Thursday, November 7, 2019

Pintar Pelajaran Binatang Berdarah Hambar Tidak Begitu Rentan Terhadap Perubahan Iklim

Hewan Berdarah Dingin Tidak Begitu Rentan Terhadap Perubahan Iklim - Dalam menghadapi perubahan iklim, setiap spesies harus bisa beradaptasi. Jika tidak, tentunya akan binasa. Ahli ekologi sedang mempelajari respon evolusi terhadap perubahan iklim pada spesies binatang berdarah hambar di kawasan tropis. Tidak, menyerupai yang diduga sebelumnya, binatang tersebut ternyata tidak rentan terhadap kepunahan jawaban perubahan iklim. Para ilmuwan telah meneliti seberapa cepat spesies sanggup berkembang dan menyesuaikan diri untuk mengimbangi kenaikan suhu. Penelitian ini diterbitkan di Jurnal British Ecological Society’s Functional Ecology.

Penelitian yang dilakukan di University of Zurich ini dipimpin oleh Dr. Richard Walters dari Universitas Reading, bersama dengan rekannya, David Berger dari Uppsala University dan Wolf Blanckenhorn, profesor ekologi evolusi di Zurich.

“Meramalkan nasib dari suatu spesies apapun merupakan hal yang sulit, tetapi hal ini penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya alam,” kata penulis utama penelitian ini, Dr .Walters. “Telah diyakini bahwa perubahan iklim menjadikan risiko lebih besar terhadap organisme tropis berdarah hambar (ectotherm), dibandingkan dengan spesies organisme berdarah panas maupun yang ada di kutub. Namun, lantaran potensi pembiasaan untuk perubahan iklim belum dipertimbangkan dalam ramalan model kepunahan sebelumnya, maka kita kemudian menguji teori ini dengan model peramalan respon evolusi.”
Hewan Berdarah Dingin Tidak Begitu Rentan Terhadap Perubahan Iklim Pintar Pelajaran Hewan Berdarah Dingin Tidak Begitu Rentan Terhadap Perubahan Iklim
Iguana maritim di kepulauan Galapagos. (Credit: Rob Stewart/Animals Animals-Earth Scenes)
Organisme ectotherm, menyerupai kadal dan serangga, telah berevolusi secara fisiologis untuk berkembang di lingkungan tropis yang stabil. Tidak menyerupai spesies yang hidup pada habitat yang bervariasi, spesies tropis yang hidup pada kisaran suhu yang terbatas, mempunyai bahaya yang lebih besar jawaban dari perubahan suhu.

“Ketika lingkungan berubah, suatu organisme sanggup merespon dengan cara menghindar, menyesuaikan diri secara fisiologis dari waktu ke waktu, atau berevolusi dari generasi ke generasi,” kata Walters. “Semua respon tersebut gampang untuk diidentifikasi, tetapi kemampuan suatu spesies untuk menyesuaikan diri secara cepat sebagai respon terhadap perubahan iklim merupakan pertanyaan yang penting dan belum terpecahakan bagi para jago ekologi.”

Tim peneliti memperlihatkan gagasan bahwa ada juga laba evolusioner bagi spesies yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih hangat. Teori ‘lebih panas lebih baik’ memperlihatkan bahwa spesies yang hidup di suhu tinggi akan mempunyai kebugaran lebih tinggi, hal tersebut terjadi pada generasi waktu yang pendek. Hal ini memungkinkan spesies tersebut untuk berkembang relatif lebih cepat dibandingkan spesies yang hidup di lingkungan beriklim sedang.

Tim peneliti berusaha secara pribadi untuk membandingkan peningkatan risiko kepunahan yang terkait dengan variasi genetik yang lebih rendah yang terjadi lantaran suhu tertentu, dengan penurunan resiko kepunahan yang berafiliasi dengan waktu generasi yang lebih pendek.

“Model kami memperlihatkan bahwa laba evolusioner dari waktu generasi yang lebih pendek sanggup memperlihatkan kompensasi terhadap spesies yang biasa hidup pada rentang suhu yang terbatas,” kata Walters. “Kami memperkirakan bahwa risiko relatif dari kepunahan kemungkinan akan lebih rendah untuk spesies tropis daripada spesies yang hidup pada iklim sedang.”

“Daerah tropis ialah rumah bagi keanekaragaman hayati terbesar di bumi, jadi sangat penting untuk memahami risiko kepunahan yang disebabkan oleh perubahan iklim dipahami,” kata Walters. “Sementara masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, prediksi teoritis kami memperlihatkan bahwa spesies tropis kemungkinan tidak rentan terhadap pemanasan iklim, dimana sebelumnya spesies tersebut diduga rentan terhadap perubahan iklim.”

Referensi Jurnal :

Richard J. Walters, Wolf U. Blanckenhorn, David Berger.Forecasting extinction risk of ectotherms under climate warming: an evolutionary perspective.Functional Ecology, 2012; DOI: 10.1111/j.1365-2435.2012.02045.x.

Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut materi yang disediakan oleh Wiley via Science Daily (16 Agustus 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment