Artikel dan Makalah ihwal Relief Candi Bercorak Hindu Budha, Pengertian, Peninggalan, Sejarah, Contoh, Gambar, Fungsi - Relief ialah seni pahat-timbul pada dinding candi yang terbuat dari batu. Pada candi bercorak Hindu, relief tersebut biasanya melukisan kisah atau kisah yang diambil dari kitab-kitab suci maupun sastra (bias kisah utuh, bias pula hanya cuplikan), contohnya Mahabharata, Ramayana, Sudamala, Kresnayana, Arjuna Wiwaha, berikut tokoh-tokoh Wayang Punakawan yang tak terdapat di India. Sedangkan dalam candi Buddha, pada reliefnya terpahat kisah seputar kisah hidup Siddharta Sang Buddha. Ada pula relief yang menceritakan kisah legenda dari India dan kisah fabel. (Baca juga : Pengaruh Hindu Budha di Indonesia)
Masing-masing tempat mempunyai corak relief yang khas. Relief pada candi di Jawa Tengah tak sama dengan relief di candi di Jawa Timur. Di Jawa Tengah, karakteristik objek (manusia, hewan, tumbuhan) pada relief-reliefnya bersifat natural; artinya bentuk pahatan objek tak jauh beda dengan bentuk orisinil dari objek tersebut (dua dimensi). Sedangkan, karakteristik objek pada relief di Jawa Timur tampak lebih pipih menyerupai bentuk wayang kulit (satu dimensi). Menurut para ahli, peralihan karakteristik para relief ini mengatakan peralihan dari zaman Hindu-Jawa ke zaman Jawa-Hindu. Artinya: dikala kekuasaan beralih dari barat (Jawa Tengah) ke timur (Jawa Timur), dengan sendirinya kebudayaan masyarakat Jawa makin berkembang, makin percaya diri dengan corak seninya sendiri, tanpa harus terus menyontek budaya India.
Beberapa relief yang terdapat di candi-candi Jawa Tengah dan Timur adalah:
(1) Relief pada Candi Borobudur memuat cerita:
(a) Karmawibbhangga, dipahatkan pada kaki candi yang ditimbun, menceritakan lantaran jawaban perbuatan baik jelek manusia.
(b) Lalitavistara, dipahatkan pada dinding lorong pertama, menceritakan riwayat Sang Buddha semenjak lahir hingga turunnya amanat pertama di Taman Rusa.
(c) Jatakamala-awadana, dipahatkan pada sebagian dinding lorong pertama dan kedua, berupa kumpulan sajak ihwal perbuatan Sang Buddha dan para bodhisattva semasa hidupnya.
(d) Gandawyuha-bhadracari, dipahatkan pada dinding lorong kedua hingga keempat, menceritakan perjuangan Sudhana mencari ilmu yang tinggi hingga ia bersumpah mengikuti bodhisattva samanthabhadra.
(2) Relief pada Candi Prambanan memuat cerita:
(a) Ramayana, dipahatkan pada pagar langkan (dinding serambi atas) Candi Siwa dan diteruskan pada pagar langkan Candi Brahma.
(b) Kresnayana, dipahatkan pada pagar langkan Candi Wisnu.
(3) Relief pada Candi Sukuh, memuat kisah Sudamala yang diperankan Sadewa, bungsu Pandawa. Diceritakan Sadewa berhasil ngruwat (dari kata ngerawat atau memelihara) Batari (Dewi) Durga yang menerima kutukan dari Batara Guru (Dewa Siwa) lantaran perselingkuhannya. Sadewa berhasil ngruwat Batari Durga yang semula raksasa betina berjulukan Hyang Pramoni kembali menjadi seorang bidadari bagus berjulukan Batari Uma. Cerita Sudamala (suda artinya bersih, mala artinya dosa) diambil dari Kidung Sudamala. Ada 5 adegan kisah Sudamala pada Candi Sukuh, yaitu: pertama menggambarkan dikala Dewi Kunti meminta kepada Sadewa biar mau “ngruwat” Batari Durga namun Sadewa menolak. Kedua menggambarkan dikala Bima mengangkat raksasa dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya menancapkan kuku “Pancanaka” ke perut raksasa. Ketiga menggambarkan dikala Sadewa diikat kedua tangannya diatas pohoh randu bantalan lantaran menolak harapan “ngruwat” sang Batari Durga. Dan sang Durga mengancam Sadewa dengan sebuah pedang besar di tangannya untuk memaksa Sadewa.
Gambar 1. Relief Keempat Candi Sukuh. (Wikimedia Commons) |
Keempat menggambarkan Sadewa berhasil “ngruwat” sang Durga. Sadewa lalu diperintahkan pergi kepertapaan Parangalas. Di situ Sadewa menikah dengan Dewi Pradapa. Kelima menggambarkan dikala Dewi Uma (Durga sehabis diruwat Sadewa) bangun di atas Padmasana. Sadewa beserta punakawan menghaturkan sembah pada Dewi Uma.
(4) Relief pada Candi Jago, memuat kisah Kresnayana, Parthayajna, dan Kunjarakarna. Di candi ini untuk pertama kalinya kita jumpai tokoh-tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) yang setia menyertai ksatria.
(5) Relief pada Candi Surowono, memuat kisah Arjuna Wiwaha dan adegan Sri Tanjung yang dibunuh Sidapaksa
(6) Relief Candi Panataran, memuat kisah Ramayana dan Kresnayana. Sebetulnya masih banyak lagi relief- relief yang ada pada pelataran candi-candi yang lainnya. Sebagian bahkan belum dapat ditafsirkan ceritanya.
Anda kini sudah mengetahui Relief Candi Bercorak Hindu Budha. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.
No comments:
Post a Comment