompok hyena dengan komunitas mikroba tertentu yang berada di kelenjar bacin mereka.

“Sebuah komponen penting dari sikap setiap binatang ialah komunikasi yang efektif. Ada suatu kemungkinan bahwa tanpa adanya kuman tersebut, maka binatang tidak sanggup berkata sama sekali.” Tambah Theis.

Melalui studi ini, para ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil menyampaikan bahwa kelompok-kelompok sosial yang berbeda pada mamalia ternyata mempunyai komunitas mikrobia penghasil bacin yang berbeda. Komunitas ini menghasilkan “tanda tangan” kimia yang unik sehingga hyena sanggup membedakan hyena lainnya dengan memakai hidungnya.
Mikroba Membantu Hyena Berkomunikasi Melalui Bau Tubuh Pintar Pelajaran Mikroba Membantu Hyena Berkomunikasi Melalui Bau Tubuh
Di wilayah dataran berumput, Kenya, Theis mengumpulkan gosip mengenai jenis kuman yang terdapat di sampel pasta, yaitu sekresi asam berbau yang dikeluarkan hyena dan biasanya melekat di batang rumput. (Credit: Photo courtesy of MSU)
Penelitian sebelumnya telah menyampaikan kiprah penting yang dimainkan oleh mikrobia pada pencernaan dan fungsi badan lainnya. Selain itu, juga telah diketahui secara luas bahwa kebanyakan mamalia memakai bacin atau aroma badan sebagai sinyal terhadap banyak sekali macam sifat atau ciri-ciri, mencakup jenis kelamin, usia, status reproduksi dan keanggotaan kelompok. Studi ini menjelaskan secara detail kehidupan kuman pada kekerabatan yang saling menguntungkan dengan hyena sebagai host-nya. Selain itu, studi ini juga menyoroti bantuan teknologi sekuensing DNA terbaru yang sanggup menampilkan peranan penting kuman simbiotik terhadap sikap hewan.

Di wilayah dataran berumput, Kenya, Theis mengumpulkan gosip mengenai jenis kuman yang terdapat di sampel pasta, yaitu sekresi asam berbau yang dikeluarkan hyena dan biasanya melekat di batang rumput. Sampel lapangan tersebut diambil dari kantung kelenjar bacin hyena, kemudian dianalisis memakai teknologi sekuensing generasi terbaru di laboratotium MSU. Sampel tersebut mengungkapkan adanya kemiripan pada level tinggi terkait komunikasi mikrobia pada pasta yang ditinggalkan oleh anggota hyena dari kelompok yang sama. Mikrobia yang terdapat di pasta yang ditinggalkan oleh masing-masing kelompok hyena juga mempunyai variasi yang jelas

“Salah satu manfaat dari banyak sekali komunitas mikrobia yang umum terdapat di kantung kelenjar bacin hyena ialah memudahkan pembagian kiprah bagi setiap hyena ketika mereka menandai wilayahnya. Setiap anggota dari kelompok akan sanggup melaksanakan kiprah tersebut dengan lebih efisien alasannya dilakukan secara berkelompok sehingga wilayah yang ditandai sanggup menjadi lebih luas.” Kata Theis.

Theis menambahkan bahwa selanjutnya, bacin tersebut juga sanggup menfasilitasi akreditasi pasangan setiap hyena, sehingga mengurangi tingkat pertengkaran dalam kelompok.

Penelitian selanjutnya akan menggali lebih dalam kekerabatan antara kuman dan host-nya serta memahami ruang lingkup gosip yang disampaikan oleh bakteri.

Kehidupan sosial yang kompleks dari hewan-hewan ini pada balasannya mungkin bervariasi dimana bergantung pada komunitas mikrobia lain yang belum terdeteksi.” Kata Theis menegaskan.

Penelitian ini sebagian dananya didukung oleh National Science Foundation.

Referensi Jurnal :

Kevin R. Theis, Thomas M. Schmidt, Kay E. Holekamp.Evidence for a bacterial mechanism for group-specific social odors among hyenas. Scientific Reports, 2012; 2 DOI: 10.1038/srep00615

Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut bahan yang disediakan oleh Michigan State University. via Science Daily (31Agustus 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment