Analisis DNA Mempermudah Klasifikasi Alga Bersel Tunggal - Selama hampir 260 tahun, semenjak Carl Linnaeus menyebarkan sistem penamaan tumbahan dan hewan, para peneliti telah mengklasifikasikan setiap spesies menurut karakteristik visual menyerupai warna, bentuk dan ukuran. Pada beberapa dekade terakhir, para peneliti menemukan bahwa sekuensing DNA sanggup mengindentifikasi spesies dengan lebih akurat. Para hebat biologi juga menyatakan bahwa kelompok alga bersel tunggal, yaitu Symbiodium, hanya sanggup diidentifikasi setiap spesiesnya memakai analisis DNA. Saat ini, proses identifikasi tersebut sedang dilakukan. Symbiodium hidup di dalam karang dan kelangsungan hidupnya sangat dipengaruhi oleh kondisi karang.
“Selama ini para ilmuwan telah terhambat oleh sistem identifikasi spesies berbasis morfologi yang tidak sanggup dipakai pada organisme menyerupai Symbiodinium lantaran semua organisme ini terlihat sama yaitu berbentuk sel lingkaran dan kecil serta berwarna coklat. Penundaan terhadap penerapan sistem identifikasi spesies memakai teknik genetika telah sangat menghambat kemajuan penelitian mengenai simbiosis yang terjadi di karang, khususnya yang berkaitan dengan kemampuannya untuk menahan lahu pemanasan global.” Kata Todd Lajeunesse, ajun profesor biologi di Penn State.
Lajeunesse dan rekan penelitinya telah melaksanakan penelitian terhadap Symbiodinium, yang sebelumnya telah dikelompokkan sebagai bab dari spesies yang identik dengannya. Mereka melaksanakan investigasi terhadap penanda DNA spesifik, yang berfungsi sebagai pengidentifikasi, pada inti sel, mitokondria, dan kloroplas. Meskipun organisme simbion mempunyai sangat banyak kesamaan, kecuali ukurannya, namun bukti genetik menegaskan bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda. Temuan ini dimuat di jurnal Phycology edisi September.
Temuan ini mengatakan bahwa menurut data genetik pendahuluan maka ratusan simbion karang lainnya juga merupakan spesies yang berbeda dan masing-masing mempunyai distribusi ekologi yang unik.
“Pengenalan terhadap keanekaragaman spesies simbion seharusnya secara substansial harus sanggup meningkatkan penelitian terhadap karang dan memfasilitasi adanya terobosan gres pada pemahaman kita mengenai biologi kompleks pada organisme tersebut.” Kata LaJeunesse.
Dia memulai karya penelitianya pada pembagian terstruktur mengenai Symbiodinium memakai teknik genetika sebagai bab dari penelitian mengenai ekologi dan distribusi simbion tersebut dan juga studi selanjutnya mengenai insiden pemutihan karang dan kaitannya dengan pemanasan global.
“Pengetahuan secara niscaya terhadap spesies Symbiodinium yang anda teliti merupakan hal penting, alasannya ialah spesies tertentu dari Symbiodinium hanya akan berasosiasi dengan spesies karang tertentu juga. Meskipun banyak karang yang mati jawaban perubahan iklim global, namun beberapa diantaranya mungkin sanggup bertahan hidup lantaran karang tersebut berasosiasi dengan dengan spesies Symbiodinium tertentu yang sanggup menyesuaikan diri dengan baik di air yang bersuhu hangat.
Penelitian ini dibiayai oleh National Science Foundation.
Referensi Jurnal :
LaJeunesse TC, Parkinson JE, Reimer JD (in press) A genetics-based description of Symbiodinium minutum sp. nov. and S. psygmophilum sp. nov. (Dinophyceae), two dinoflagellates symbiotic with Cnidaria. Journal of Phycology. DOI: 10.1111/j.1529-8817.2012.01217.x
Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Penn State via EurekAlert! dan Science Daily (20 September 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment