Obat Yang Mampu Mencegah Kecanduan Morfin Dan Heroin - Sekelompok tim ilmuwan internasional telah melaksanakan terobosan besar dengan pertanda bahwa kecanduan morfin dan heroin sanggup diblokir dan pada ketika yang sama, fungsi kedua obat tersebut untuk mengurangi rasa sakit juga sanggup ditingkatkan.
Tim peneliti dari University of Adelaide dan Universitas Colorado telah menemukan prosedur kunci dalam sistem kekebalan badan yang menguatkan kecanduan terhadap obat opioid.
Hasil uji penelitian di laboratorium telah memperlihatkan bahwa obat (+)-nalokson (dieja : PLUS nal-OX-own) secara selektif akan menghalangi respon sistem imun badan yang bekerjasama dengan kecanduan.
Hasil penelitian ini pada jadinya sanggup mengarah ke formula obat gres yang sanggup membantu pasien dengan nyeri / rasa sakit yang parah, serta membantu pengguna heroin untuk menghilangkan kecanduan. Penelitian ini akan diterbitkan tanggal 16 Agustus di Journal of Neuroscience.
Ilustrasi mengenai kecanduan yang dialami otak oleh Joshua Burton (School of Medical Sciences, University of Adelaide) . (Credit: Yosua Burton / University of Adelaide) |
“Studi kami secara meyakinkan telah memperlihatkan bahwa kita sanggup memblokir kecanduan melalui sistem imun yang ada di otak, tanpa melibatkan jaringan (saraf) otak,” kata penulis utama studi ini, Dr Mark Hutchinson, ARC Research Fellow di Adelaide’s School of Medical Sciences.
“Sistem saraf sentra dan sistem imun badan memainkan tugas penting dalam membuat kecanduan, tetapi penelitian kami menunjukkan, kita hanya perlu memblokir respon imun di otak untuk mencegah impian / kecanduan terhadap obat opioid.”
Tim peneliti ini telah memfokuskan upaya penelitian mereka pada reseptor imun yang dikenal sebagai Toll-Like receptor 4 (TLR4).
“Obat-obatan opioid ibarat morfin dan heroin terikat pada TLR4 melalui cara yang hampir sama dengan respon sistem imun normal terhadap bakteri. Masalahnya adalah, TLR4 kemudian bertindak sebagai penguat untuk kecanduan,” kata Dr Hutchinson.
“Obat (+)-nalokson secara otomatis menghilangkan kecanduan. Obat ini menghilangkan kebutuhan untuk mengkonsumsi opioid, memotong sikap yang berkaitan dengan kecanduan, dan menghentikan produksi dopamine (senyawa neurokimia pada otak yang memperlihatkan perasaan “hadiah” akhir konsumsi opioid).”
Penulis senior, Profesor Linda Watkins, dari Center for Neuroscience di University of Colorado Boulder, mengatakan: “Pekerjaan ini intinya mengubah apa yang telah kita pahami mengenai opioid, perasaan “hadiah” akhir konsumsi opioid dan kecanduan. Selama beberapa tahun kami telah menduga bahwa TLR4 mungkin menjadi kunci untuk memblokir kecanduan opioid dan kini kami telah mempunyai buktinya.
“Obat (+)-nalokson yang kami gunakan untuk memblokir kecanduan ini yaitu obat non-opioid yang sama dengan obat yang diciptakan oleh Dr Kenner Rice pada tahun 1970. Kami percaya obat ini akan terbukti sangat berkhasiat sebagai formula obat komplemen dengan morfin, sehingga pasien yang memerlukan sumbangan untuk sakit parah tidak akan menjadi kecanduan, tapi masih sanggup mendapatkan dampak dari penghilang rasa sakit. Obat ini mempunyai potensi untuk menjadikan kemajuan besar pada pasien dan perawatan paliatif (atau palliative care yaitu bidang kesehatan yang berfokus untuk meringankan dan mencegah penderitaan pasien),” kata Profesor Watkins.
Para peneliti mengatakan, uji klinis kemungkinan sanggup dilakukan dalam jangka waktu 18 bulan ke depan..
Studi ini dibiayai oleh National Institute on Drug Abuse (NIDA) di Amerika Serikat dan the Australian Research Council (ARC).
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut bahan yang disediakan oleh University of Adelaide via Science Daily (14 Agustus 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment