Friday, November 22, 2019

Pintar Pelajaran Sejarah Berdirinya Tri Koro Dharmo / Jong Java, Latar Belakang, Tujuan, Tokoh, Pergerakan Nasional

Artikel dan Makalah perihal Sejarah Berdirinya Tri Koro Dharmo / Jong Java, Latar Belakang, Tujuan, Tokoh, Pergerakan Nasional - Gerakan perjaka Indonesia sesungguhnya telah dimulai semenjak berdirinya Budi Utomo. Sebab para pendiri Budi Utomo sesungguhnya para perjaka yang masih menjadi murid-murid STOVIA. Namun semenjak kongresnya yang pertama, Budi Utomo telah diambil alih kaum priyayi (bangsawan) dan para pegawai negeri, sehingga para perjaka kecewa kemudian keluar dari Budi Utomo. Pada 7 Maret 1915, para perjaka keluaran Budi Utomo mendirikan organisasi perjaka yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta. Para pemimpinnya antara lain: R. Sukiman Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi-Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo (Sekretaris). (Baca juga : Organisasi Pemuda yang Bersifat Kesukuan dan Keagamaan pada Masa Pergerakan Nasional)

Sementara itu, para anggotanya: Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman. Yang diterima sebagai anggota hanya belum dewasa sekolah menengah yang berasal dari pulau Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo artinya “Tiga Tujuan Mulia”, yaitu: sakti, budi, dan bakti. Adapun tujuan organisasi ini ialah:
  1. mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah dan akademi kejuruan;
  2. menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya;
  3. membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia;
  4. memperkokoh rasa persatuan dan persatuan di antara pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok;
Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Hal ini dimaksudkan biar para perjaka di luar Pulau Jawa, tata sosialnya menurut budaya Jawa akan mau, memasuki Jong Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada dilema sosial dan kebudayaan, contohnya pemberantasan buta huruf, kepanduan, kesenian. Jong Java tidak ikut terjun dalam dunia politik dan tidak pula mencampuri urusan agama tertentu. Bahkan para anggotanya tidak boleh menjalankan politik atau menjadi anggota partai politik. Akan tetapi, semenjak tahun 1942, alasannya efek gerakan radikal, maka Syamsuridjal (ketuanya) mengusulkan biar anggota yang sudah berusia 18 tahun diberi kebebasan berpolitik dan biar Jong Java memasukkan aktivitas memajukan agama Islam. Usul ini ditolak, kesannya para anggotanya yang menghendaki tujuan ke dalam dunia politik dan ingin memajukan agam Islam mendirikan Jong Islamieten Bond. Organisasi ini dipimpin Haji Agus Salim.

Anda kini sudah mengetahui Tri Koro Dharmo. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment