Berat Badan Dan Kegemukan Dipengaruhi Oleh Waktu Konsumsi - Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Society for the Study of Ingestive Behavior (SSIB) memperlihatkan bahwa, kegemukan (obesitas) tidak hanya alasannya yaitu jumlah dan jenis kuliner yang dimakan, namun perbedaan waktu ketika mengkonsumsi kuliner juga berperan penting terhadap kegemukan.
Penelitian sebelumnya telah memperlihatkan bahwa ketika tikus mengkonsumsi sejumlah kalori selama periode tidak aktif, berat badannya bertambah lebih banyak dibandingkan ketika mereka mengkonsumsi sejumlah kalori yang sama selama masa aktifnya. Tim peneliti yang dipimpin oleh Drs. Susanne la Fleur dan Andries Kalsbeek di Academic Medical Center, Universitas Amsterdam, ingin menyidik bagaimana komponen tertentu dari makanan, ibarat gula atau lemak, memperlihatkan bantuan terhadap perbedaan berat tubuh selama waktu yang berbeda dalam sehari.
Untuk menjawab pertanyaan ini, Dr. Joelle Oosterman memperlihatkan kuliner kepada tikus, dimana kuliner tersebut ditambah lemak jenuh atau larutan gula. Satu kelompok tikus diperbolehkan untuk mengkonsumsi kuliner secara bebas sedangkan kelompok lain hanya diperbolehkan untuk mengkonsumsi lemak atau gula selama periode aktif mereka.
Dari penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa tikus yang mengkonsumsi larutan gula pada periode tidak aktif, akan mempunyai berat tubuh lebih tinggi dibandingkan tikus yang mengkonsumsi larutan gula selama masa aktif, meskipun total asupan kalori mereka yaitu sama. Tikus yang mengkonsumsi lemak jenuh hanya selama periode tidak aktif juga mempunyai berat tubuh yang lebih tinggi dibandingkan kelompok periode aktif.
Tingginya pertambahan berat tubuh tikus yang mengkonsumsi gula selama periode tidak aktif dikaitkan dengan rendahnya produksi panas tubuh. Panas / suhu / temperatur tubuh yang lebih rendah akan menurunkan proses metabolisme lemak sehingga memperbanyak timbunan lemak di tubuh yang menjadikan kegemukan.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa ada perbedaan dampak minum gula terhadap pertambahan berat badan, tergantung kapan waktunya mengkonsumsi. Dr. Oosterman berkomentar, “Dalam masyarakat ketika ini di mana kudapan yang mengandung lemak jenuh dan minuman yang mengandung banyak gula sudah tersedia untuk banyak orang, penting bagi kita untuk memahami dampak komponen-komponen kuliner terhadap keseimbangan energi. Meskipun ada banyak perhatian dari produsen mengenai komposisi dari kuliner dijual, namun sedikit sekali perhatian atau himbauan mengenai kapan waktu terbaik atau terburuk untuk mengkonsumsi jenis kuliner tertentu”.
Terima kasih atas kunjungan anda, supaya artikel ini bermanfaat. Mohon berikan santunan kepada kami dengan cara like, follow dan share melalui facebook, twitter, atau google +.
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut materi yang disediakan oleh Society for the Study of Ingestive Behavior via EurekAlert!, a service of AAAS dan Science Daily (10 Juni 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment