Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang, Harga Pokok Penjualan, Neraca Saldo dan Lajur, Jurnal Penyesuaian dan Keuangan, Ekonomi - Di kelas XI, Anda telah mempelajari materi jenis-jenis perusahaan dan juga mempelajari siklus akuntansi untuk perusahaan jasa. Masih ingatkah Anda dengan materi-materi tersebut? Di kelas XII ini Anda akan mempelajari Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. Pernahkah Anda membeli suatu barang? Misalnya, Anda membeli makanan, buku, sepatu, atau tas. Toko atau warung yang menjual barang-barang tersebut termasuk jenis perusahaan dagang. Transaksi pokok perusahaan dagang terdiri atas transaksi pembelian, pengeluaran kas, penjualan, dan penerimaan kas. Sama halnya menyerupai transaksi perusahaan jasa, transaksi perusahaan dagang juga harus dicatat dalam jurnal. Namun, pencatatan transaksi perusahaan dagang tidak hanya memakai jurnal umum, tetapi juga memakai jurnal khusus.
Tahukah Anda bagaimana cara mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus? Bagaimana cara posting dari jurnal khusus ke dalam buku besar utama atau buku besar pembantu? Bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan? Bagaimana menciptakan laporan keuangan yang menjadi sumber informasi manajemen perusahaan dagang, apakah sama dengan perusahaan jasa? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan Anda temukan pada pembahasan kepingan ini.
A. Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang
1. Definisi Perusahaan Dagang
Perusahaan yakni setiap bentuk perjuangan yang menjalankan perjuangan yang bersifat tetap, terus-menerus, didirikan, bekerja, dan berkedudukan di kawasan tertentu dengan tujuan memperoleh keuntungan atau keuntungan.
Tujuan setiap perusahaan, yaitu untuk memaksimalkan keuntungan yang dihasilkan. Keuntungan atau keuntungan (profit) yakni selisih antara jumlah yang diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dari jumlah yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut.
Perusahaan dagang yakni perusahaan yang membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pelanggan tanpa diproses terlebih dahulu atau tanpa diubah bentuknya.
Bentuk perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau distributor, retailer, dan pengecer.
Berdasarkan definisi perusahaan dagang, sanggup disimpulkan bahwa ciri-ciri perusahaan dagang, yaitu sebagai berikut.
a. Perusahaan dagang membeli barang dagangan untuk dijual kembali kepada pelanggan.
b. Barang dagangan yang dibeli tidak diproses terlebih dahulu sebelum dijual kepada pelanggan.
c. Dalam menghasilkan pendapatan, dilakukan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan.
d. Penjualan merupakan pendapatan untuk perusahaan dagang.
e. Biaya untuk memperoleh barang dagangan dilaporkan sebagai harga pokok penjualan.
f. Barang dagangan yang belum terjual disebut persediaan barang dagangan yang dilaporkan sebagai aktiva lancar dalam neraca.
Selanjutnya, siklus akuntansi perusahaan dagang sanggup dilihat dalam Bagan 1. berikut.
2. Transaksi Perusahaan Dagang
Gambar 1. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. |
Secara garis besar, transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi menjadi empat, yaitu pembelian, pengeluaran kas, penjualan, dan penerimaan kas.
a. Pembelian
Transaksi pembelian hanya mencakup pembelian barang dagangan, yaitu barang yang akan dijual kembali kepada pelanggan. Transaksi pembelian ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Beban Angkut Pembelian
Beban angkut pembelian akan menambah nilai pembelian. Pencatatan pengeluaran untuk beban angkut bergantung pada syarat penyerahan barang yang telah disepakati. Syarat penyerahan barang yang biasa di guna kan, di antaranya FOB shipping point dan FOB destination point.
a) Free on Board Shipping Point/FOB Shipping Point
Berdasarkan syarat ini, pihak pembeli menanggung biaya angkut pengiriman barang dari gudang penjual hingga ke gudang pembeli.
b) Free on Board Destination Point/FOB Destination Point
Berdasarkan syarat ini, pihak penjual menanggung beban angkut pengiriman barang dari gudang penjual hingga ke gudang pembeli.
2) Potongan Tunai Pembelian
Potongan tunai pembelian akan mengurangi jumlah pembelian. Perusahaan akan mendapatkan potongan tunai pembelian pada ketika membeli barang dagangan atau barang lainnya secara tunai atau membayar utang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati. Misalnya, syarat pembayarannya 3/10, n/60. Angka 3 memperlihatkan besarnya potongan (dalam persen), 10 memperlihatkan lamanya waktu pembayaran yang mendapatkan potongan semenjak tanggal terjadinya transaksi, dan n/60 memperlihatkan jangka waktu pelunasan. Dengan demikian, syarat 3/10, n/60 berarti akan mendapat potongan sebesar 3%, kalau pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari atau kurang dari 10 hari semenjak terjadinya transaksi dan jangka waktu pelunasannya selama 60 hari.
3) Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Retur pembelian dan pengurangan harga akan mengurangi nilai pembelian barang dagangan. Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga terjadi pada ketika barang yang dipesan tidak sesuai dengan pesanan. Jika ada barang yang tidak sesuai dengan pesanan atau rusak, perusahaan yang membeli sanggup mengembalikan barang tersebut kepada penjual. Selanjutnya, transaksi tersebut dicatat dalam akun retur pembelian dan pengurangan
harga.
b. Pengeluaran Kas
Jika waktu pembayaran sudah jatuh tempo, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah kas untuk melunasi utang tersebut. Selain itu, perusahaan juga akan mengeluarkan sejumlah kas untuk membeli barang dagangan dan membeli barang atau jasa lain secara tunai.
c. Penjualan
Transaksi penjualan hanya mencakup penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Potongan Tunai Penjualan
Potongan tunai penjualan akan mengurangi jumlah penjualan. Perusahaan akan memperlihatkan potongan tunai penjualan pada ketika menjual barang dagangan secara tunai dengan syarat-syarat tertentu atau mendapatkan pelunasan piutang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati.
2) Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga akan mengurangi nilai penjualan. Pengiriman barang dagangan tidak selamanya berjalan dengan baik. Barang dagangan sanggup saja mengalami kerusakan dalam perjalanan atau tidak sesuai dengan yang dipesan sehingga mungkin saja pembeli mengembalikan barang yang rusak tersebut dan perusahaan harus menerimanya.
d. Penerimaan Kas
Perusahaan akan mendapatkan sejumlah kas pada ketika pelanggan membayar utangnya kepada perusahaan dan menjual barang dagangan atau barang lainnya secara tunai. Perusahaan juga akan mendapatkan kas dari aktivitas lain di luar perjuangan pokok perusahaan. Misalnya, penerimaan kas dari pendapatan bunga. Transaksi-transaksi perusahaan dagang tersebut sanggup di ringkas dalam bentuk Bagan 2. berikut.
3. Jurnal Khusus (Special Journal)
Gambar 2. Transaksi Perusahaan Dagang. |
Transaksi perusahaan dagang secara garis besar terdiri atas transaksi pembelian, penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Transaksi-transaksi tersebut terjadi secara rutin atau berulang-ulang selama satu periode akuntansi. Oleh sebab itu, pencatatan transaksi perusahaan dagang dilakukan dalam jurnal khusus. Namun, untuk transaksi yang jarang terjadi tetap dicatat dalam jurnal umum. Misalnya, transaksi pengembalian barang (retur) dan potongan. Jurnal khusus yakni jurnal yang dipakai untuk mencatat transaksi yang terjadi berulang-ulang dan sejenis. Dalam jurnal khusus, setiap jenis transaksi dikelompokkan menurut jenis transaksinya sehingga pencatatannya lebih mudah. Oleh sebab itu, tujuan penggunaan jurnal khusus, di antaranya untuk mempermudah proses pencatatan transaksi dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk mencatat transaksi tersebut.
Sesuai dengan transaksi yang terjadi dalam perusahaan dagang, jurnal khusus dibagi menjadi empat, yaitu jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal penjualan, dan jurnal pengeluaran kas.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dilakukan secara harian, tetapi pemindahbukuan (posting) ke buku besar sanggup dilakukan secara bulanan (setiap selesai bulan). Adapun pemindahbukuan ke buku besar pembantu dilakukan secara harian semoga informasi yang ada dalam buku besar selalu up to date. Deskripsikan mengapa hal tersebut harus dilakukan dalam Siklus Akuntansi.
a. Jurnal Pembelian (Purchase Journal)
Jurnal pembelian yakni jurnal khusus yang dipakai untuk mencatat pembelian barang dagangan atau aktiva lainnya secara kredit. Bentuk jurnal pembelian, yaitu sebagai berikut.
b. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
Jurnal penerimaan kas yakni jurnal khusus yang dipakai untuk mencatat semua penerimaan kas yang dilakukan perusahaan. Bentuk jurnal penerimaan kas, yaitu sebagai berikut.
c. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Jurnal penjualan yakni jurnal khusus yang dipakai untuk mencatat penjualan barang dagangan dan barang lain secara kredit. Bentuk jurnal penjualan, yaitu sebagai berikut.
d. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Jurnal pengeluaran kas yakni jurnal khusus yang dipakai untuk mencatat semua pengeluaran kas. Bentuk jurnal pengeluaran kas, yaitu sebagai berikut.
Pada perusahaan dagang, jurnal umum dipakai untuk men catat semua transaksi yang tidak sanggup dimasukkan ke dalam salah satu dari keempat jurnal khusus tersebut. Misalnya, transaksi retur pembelian dan pengurangan harga serta retur penjualan dan pengurangan harga.
Hubungan antara transaksi perusahaan dagang dan jurnal khusus digambarkan dalam Bagan 3. berikut.
4. Sistem Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang
Gambar 3. Hubungan Transaksi Perusahaan Dagang dengan Jurnal Khusus. |
Pencatatan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan sanggup dicatat dengan dua metode, yaitu sistem perpetual dan sistem periodik.
a. Sistem Perpetual (Perpetual System)
Pada sistem perpetual, pembelian dan penjualan barang dagangan dicatat pada akun persediaan barang dagangan (merchandise inventory) sehingga pergerakan barang dagangan selalu dicatat, baik yang tersedia untuk dijual maupun yang telah dijual.
b. Sistem Periodik (Periodic System)
Berbeda dengan sistem perpetual, pada sistem periodik pergerakan barang dagangan sepanjang periode akuntansi tidak dicatat. Pada selesai periode, perusahaan harus menghitung per sediaan yang masih tersisa secara fisik untuk memilih jumlah barang dagangan yang terjual dan tersisa. Berikut di sajikan bentuk ayat jurnal untuk kedua sistem pen catatan tersebut.
No. | Transaksi | Sistem Perpetual | Sistem Periodik |
1. | Pembelian | Persediaan barang dagangan Utang dagang/kas | Pembelian Utang dagang/kas |
2. | Retur pembelian dan pengurangan harga | Utang dagang/kas Retur pembelian dan pengurangan harga | Utang dagang/kas Retur pembelian dan pengurangan harga |
3. | Beban angkut pembelian | Persediaan barang dagangan Utang dagang/kas | Beban angkut pembelian Utang dagang/kas |
4. | Pembayaran utang dagang dengan potongan penjualan | Utang dagang Kas Potongan pembelian | Utang dagang Kas Potongan pembelian |
5. | Penjualan | Penjualan Harga pokok penjualan Persediaan barang dagangan | Piutang dagang/kas Penjualan |
6. | Retur penjualan dan pengurangan harga | Retur penjualan dan pengurangan harga Piutang dagang/kas Persediaan barang dagangan Harga pokok penjualan | Retur penjualan dan pengurangan harga Piutang dagang/kas |
7. | Penjualan | Kas Potongan penjualan Piutang dagang | Kas Potongan penjualan Piutang dagang |
5. Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal dan Pemindahbukuan Jurnal ke Buku Besar
Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum, baik dengan memakai sistem perpetual maupun sistem periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut dipindahbukukan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) yakni sekelompok akun/perkiraan yang dipakai oleh perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan beserta nilainya. Pemindahbukuan (posting), yaitu proses memindahkan jumlah yang terdapat dalam jurnal ke buku besar sesuai dengan akunnya masing-masing.
Akun/perkiraan yakni catatan kenaikan atau saldo dari suatu pos yang dilaporkan. Misalnya, kas, persediaan barang dagangan, penjualan, dan beban gaji.
Selain buku besar, dalam proses akuntansi perusahaan dagang dipakai juga buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu berkhasiat untuk mencatat perincian akun yang ada dalam buku besar. Buku besar pembantu, di antaranya buku besar pembantu utang dagang, buku besar pembantu piutang dagang, dan buku besar pembantu persediaan barang dagangan.
Langkah-langkah memposting jurnal khusus ke dalam buku besar, yaitu sebagai berikut.
a. Jumlahkan semua kolom yang ada dalam jurnal khusus, kecuali kolom serba-serbi.
b. Jumlahkan akun-akun yang sejenis yang ada pada kolom serba-serbi.
c. Buat buku besar untuk setiap akun yang ada dalam jurnal khusus.
d. Pindahkan jumlah yang ada dalam jurnal khusus ke setiap buku besar.
e. Jumlahkan setiap akun dalam buku besar.
Bentuk akun buku besar dan buku besar pembantu bermacam-macam, ada bentuk T, bentuk 2 kolom, bentuk 3 kolom, dan bentuk 4 kolom.
Untuk kelengkapan data, posting jurnal ke buku besar memakai bentuk 4 kolom. Namun, melihat kemudahannya dipakai bentuk T. Contoh cara posting dari jurnal khusus ke buku besar bentuk T, yaitu sebagai berikut.
Contoh Soal :
Perusahaan Abadi Jaya selama Agustus 2007 melaksanakan transaksi sebagai berikut.
2 Agustus, dibeli barang dagangan dari PT Murni Rp3.000.000,00, dengan syarat pembayaran 5/10, n/30 dan bukti transaksi berupa faktur No. B801.
5 Agustus, dikeluarkan nota debet No. RB801 yang dilampirkan dengan bukti pengiriman barang yang rusak kepada PT Murni sebesar Rp300.000,00.
11 Agustus, dibayar utang dagang kepada PT Murni dengan cek No. PB801.
12 Agustus, dijual barang dagangan secara tunai kepada Toko Sejahtera sebesar Rp2.000.000,00 dengan bukti tran saksi No. JT801.
13 Agustus, dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp280.000,00 secara tunai dari Toko Sejati dengan bukti transaksi No. BT801.
16 Agustus, dibeli barang dagangan dari PT Sari Jaya sebesar Rp5.000.000,00 dengan syarat pembayaran 5/10, n/30 dan bukti transaksi berupa faktur No. B802.
16 Agustus, dijual barang dagangan kepada Toko Melati sebesar Rp3.500.000,00 tunai dengan bukti transaksi No. JT802.
19 Agustus, dijual barang dagangan kepada Toko Sinar Abadi sebesar Rp2.000.000,00, syarat pembayaran 3/10, n/30 dengan bukti transaksi berupa faktur No. J801.
20 Agustus, diterima kembali barang dagangan dari Toko Sinar Abadi Rp250.000,00 sebab ada barang yang rusak dengan bukti nota kredit No. RJ801.
21 Agustus, dibayar iklan sebesar Rp500.000,00 dan tagihan listrik sebesar Rp750.000,00 secara tunai.
22 Agustus, dijual barang dagangan kepada Toko Abadi sebesar Rp500.000,00 dengan bukti transaksi berupa faktur No. J802 dan syarat pembayaran 3/10, n/30.
30 Agustus, dibayar honor pegawai sebesar Rp1.750.000,00.
31 Agustus, diterima cek dari Toko Sinar Abadi untuk pelunasan utangnya.
Utang dagang yakni jumlah yang menjadi kewajiban kepada pihak lain.
Berdasarkan transaksi Perusahaan Abadi Jaya tersebut, dibentuk jurnal khusus. Kemudian, pada selesai bulan diakumulasi dan diposting ke buku besar umum dan buku besar pembantu.
Setelah jurnal pembelian di-posting, akun pembelian dan utang dagang akan tampak menyerupai berikut.
Setelah jurnal pengeluaran kas diposting, akun utang dagang, perlengkapan kantor, beban iklan, beban listrik, honor pegawai, kas, dan potongan pembelian akan tampak menyerupai berikut.
Setelah jurnal penjualan di-posting, akun piutang dagang dan penjualan akan tampak menyerupai berikut.
Setelah jurnal penerimaan kas di-posting, akun kas, penjualan, dan piutang dagang akan tampak menyerupai berikut.
5) Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Umum
Setelah jurnal umum di-posting, akun utang dagang, retur pembelian dan pengurangan harga, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang dagang akan tampak menyerupai berikut.
Selain buku besar tersebut, dibentuk juga buku besar pembantu utang dagang dan buku besar pembantu piutang dagang sebagai berikut.
B. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
Beban yang paling utama yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dagang, yaitu harga pokok penjualan. Nilai yang ditunjukkan dalam akun harga pokok penjualan merupakan harga pokok barang dagangan yang dijual kepada pelanggan (harga beli barang dagangan tersebut). Cara menghitung harga pokok penjualan, yaitu sebagai berikut.
Misalnya, terdapat data sebagai berikut.
Persediaan barang dagangan 1 Januari 2007 | Rp 3.000.000,00 |
Pembelian | Rp15.000.000,00 |
Beban angkut pembelian | Rp 1.500.000,00 |
Potongan pembelian | Rp 500.000,00 |
Retur pembelian dan pengurangan harga | Rp 300.000,00 |
Persediaan barang dagangan 31 Desember 2007 | Rp 2.500.000,00 |
C. Neraca Saldo (Trial Balance)
Berdasarkan Bagan 1. wacana siklus akuntansi, langkah selanjutnya sesudah dilakukan posting ke dalam buku besar, yaitu menyusun neraca saldo. Neraca saldo yakni daftar saldo setiap akun yang ada dalam buku besar pada suatu waktu tertentu. Fungsi neraca saldo, di antaranya untuk mengambarkan keseimbangan jumlah debet dan kredit serta menguji kebenarannya.
NSF check (Not Sufficient Funds) atau disebut juga cek kosong, yaitu cek yang tidak didukung dengan saldo yang tidak cukup dalam rekening bank. Cek kosong akan dikembalikan kepada pembuatnya oleh bank kawasan menarik dan dicap “dana tidak cukup.”
Selain itu, neraca saldo berkhasiat untuk melihat posisi aktiva, kewajiban, dan modal sesudah posting ke buku besar dari setiap akun yang ada dalam sebuah perusahaan. Berdasarkan saldo-saldo buku besar Perusahaan Abadi Jaya, sanggup disusun neraca saldo sebagai berikut.
D. Neraca Lajur (Work Sheet)
Neraca lajur merupakan alat yang dipakai untuk mengumpulkan data akuntansi serta mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk menyusun laporan keuangan. Neraca lajur bukan kepingan dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur hanya sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam buku Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI, bahwa neraca lajur sanggup disusun dalam bentuk 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom.
Kolom-kolom yang ada dalam neraca saldo, di antaranya sebagai berikut.
a. Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri atas kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai setiap akun pada selesai periode akuntansi (biasanya pada 31 Desember) yang sanggup dilihat pada buku besar setiap akun.
b. Penyesuaian
Kolom penyesuaian terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian dilakukan untuk menggambarkan ketepatan besarnya nilai setiap akun.
c. Neraca Saldo Disesuaikan
Neraca saldo diadaptasi disusun dengan cara menggabungkan angka pada neraca saldo dan penyesuaian.
d. Laporan Laba/Rugi
Kolom laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dari neraca saldo disesuaikan.
e. Neraca
Kolom neraca berisi angka-angka semua akun riil, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal dari neraca saldo disesuaikan.
Perkiraan keuntungan merupakan istilah untuk hasil operasi perusahaan. Kadang-kadang istilah ini disamakan dengan laporan laba/rugi atau income statement.
E. Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entry)
Jurnal penyesuaian dipakai untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Selain itu, dipakai juga untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi memerlukan koreksi semoga nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian, antara lain dibentuk untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Beban Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka)
Saldo beban yang dibayar terlebih dahulu harus diadaptasi dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, pada 1 Desember 2007 perusahaan membayar beban sewa untuk jangka waktu 6 bulan sebesar Rp1.200.000,00. Pada selesai tahun (31 Desember 2007), beban tersebut gres terpakai satu bulan. Dengan demikian, beban yang telah dibayar untuk 5 bulan harus dikoreksi sebab jumlah tersebut tidak mencerminkan keadaan beban perusahaan yang sebenarnya. Besarnya beban sewa dibayar di muka yang harus ada dalam jurnal dibentuk menurut garis waktu berikut.
b. Jika pada Awal Pencatatan Dicatat sebagai Beban
2. Pendapatan yang Belum Direalisasi (Pendapatan Diterima di Muka)
Sama dengan beban dibayar di muka, pendapatan yang belum direalisasikan harus diadaptasi semoga jumlah pendapatan yang tercantum dalam laporan laba/rugi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya, pada 1 November 2007 perusahaan mendapatkan pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar Rp3.600.000,00. Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibentuk didasarkan pada garis waktu yakni sebagai berikut.
a. Jika pada Awal Pencatatan Dicatat sebagai Kewajiban
b. Jika pada Awal Pencatatan Dicatat sebagai Pendapatan
3. Beban yang Belum Dibayar
Berbeda dengan beban dibayar di muka, beban yang belum dibayar merupakan biaya yang akan dibayar pada periode yang akan datang. Misalnya, honor karyawan dibayar setiap tanggal 3. Pada selesai periode (31 Desember) perusahaan belum membayar jasa yang diberikan karyawan terhitung mulai 4 Desember hingga 31 Desember sebab pembayaran akan dilakukan pada 4 bulan berikutnya sebesar Rp3.000.000,00. Dengan demikian, perusahaan mempunyai utang kepada karyawan. Utang inilah yang harus dibentuk jurnal penyesuaiannya. Jurnal penyesuaian sanggup dibentuk menurut garis waktu berikut.
4. Pendapatan yang Belum Diterima
Pendapatan yang belum diterima merupakan pendapatan yang akan diterima pada periode yang akan datang. Misalnya, perusahaan mendapatkan pendapatan bunga setiap 1 April dan 1 Oktober sebesar Rp180.000,00. Jurnal penyesuaian dibentuk menurut garis waktu berikut.
5. Pemakaian Perlengkapan
Selama tahun berjalan, jumlah perlengkapan yang dibeli akan berkurang sebab pemakaian yang terus-menerus sehingga jumlah yang tercantum dalam neraca saldo tidak memperlihatkan jumlah yang sebenarnya. Oleh sebab itu, diharapkan jurnal penyesuaian untuk mencatat jumlah pemakaian selama tahun semoga jumlah perlengkapan yang ada sesuai dengan jumlah sebenarnya. Misal nya, pada 1 Januari 2007 terdapat perlengkapan sebesar Rp1.500.000,00. Selama tahun 2007 perusahaan membeli perlengkapan sebesar Rp12.500.000,00. Adapun jumlah perlengkapan pada 31 Desember sebesar Rp2.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Beban perlengkapan | Rp12.000.000,00 |
Perlengkapan | Rp12.000.000,00 |
Penyusutan aktiva tetap disebut juga depresiasi (depreciation). Penyusutan atau depresiasi yakni sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.
6. Penyusutan Aktiva Tetap
Biaya untuk memperoleh aktiva tetap merupakan beban untuk perusahaan. Biaya tersebut harus dialokasikan menjadi beban sesuai dengan lamanya waktu penggunaan aktiva (umur hemat aktiva). Misalnya, perusahaan membeli peralatan toko Rp20.000.000,00. Peralatan toko tersebut disusutkan 10% dari harga perolehan. Jurnal penyesuaian yang harus dibentuk untuk mengalokasi biaya tersebut, yaitu sebagai berikut.
Beban penyusutan peralatan toko | Rp2.000.000,00 |
Akumulasi penyusutan peralatan toko | Rp2.000.000,00 |
7. Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan yang harus disesuaikan, yaitu persediaan barang dagangan awal dan akhir.
a. Penyesuaian terhadap Saldo Persediaan Barang Dagangan Awal
Saldo persediaan barang dagangan awal merupakan persediaan barang dagangan yang siap untuk dijual pada tahun yang bersangkutan. Pada selesai periode, jumlah tersebut tidak mencermin kan persediaan barang dagangan yang bekerjsama sebab jumlah persediaan awal barang dagangan kemungkinan besar telah habis dijual. Misalnya, terdapat persediaan barang dagangan awal sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Ikhtisar laba/rugi | Rp5.000.000,00 |
Persediaan barang dagangan | Rp5.000.000,00 |
b. Penyesuaian terhadap Saldo Akhir Persediaan Barang Dagangan
Pada selesai periode akuntansi, jumlah persediaan barang dagangan yang ada di perusahaan dagang mengalami perubahan akhir adanya pembelian dan penjualan barang dagangan. Oleh sebab itu, saldo persediaan barang dagangan pada selesai periode harus disesuaikan. Misalnya, terdapat data persediaan barang dagangan selesai sebesar Rp4.500.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Persediaan barang dagangan | Rp4.500.000,00 |
Ikhtisar laba/rugi | Rp4.500.000,00 |
Selain memakai pendekatan ikhtisar laba/rugi, penyesuaian persediaan barang dagangan juga sanggup dicatat dengan pendekatan harga pokok penjualan. Penyesuaian dengan meng gunakan pendekatan harga pokok penjualan, mencakup akun persediaan barang dagangan awal, pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga, potongan pembelian, dan persediaan barang dagangan akhir.
1) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan Awal
Harga pokok penjualan | Rpxxxx |
Persediaan barang dagangan | Rpxxxx |
2) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Pembelian
Harga pokok penjualan | Rpxxxx |
Pembelian | Rpxxxx |
3) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Beban Angkut Pembelian
Harga pokok penjualan | Rpxxxx |
Beban angkut pembelian | Rpxxxx |
4) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Retur pembelian dan pengurangan harga | Rpxxxx |
Harga pokok penjualan | Rpxxxx |
5) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Potongan Pembelian
Potongan tunai pembelian | Rpxxxx |
Harga pokok penjualan | Rpxxxx |
6) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan Akhir
Persediaan barang dagangan | Rpxxxx |
Harga pokok penjualan | Rpxxxx |
F. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Laporan keuangan perusahaan dagang yang pokok terdiri atas laporan laba/rugi, laporan perubahan, neraca, dan laporan arus kas.
1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban selama periode tertentu. Laporan laba/rugi sanggup disajikan dalam dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi bentuk multiple steps dan laporan laba/rugi bentuk single step. Dalam laporan laba/rugi bentuk single step, unsur-unsur pendapatan dan beban disajikan secara keseluruhan. Adapun dalam laporan laba/rugi bentuk multiple steps, unsur-unsur pendapatan dan beban dibagi menjadi beberapa bagian.
Laporan laba/rugi bentuk single step dan multiple steps disajikan menyerupai berikut.
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal, yaitu ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama periode tertentu. Komponen penghitungan dalam laporan perubahan modal terdiri atas modal awal, keuntungan bersih, periode berjalan, pengambilan langsung (prive), dan modal akhir. Berikut disajikan teladan bentuk laporan perubahan modal.
3. Neraca (Balance Sheet)
Neraca yakni daftar aktiva, kewajiban, dan modal pemilik pada tanggal tertentu. Bentuk neraca sanggup disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk laporan. Pada umumnya perusahaan memakai neraca bentuk laporan. Berikut disajikan teladan neraca bentuk skontro dan laporan.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas yakni laporan yang menggambarkan jumlah kas yang diterima, menyerupai pendapatan tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan, menyerupai beban-beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan pengambilan prive. Secara sederhana, bentuk laporan arus kas disajikan menyerupai berikut.
Berikut disajikan teladan soal dan penyelesaiannya mulai dari pencatatan ke dalam jurnal khusus, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan laporan keuangan. Neraca saldo (trial balance) Perusahaan Surya Sejati pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
Kas | Rp 23.328.000,00 |
Piutang dagang | Rp 44.976.000,00 |
Persediaan barang dagangan | Rp 99.120.000,00 |
Asuransi dibayar di muka | Rp 3.000.000,00 |
Perlengkapan toko | Rp 2.040.000,00 |
Peralatan toko | Rp 43.440.000,00 |
Akumulasi penyusutan peralatan toko | Rp 10.080.000,00 |
Utang perjuangan | Rp 30.800.000,00 |
Modal Nyonya Melani | Rp 143.416.000,00 |
Prive Nyonya Melani | Rp 20.000.000,00 |
Penjualan | Rp 585.280.000,00 |
Retur penjualan | |
dan pengurangan harga | Rp 10.880.000,00 |
Potongan penjualan | Rp 4.160.000,00 |
Pembelian | Rp 398.032.000,00 |
Beban honor kepingan penjualan | Rp 59.520.000,00 |
Beban iklan | Rp 14.400.000,00 |
Beban penjualan rupa-rupa | Rp 2.240.000,00 |
Beban honor kepingan kantor | Rp 23.520.000,00 |
Beban sewa | Rp 19.600.000,00 |
Beban manajemen rupa-rupa | Rp 1.320.000,00 |
Selama Desember 2007 dilakukan transaksi berikut.
1 Desember, dibayar sewa untuk Desember Rp1.920.000,00.
1 Desember, diterima wesel tagih Rp6.000.000,00 dari Perusahaan Sakti untuk pembayaran utang usahanya.
2 Desember, dibeli barang dagangan secara kredit dari Perusahaan Setia, dengan syarat 2/10, n/30, sebesar Rp20.000.000,00.
3 Desember, dibayar beban transportasi untuk pembelian tanggal
2 Desember Rp600.000,00.
5 Desember, dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Antik dengan syarat 2/10, n/30.
7 Desember, diterima uang sebesar Rp13.520.000,00 dari Perusahaan Raksa untuk pembayaran utang usaha.
10 Desember, dijual barang secara tunai Rp 14.640.000,00.
12 Desember, dibayar barang dagangan yang dibeli tanggal 2 Desember.
13 Desember, diterima kembali barang dagangan yang dijual pada 5 Desember sebesar Rp 1.200.000,00.
14 Desember, dibayar beban iklan untuk setengah bulan terakhir Desember Rp 2.000.000,00.
15 Desember, diterima kas dari penjualan pada 5 Desember.
19 Desember, dibeli barang dagangan sebesar Rp 6.920.000,00 secara tunai.
19 Desember, dibayar Rp 20.760.000,00 kepada Perusahaan Shinta untuk melunasi utang usaha.
20 Desember, dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Jaya, sebesar Rp 12.800.000,00 dan syarat pembayaran 1/10, n/30.
21 Desember, dibayar beban pengiriman untuk penjualan 20 Desember sebesar Rp 480.000,00.
21 Desember, diterima kas sebesar Rp 24.800.000,00 dari Perusahaan Abadi untuk pembayaran utang usaha.
21 Desember, dibeli barang dagangan secara kredit dari Perusahaan Melati dengan syarat-syarat 1/10, n/30 sebesar Rp 10.000.000,00.
24 Desember, dikembalikan sebuah barang dagangan sebesar Rp 2.000.000,00 dari pembelian barang tanggal 21 Desember.
25 Desember, dikembalikan uang tunai atas penjualan tunai sebesar Rp 600.000,00.
27 Desember, dibayar honor kepingan penjualan Rp 2.160.000,00 dan honor kepingan kantor Rp 720.000,00.
29 Desember, dibeli perlengkapan toko secara tunai sebesar
Rp280.000,00.
30 Desember, dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Genius dengan syarat 2/10, n/30 Rp34.790.000,00.
30 Desember, diterima kas penjualan tanggal 20 Desember.
30 Desember, dibayar pembelian 21 Desember.
Data penyesuaian pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapatan bunga dari wesel tagih yang belum diterima sebesar Rp80.000,00.
b. Persediaan selesai barang dagangan sebesar Rp75.854.000,00.
c. Asuransi yang terpakai sebesar Rp1.000.000,00.
d. Perlengkapan toko yang tersisa sebesar Rp840.000,00.
e. Penyusutan peralatan toko sebesar Rp7.088.000,00.
f. Gaji yang belum dibayar, yaitu honor kepingan penjualan sebesar Rp320.000,00 dan honor kepingan kantor Rp112.000,00.
Berdasarkan data tersebut, dibentuk jurnal khusus dan buku besar menyerupai berikut.
Berdasarkan saldo akun yang ada pada buku besar Perusahaan Surya Sejati, sanggup disusun neraca saldo menyerupai berikut.
Berdasarkan data penyesuaian Perusahaan Surya Sejati, sanggup disusun jurnal penyesuaian menyerupai berikut.
Selanjutnya sanggup disusun laporan keuangan menyerupai berikut.
Contoh Soal Soal SPMB 2003 :
Sebuah perusahaan membeli komputer untuk peralatan kantor seharga 10 juta rupiah, uang muka sebesar 4 juta, dan sisanya dibayar dengan wesel tanpa bunga. Bagaimana pencatatan transaksi tersebut ke dalam jurnal ....
(1) Peralatan kantor di debet sebesar Rp10.000.000,00
(2) Peralatan kantor sebesar Rp4.000.000,00 dan utang wesel di debet sebesar Rp6.000.000,00
(3) Kas di kredit sebesar Rp4.000.000,00 dan utang wesel di kredit sebesar Rp6.000.000,00
(4) Kas di kredit sebesar Rp4.000.000,00 dan utang peralatan kantor di kredit sebesar Rp6.000.000,00
Pembahasan:
Jurnal untuk transaksi tersebut yakni peralatan kantor di debet sebesar Rp10.000.000,00 dan kas di kredit sebesar Rp4.000.000,00 serta utang wesel di kredit sebesar Rp6.000.000,00.
Jawaban: (1) dan (3)
Anda kini sudah mengetahui Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Arifin, I. dan G. H. Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi 3 : Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 130.
No comments:
Post a Comment