Sunday, November 10, 2019

Pintar Pelajaran Sinar-X Mengungkap Prosedur Pertahanan Diri Bakteri

Sinar-X Mengungkap Mekanisme Pertahanan Diri Bakteri - Sebuah kelompok peneliti di Universitas Aarhus telah memperoleh pandangan yang unik ihwal bagaimana kuman mengontrol jumlah racun di dalam sel mereka. Temuan gres tersebut pada risikonya sanggup dikembangkan untuk pengobatan jerawat yang disebabkan oleh bakteri. Banyak kuman patogen memasuki keadaan tidak aktif dengan memproduksi sel-sel persister yang tahan terhadap antibiotik konvensional. Hal ini menimbulkan duduk kasus serius dalam pengobatan penyakit beberapa penyakit serius ibarat tuberkulosis, di mana keberadaan sel persister sering menimbulkan terjadinya kembali jerawat sehabis pengobatan medis.

Pada tingkat molekuler, pembentukan sel persister disebabkan lantaran adanya racun yang dihasilkan oleh kuman itu sendiri, dan memungkinkan kuman untuk memasuki keadaan tidak aktif. Selama masa hibernasi, secara terus menerus kuman memproduksi racun pada jumlah yang sama. Dengan demikian hal tersebut sanggup mempertahankan keadaan tidak aktif mereka.

Dalam sebuah artikel yang baru-baru ini diterbitkan dalam American scientific journal Structure, para peneliti di Departemen Biologi Molekuler dan Genetika, Universitas Aarhus, mengungkapkan rincian molekuler dari prosedur regulasi racun tersebut.
X Mengungkap Mekanisme Pertahanan Diri Bakteri Pintar Pelajaran Sinar-X Mengungkap Mekanisme Pertahanan Diri Bakteri
Racun biasanya terikat sangat berpengaruh pada antitoksin, racun tersebut tidak hanya menciptakan kuman dalam keadaan tidak aktif, tetapi juga mencegah produksi toksin yang berlebih dari isu yang dikodekan dalam DNA bakteri. Selama keadaan tidak aktif, antitoksin terdegradasi, dan racun dilepaskan (langkah 1). Racun yang lepas mengikat antitoxins yang kosong pada DNA dalam wilayah pengkodean pasangan racun dan antitoksin (langkah 2). Ikatan tersebut meningkatkan jumlah toksin yang pada risikonya mengarah pada pelepasan molekul dari gen (langkah 3 dan 4) untuk memproduksi toksin baru. (Credit: Figure by Ditlev E. Brodersen)
Dengan mengisolasi dan mengkristalkan molekul racun dan molekul  pendampingnya (antitoxins), lalu mengekspos kristal  tersebut dengan sinar-X (x-ray)yang kuat, tim peneliti memperoleh wawasan yang unik ihwal bagaimana kuman mengontrol jumlah racun di dalam sel.

Temuan gres ini pada risikonya sanggup dipakai sebagai pengembangan pengobatan jerawat kuman yang baru. Pengobatan tersebut pada awalnya bekerja dengan memblokir fungsi dan produksi racun , lalu antibiotik konvensional sanggup dipakai untuk melawan kuman patogen.

Referensi Jurnal :

Andreas Bøggild, Nicholas Sofos, Kasper R. Andersen, Ane Feddersen, Ashley D. Easter, Lori A. Passmore, Ditlev E. Brodersen. The Crystal Structure of the Intact E. coli RelBE Toxin-Antitoxin Complex Provides the Structural Basis for Conditional Cooperativity.Structure, 2012; DOI: 10.1016/j.str.2012.08.017

Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang disediakan oleh Aarhus University via Science Daily (14 September 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment