Produksi Biofuel Dan Listrik Dari Limbah / Sisa Pertanian - Cara gres untuk proses produksi biofuel yang diciptakan oleh peneliti dari Michigan State University (MSU) bisa menghasilkan bioenergi 20 kali lebih tinggi dibandingkan metode sebelumnya. Temuan ini diterbitkan di edisi terbaru Jurnal Environmental Science and Technology. Jurnal ini menyajikan cara gres pemanfaatan mikrobia untuk menghasilkan biofuel dan gas hidrogen dari materi baku limbah / sisa pertanian.
Gemma Reguera, andal mikrobiologi dari MSU, telah membuatkan sistem bioelektrokimia atau dikenal sebagai sel elektrolisis mikroba (MECs). Sistem ini memakai basil untuk memecah / menghidrolisis dan memfermentasi limbah pertanian menjadi bioetanol. Platform yang dikembangkan oleh Reguera ini termasuk cara yang unik alasannya yaitu memakai second bacterium. Ketika second bacterium ditambahkan ke larutan fermentasi, basil ini bisa menghilangkan semua produk samping fermentasi atau non-etanol serta sanggup menghasilkan listrik.
“Sebelumnya, telah dilakukan penelitian mengenai mikrobia penghasil materi bakar yang memiliki kemampuan menyerupai dengan second bacterium. Namun, pemulihan energi maksimum dari bonggol jagung, materi baku umum untuk biofuel, berkisar sekitar 3,5 persen. Jika memakai Platform Reguera, meskipun ada sejumlah energi yang diinvestasikan untuk proses pretreatment kimiawi terhadap jagung, namun sekitar 35 hingga 40 persen pemulihan energinya sanggup dihasilkan hanya dari proses fermentasi,” kata Reguera, seorang ilmuwan AgBioResearch yang melaksanakan penelitian ini dengan Allison Spears, mahasiswa pascasarjana MSU.
“Hal ini alasannya yaitu basil fermentasi dipilih dengan selektif untuk mendegradasi dan memfermentasi limbah pertanian menjadi etanol secara efisien dan menghasilkan produk samping yang sanggup dimetabolisme oleh basil penghasil listrik,” kata Reguera. “Dengan menghilangkan sisa hasil fermentasi, pertumbuhan dan metabolisme dari basil fermentasi sanggup distimulasi / dirangsang kembali. Pada dasarnya, setiap langkah yang kita lakukan telah dirancang khusus untuk mencapai hasil yang optimal.”
Second bacterium, Geobacter sulfurreducens, sanggup menghasilkan listrik. Namun,listrik ini tidak dipanen secara langsung. Geobacter sulfurreducens hanya akan menghasilkan gas hidrogen dalam MEC yang nantinya akan menjadi sumber energi listrik. Cara ini akan meningkatkan proses pemulihan energi.” Kata Reguera.
“Ketika MEC menghasilkan hidrogen, hal ini benar-benar menjiplak pemulihan energi,” katanya. “Kami telah meningkatkan pemulihan energi menjadi 73 persen. Makara cara ini berpotensi untuk menciptakan platform yang baik untuk pengolahan limbah pertanian..”
Sel materi bakar Reguera memakai bonggol jagung yang ditreatment memakai proses perluasan serat ammonia (AFEX), sebuah teknologi canggih pretreatment yang dikembangkan MSU. AFEX merupakan metode yang sudah terbukti unggul untuk pretreatment. Metode ini dikembangkan oleh Bruce Dale, Profesor teknik kimia dan ilmu material dari MSU.
Saat ini, Dale sedang bekerja untuk menciptakan AFEX menjadi layak untuk diaplikasikan pada skala komersial.
Sejalan dengan Dale, Reguera terus mengoptimalkan MECs untuk sanggup ditingkatkan ke skala komersial. Tujuannya yaitu untuk membuatkan sistem desentralisasi yang sanggup membantu pengolahan limbah pertanian. Sistem desentralisasi sanggup diadaptasi pada skala kecil dan menengah (misanya menyerupai daerah sampah kompos dan silase (hijauan masakan ternak (HMT) yang diawetkan dengan teknologi fermentasi ) skala kecil) untuk menawarkan metode yang lebih baik pada daur ulang limbah serta sanggup menghasilkan materi bakar untuk menyokong industri peternakan.
Terima kasih atas kunjungan anda, biar artikel ini bermanfaat. Mohon berikan pinjaman kepada kami dengan cara like, follow dan share melalui facebook, twitter, atau google +.
Referensi Jurnal :
Allison M. Speers, Gemma Reguera. Consolidated Bioprocessing of AFEX-Pretreated Corn Stover to Ethanol and Hydrogen in a Microbial Electrolysis Cell.Environmental Science & Technology, 2012; : 120628130731000 DOI: 10.1021/es3008497
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut materi yang disediakan oleh Michigan State University via Science Daily (10 Juli 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment