Bagaimana Cara Organisme Bioluminescence Dapat Bercahaya ? - Beberapa jenis makhluk hidup sanggup menerangi kawasan gelap tanpa pinjaman dari sinar matahari. Kunang-kunang yaitu organisme “bioluminescence” (organisme yang bisa menghasilkan cahaya) yang selama ini paling dikenal, akan tetapi beberapa spesies lain dari serangga, jamur, bakteri, ubur-ubur dan ikan bertulang juga bisa bersinar. Mereka memakai reaksi kimia untuk bersinar di malam hari, gua-gua dan bahari dalam.
Organisme bioluminescence tersebar di dalam pohon kehidupan, meskipun pada tumbuhan berbunga dan beberapa binatang dengan tulang belakang tidak mempunyai kemampuan ini. Peneliti percaya kemampuan bioluminescence ini telah berevolusi secara independen dalam jumlah yang banyak.
Sebuah ekspo terbaru mengenai bioluminescence di American Museum of Natural History ,New York, secara resmi memperkirakan bioluminescence telah berevolusi sedikitnya 50 kali dan “ada kemungkinan lebih banyak.”
Dinoflagellata yang menyala ketika diganggu, spesies organisme bersel tunggal ini selnya berukuran cukup besar untuk sanggup dilihat secara kasat mata oleh manusia. (Foto : ©AMNH\D. Finnin) |
Pada beberapa spesies ikan dengan tulang belakang, kemampuan menghasilkan cahayanya (beberapa spesies bersimbiosis dengan bakteri), telah berkembang 20-30 kali diantara kelompok yang berbeda, berdasarkan John Sparks, seorang kurator yang bertanggung jawab atas departemen ichthyology (cabang ilmu biologi yang mempelajari khusus ihwal ikan) di American Museum of Natural History.
“Bahkan pada ikan, kita tahu bahwa semua ini yaitu peristiwa independen yang terjadi karena senyawa kimia yang berbeda dipakai oleh kelompok yang berbeda. Beberapa hanya memakai bakteri, beberapa yang lain melakukannya secara berbeda,” kata Sparks.
Organisme yang bersinar di kegelapan memakai variasi pada reaksi kimia yang melibatkan 3 komponen : sebuah enzim yang disebut luciferase berfungsi membantu mengikat oksigen pada molekul organik,dapat juga disebut luciferin. Molekul dengan energi tinggi yang terbentuk dari reaksi kimia tersebut, melepaskan energi dalam bentuk cahaya.
Bioluminescence mempunyai banyak kegunaan bagi organisme yang mempunyai kemampuan ini, berdasarkan bahan yang ada di pameran. Kunang-kunang memakai cahaya untuk menarik pasangannya dan untuk menunjukkan peringatan dari kandungan racun mereka kepada pemangsa. Angler fish yang hidup di bahari dalam memakai umpan bercahaya untuk menarik perhatian mangsanya. Pony fish mempunyai perut bercahaya yang telah berevolusi untuk penyamaran. Dinoflagellata (organisme eukariotik bersel tunggal) akan mengeluarkan cahaya ketika diganggu untuk menakuti pemangsa. Click beetles (spesies kumbang kecil) memakai cahaya yang mereka hasilkan semoga ukurannya tampak lebih besar. Larva fungus gnat (hama pada tumbuhan ibarat nyamuk, berwarna hitam) mengeluarkan cahaya untuk menarik mangsanya.
Hampir 80 % organisme bioluminescence hidup di bahari dalam, bahkan diperkirakan sebagian besar spesies yang hidup di kedalaman lebih dari 700 m sanggup menghasilkan cahaya sendiri.
Tidak ada perhitungan tentang seberapa banyak kemampuan bioluminescence ini telah berevolusi, tetapi salah satu teori telah menjadi daya tarik dalam menemukan jawabannya dengan lebih mempelajari kehidupan di bahari dalam, berdasarkan Sparks.
“Luciferin, molekul penghasil cahaya ini merupakan antioksidan yang baik, sehingga ia berpikiran bahwa luciferin mungkin telah ada sebagai antioksidan, lalu seiring waktu luciferin berkembang dan difungsikan untuk berkomunikasi,” kata Sparks.
Seiring dengan meningkatnya kandungan oksigen di lautan, binatang bahari bergerak menuju perairan yang lebih dalam untuk menghindari radiasi sianr ultraviolet yang berbahaya, di bahari dalam mereka tidak lagi membutuhkan perbaikan kerusakan genetik yang ditimbulkan sinar ultraviolet. Pada dikala itu luciferin menjadi sumber bagi sistem penghasil cahaya, kata dia.
Tidak semua yang bercahaya yaitu bioluminescence. Beberapa organisme seperti, koral yang berpendar, hanya menyerap cahaya (sinar UV) pada satu panjang gelombang lalu memancarkannya lagi pada panjang gelombang yang berbeda. Sinar UV tidak tampak oleh mata manusia, sehingga menciptakan organisme ini tampak mirip sanggup menghasilkan cahaya sendiri.
Pameran organisme bioluminescence ini dibuka pada tanggal 31 Maret sampai 6 Januari di American Museum of Natural History.
Tulisan ini merupakan terjemahan dari goresan pena Wynne Parry yang dipublikasikan pada tanggal 27 maret 2012 di Live Science. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment