Cara Lebah Bumblebee Menemukan Rute Paling Efisien Untuk Mencari Makanan - Ilmuwan dari Queen Mary, University of London telah mengamati bagaimana cara bumblebee (sejenis lebah dari genus Bombus dan gampang dikenali alasannya yakni ukurannya besar dan berbulu lebat) menentukan rute atau jalur paling efektif untuk mengumpulkan nektar dari menyebarkan macam bunga dan kembali lagi ke sarangnya.
Pada makalah yang diterbitkan di jurnal PLOS Biology (18/9/2012), para ilmuwan yang bekerja sama dengan tim peneliti dari Rothamsted Research bisa memakai pelacakan radar untuk menunjukkan bagaimana lebah bumblebee sanggup menemukan bunga, mempelajari lokasi bunga, dan memakai trial dan error untuk menemukan rute paling efisien antara setiap bunga pada jangkauan wilayah yang sangat luas.
Profesor Lars Chittka dan Dr. Mathieu Lihoreau dari Ilmu Kimia dan Biologi, Queen Mary’s School dan rekan penelitinya menciptakan lima bunga tiruan pada bidang dengan diameter 1 km. Setiap bunga dilengkapi dengan webcam pendeteksi gerakan. Selain itu, bunga tersebut juga mempunyai lokasi pendaratan yang diberikan tetes sukrosa di bab tengahnya.
“Melalui penggunaan model matematika, kami mengalisis proses pembelajaran yang dilakukan lebah dan mengidentifikasi bagaimana mereka sanggup menafsirkan solusi terbaik untuk menemukan rute paling efisien, tanpa memakai peta. Awalnya, rute yang mereka lalui ternyata sangat panjang dan rumit. Mereka melaksanakan peninjauan pada bunga yang tidak mempunyai nectar selama berkali-kali.” terperinci Dr. Lihoreau.
“Namun, pengalaman yang mereka dapatkan melalui trial dan error tersebut bisa menciptakan lebah untuk berlajar lebih baik mengenai rute yang dilaluinya tersebut. Secara bertahap, mereka menciptakan kembali rute yang paling efisien. Setiap kali lebah mencoba rute gres yang jaraknya lebih pendek dan lebih efisien, maka hal ini akan menambah daftar rute yang akan dipilihnya. Jika rute gres ini dianggap sangat efisien, maka rute usang akan ditinggalkan atau tidak dilaluinya lagi.” Tambah Dr. Lihoreau.
“Setelah rata-rata 26 kali setiap lebah pergi mencari makan, yang berarti bahwa mereka mencoba sekitar 20 dari 120 rute yang paling mungkin mempunyai rute paling efisien, maka lebah tersebut sanggup menentukan rute yang paling efisien untuk mengunjungi bunga, tanpa harus menghitung semua kemungkinan yang ada atau tanpa harus melalui rute sisanya.
Sebelumnya, Profesor Chittka dan rekan penelitinya telah menunjukkan bahwa lebah sanggup mengetahui kemungkinan rute terpendek untuk menavigasi antara setiap bunga di laboratorium. Namun, penelitian ini merupakan pertama kalinya mereka bisa mengamati sikap tersebut pada kondisi alami dan untuk menggambarkan bagaimana lebah sanggup mengoptimalkan rute yang dilaluinya.
“Kecepatan lebah untuk memperlajari rute melalui trial dan error merupakan suatu hal yang luar biasa bagi lebah alasannya yakni sikap kompleks tersebut dianggap menjadi salah satu yang hal yang hanya sanggup dilakukan oleh binatang yang mempunyai otak dengan volume yang besar. Hal menarik lainnya yakni kami juga menemukan bahwa kalau kita memindahkan bunga dari lokasi yang sering dikunjungi lebah, maka lebah akan terus mencari bunga tersebut di lokasi semula. Bahkan, lebah tersebut akan terus mengunjungi lokasi semula dari bunga tersebut pada jangka waktu yang lama.” Kata Profesor Chittka.
Para ilmuwan memakai webcam pemindai gerak dan transponder radar berukuran sangat kecil yang dipasang pada bumblebee untuk mengamati pergerakan dari bumblebee tersebut. Rekaman dari web cam menunjukkan bahwa lebah mempunyai kepribadian yang sangat beragam. Masing-masing mempunyai kesukaan yang berbeda-beda terhadap rute keberangkatan dan kepulangan.
Kepala Biologi Komputasi dan Sistem Biologi di Rothamsted Research, Profesor Chris rawlings, menambahkan bahwa temuan ini sangat menarik lantaran sanggup menunjukkan bahwa sikap yang sepertinya komples sanggup dijelaskan oleh petunjuk yang relatif sederhana yang sanggup dijelaskan secara matematis. Hal ini berari bahwa ketika ini kami sanggup memakai matimatika untuk menginformasikan kepada orang lain mengenai sikap lebah yang mungkin terpengaruh oleh lingkungannya, contohnya akhir dampak dari perubahan landskap (bentang alam), sehingga sanggup dikaji lebih mendalam.
*Untuk menjaga semoga lebah selalu fokus pada bunga tiruan, maka penelitian ini dilakukan pada bulan oktober, yaitu ketika sumber alami nektar dan serbuk sari mengalami kelangkaan. Untuk menciptakan lebah semoga tertarik menemukan semua jenis bunga (5 jenis), maka setiap tetes sukrosa hanya cukup untuk mengisi seperlima dari bunga tersebut. Selain itu, untuk menjaga semoga lebah tidak berusaha mencari bunga lain di luar lokasi penelitian, maka bunga-bunga tiruan tersebut ditempatkan pada ruangan berbentuk pentagon, dimana sekitar 50 meter dari pinggiran ruang tersebut dikosongkan. Jarak ini merupakan lebih dari tiga kali dari jarak yang tidak sanggup dilihat oleh bumblebee secara visual.
Referensi Jurnal :
Mathieu Lihoreau, Nigel E. Raine, Andrew M. Reynolds, Ralph J. Stelzer, Ka S. Lim, Alan D. Smith, Juliet L. Osborne, Lars Chittka. Radar Tracking and Motion-Sensitive Cameras on Flowers Reveal the Development of Pollinator Multi-Destination Routes over Large Spatial Scales. PLoS Biology, 2012; 10 (9): e1001392 DOI: 10.1371/journal.pbio.1001392
Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Queen Mary, University of London, via EurekAlert! dan Science Daily (20 September 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment