Pengertian Polisakarida, Struktur, Contoh, Kegunaan, Fungsi, Kimia - Polisakarida terdiri dari banyak satuan monosakarida. Polisakarida dalam materi makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak sanggup dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang sanggup menstimulasi enzim-enzim pencernaan.
Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang sanggup berantai lurus atau bercabang dan sanggup dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Hasil hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan sanggup digunakan untuk memilih struktur molekul polisakarida.
Polisakarida dengan satuan monosakaridanya gula pentosa (C5H10O5) maka polisakarida tersebut dikelompokkan sebagai pentosan (C5H8O4)x. Adapun jikalau satuan monosakaridanya yaitu gula heksosa (C6H12O6) maka polisakarida tersebut dikelompokkan sebagai heksosan (C6H10O5)x.
Beberapa polisakarida memiliki nama trivial yang berakhiran dengan -in contohnya kitin, dekstrin, dan pektin.
Berikut beberapa polisakarida yang penting.
1) Amilum (Pati)
Pati termasuk polisakarida jenis heksosan. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta rantai molekulnya lurus atau bercabang. Pati terdiri dari dua fraksi yang sanggup dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin. Amilosa memiliki struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-d-glukosa, sedang amilopektin memiliki cabang dengan ikatan α-(1,4)-d-glukosa sebanyak 4–5 % dari berat total. Perhatikan struktur amilosa berikut.
Peranan perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat pada serealia, contohnya pada beras. Semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Beras ketan mudah tidak ada amilosanya (1 – 2%), sedang beras yang mengandung amilosa lebih besar dari 2% disebut beras biasa atau beras bukan ketan. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (nasi) sanggup dibagi menjadi empat golongan yaitu (1) beras dengan kadar amilosa tinggi 25 – 33%; (2) beras dengan kadar amilosa menengah 20 – 25%; (3) beras dengan kadar amilosa rendah (9% – 20%); dan (4) beras dengan kadar amilosa sangat rendah (< 9%).
2) Selulosa
Selulosa merupakan serat-serat panjang yang tolong-menolong hemiselulosa, pektin, dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman. Pada proses pematangan, penyimpanan, atau pengolahan, komponen selulosa dan hemiselulosa mengalami perubahan sehingga terjadi perubahan tekstur.
Perhatikan struktur selulosa berikut.
Seperti juga amilosa, selulosa yaitu polimer berantai lurus α -(1,4)-d-glukosa. Perbedaan selulosa dengan amilosa yaitu pada jenis ikatan glukosidanya. Selulosa oleh enzim selobiose, yang cara kerjanya serupa dengan β -amilase, akan menghasilkan dua molekul glukosa dari ujung rantai.
Pada penggilingan padi, dihasilkan hampir 50% sekam yang banyak mengandung selulosa, lignin, serta mineral Na dan K yang memiliki daya saponifikasi. Selulosa dalam sekam padi sanggup dipergunakan untuk makanan ternak, tetapi kandungan ligninnya harus dihilangkan terlebih dahulu, biasanya dengan KOH. Di beberapa negara, contohnya Taiwan, telah diusahakan untuk melarutkan lignin dengan NH4OH sebagai pengganti KOH. Penambahan NH4OH ini memiliki laba berupa penambahan sumber N dalam makanan ternak.
Di samping itu NH4OH harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan KOH.
Selulosa sebagai materi pembuatan kertas. Kayu dipotong kecil-kecil dan dimasak dalam kalsium bisulfit untuk melarutkan ligninnya. Selanjutnya selulosa diambil dengan penyaringan. Kegunaan selulosa yang lain yaitu sebagai materi benang rayon.
3) Hemiselulosa
Bila komponen-komponen pembentuk jaringan tumbuhan dianalisis dan dipisah-pisahkan, mula-mula lignin akan terpisah dan senyawa yang tinggal yaitu hemiselulosa. Hemiselulosa terdiri dari selulosa dan senyawa lain yang larut dalam alkali. Dari hasil hidrolisis hemiselulosa, diperkirakan bahwa monomernya tidak sejenis (heteromer). Unit pembentuk hemiselulosa yang utama yaitu d-xilosa, pentosa dan heksosa lain.
Perbedaan hemiselulosa dengan selulosa yaitu hemiselulosa memiliki derajat polimerisasi rendah dan gampang larut dalam alkali tapi sukar larut dalam asam, sedangkan selulosa yaitu sebaliknya. Hemiselulosa tidak memiliki serat-serat yang panjang menyerupai selulosa, dan suhu bakarnya tidak setinggi selulosa.
4) Pektin
a) Senyawa Pektin
Pektin secara umum terdapat di dalam dinding sel primer tanaman, khususnya di sela-sela antara selulosa dan hemiselulosa. Senyawa-senyawa pektin juga berfungsi sebagai materi perekat antara dinding sel yang satu dengan yang lain. Bagian antara dua dinding sel yang berdekatan tersebut disebut lamela tengah (midle lamella).
Senyawa-senyawa pektin merupakan polimer dari asam d-galakturonat yang dihubungkan dengan ikatan β-(1,4)-glukosida. Asam galakturonat merupakan turunan dari galaktosa.
Pektin terdapat dalam buah-buahan menyerupai jambu biji, apel, lemon, jeruk, dan anggur. Kandungan pektin dalam banyak sekali tumbuhan sangat bervariasi. Bagian kulit (core) dan albeda (bagian dalam yang berbentuk spons putih) buah jeruk lebih banyak mengandung pektin daripada jaringan perenkimnya.
Pektin berfungsi dalam pembentukan jeli. Potensi pembentukan jeli dari pektin menjadi berkurang dalam buah yang terlalu matang. Selama proses pematangan terjadi proses dimetilasi pektin dan ini menguntungkan untuk pembuatan gel. Akan tetapi dimetilasi yang terlalu lanjut atau tepat akan menghasilkan asam pektat yang menyebabkan pembentukan gel berkurang.
b) Gel Pektin
Pektin sanggup membentuk gel dengan gula bila lebih dari 50% gugus karboksil telah termetilasi (derajat metilasi = 50). Adapun untuk pembentukan gel yang baik maka ester metil harus sebesar 8% dari berat pektin. Makin banyak ester metil, makin tinggi suhu pembentukan gel.
5) Glikogen
Glikogen merupakan “pati hewan” banyak terdapat pada hati dan otot, bersifat larut dalam air (pati nabati tidak larut dalam air). Jika bereaksi dengan iodin akan menghasilkan warna merah. Senyawa yang menyerupai dengan glikogen telah ditemukan dalam kapang, khamir, dan bakteri. Glikogen juga telah berhasil diisolasi dari benih jagung (sweet corn). Hal ini penting diketahui alasannya semenjak usang orang beropini bahwa glikogen hanya terdapat pada hewan.
Glikogen merupakan suatu polimer yang struktur molekulnya hampir sama dengan struktur molekul amilopektin. Glikogen memiliki banyak cabang (20 – 30 cabang) yang pendek dan rapat. Glikogen memiliki berat molekul (BM) sekitar 5 juta dan merupakan molekul terbesar di alam yang larut dalam air.
Glikogen terdapat pula pada otot-otot hewan, manusia, dan ikan. Glikogen disimpan dalam hati binatang sebagai cadangan energi yang sewaktu-waktu sanggup diubah menjadi glukosa. Glikogen dipecah menjadi glukosa dengan tunjangan enzim yaitu fosforilase.
Anda kini sudah mengetahui Polisakarida. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Sukmanawati, W. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/ MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 266.
No comments:
Post a Comment