Sunday, November 17, 2019

Pintar Pelajaran Darah Tertua Di Dunia Ternyata Ditemukan Pada Mumi Insan Es

Darah Tertua Di Dunia Ternyata Ditemukan Pada Mumi Manusia Es - Baru-baru ini Teknologi Nanotech menemukan sebuah petunjuk perihal cepatnya maut Ötzi yang terjadi pada zaman batu. Sel darah tertua di dunia diketahui telah ditemukan pada si insan es Ötzi, menurut penelitian terbaru dari mumi yang berusia 5.300 tahun tersebut. Terlebih lagi, inovasi ini telah mengambarkan bahwa korban pembunuhan pada zaman watu mempunyai proses maut yang cepat dan tidak mengakibatkan rasa sakit. Ötzi telah menjadi subyek dari penyelidikan proses otopsi mumi semenjak ditemukannya di sebuah gletser pegunungan Alpine di perbatasan Austria – Italia pada tahun 1991.

Sebelumnya tidak ada darah yang ditemukan, namun beberapa penelitian mengindikasikan bahwa kematiannya tersebut disebabkan lantaran terluka akhir tembakan panah atau cedera lainnya yang sanggup mengakibatkan kematian.

“Tidak ada jejak darah yang ditemukan, bahkan ketika dibuka di cuilan arterinya. Ini mungkin berarti darah tidak ikut diawetkan dan telah dibuang dari badan mumi tersebut, atau mungkin lantaran mumi tersebut telah banyak kehilangan darah ketika terkena terkena luka akhir tembakan panah”. Kata seorang anggota tim Albert Zink, Kepala Institute Mummies and Iceman di Bolzano, Italy.
 Darah Tertua Di Dunia Ternyata Ditemukan Pada Mumi Manusia Es  Pintar Pelajaran Darah Tertua Di Dunia Ternyata Ditemukan Pada Mumi Manusia Es
Mumi insan es yang dibekukan kembali di laboratorium Itali sesudah dilakukan beberapa serangkaian eksperimen. (Foto : Robert Clark, National Geographic)
Untuk penyelidikan yang gres yaitu, para ilmuwan menelusuri luka Ötzi akhir terkena tembakan panah dan luka pada cuilan tangan kanannya dengan memakai sistem pemeriksaan teknologi Nanotech yang pertama kali.

Pemeriksaan tersebut dilakukan dan dicatat setiap menitnya dengan memakai laser, “sehingga anda bisa mendapat gambar 3 dimensinya bahkan hingga pada ukuran yang paling kecil sekalipun”. Zink menjelaskan.
 Darah Tertua Di Dunia Ternyata Ditemukan Pada Mumi Manusia Es  Pintar Pelajaran Darah Tertua Di Dunia Ternyata Ditemukan Pada Mumi Manusia Es
Gambar mikroskopis sel darah dalam bentuk 3 dimensi yang ditemukan pada luka insan es akhir terkena tembakan panah. (Foto : Marek Janko, National Geographic)
Hasil scan menawarkan bentuk dari sel darah merah yang berbentuk menyerupai donat, tim peneliti melaporkan hasil temuannya tersebut pada jurnal yang telah dipublikasikan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 di Interface.

Sementara itu studi terakhir yang telah dilakukan yaitu menawarkan adanya darah yang melekat pada alat-alat prasejarah yang ada pada zaman batu. “Anda niscaya tidak akan yakin bahwa yang anda lihat tersebut darah lantaran bentuknya hanya menyerupai serbuk sari atau basil yang menempel”. Zink kembali berkomentar.

Untuk memastikan bahwa itu ada hubungannya dengan sel darah manusia, para peneliti jadinya menerangi luka tersebut dengan sinar laser. Panjang gelombang dari sebaran sinar laser tersebut jadinya mengungkapkan sebuah susunan molekul zat.

“Kami mengetahui bentuk sampel darah yang khas, menyerupai pada bentuk protein darah (hemoglobin)”. Dia menambahkan.

Dan inovasi terbarunya yaitu, ini benar-benar merupakan bukti kasatmata yang terang bahwa sel darah merah tersebut yaitu darah tertua yang pernah ada.

Kematian yang sangat cepat

Teknologi Nanotech yang dipadukan dengan mikroskop atom, ternyata juga bisa menampilkan sebuah jaringan fibrin, yaitu cuilan yang bisa membekukan darah apabila terjadi luka, bukti tersebut menawarkan bahwa proses maut insan es tersebut terjadi sangat cepat.

Jaringan fibrin terbentuk apabila ada luka pada badan anda, namun prosesnya hanya beberapa menit, lalu jaringan tersebut segera menghilang”, biar badan berfungsi dengan baik pastinya, Zink menambahkan. “Ditemukannya jaringan fibrin pada luka Ötzi, menawarkan bahawa Ötzi memang benar-benar mati dengan proses yang cepat sesudah terkena tembakan panah”.

“Beberapa orang beranggapan bahwa mungkin beliau masih selamat dan bisa hidup dalam beberapa jam atau beberapa hari sesudah terkena tembakan panah tersebut, tapi ini terang tidak benar”. Zink menambahkan.

CSI (Crime Scene Investigation) : Bolzano, Italy

Teknik pemeriksaan yang gres dipakai ketika ini mungkin akan sangat membantu dalam teknik pemeriksaan penyelidikan pembunuhan di masa yang akan datang.

Sel darah yang renta ternyata mempunyai tingkat elastisitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan sampel darah segar, sehingga teknik analisis darah yang sama bisa sangat mempunyai kegunaan apabila diterapkan pada pemeriksaan di lokasi insiden kejahatan.

“Apabila darah tersebut kering, maka teknik forensik tidak akan bisa mengetahui umur dari titik-titik darah tersebut, hal itu tidak bisa memilih apakah darah tersebut telah berumur satu hari, satu ahad atau satu bulan”. Zink mengatakan.

“Jika anda bisa merekamnya dengan memakai teknologi ini mungkin dengan tingkat struktur elastisitas yang berbeda, maka mungkin anda juga bisa memilih berapakah umur darah tersebut”.

Referensi Jurnal :

Marek Janko1, Robert W. Stark, and Albert Zink. 2012. Preservation of 5300 year old red blood cells in the Iceman. J. R. Soc. Interface, doi: 10.1098/rsif.2012.0174.

Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang ditulis oleh James Owen, National Geographic News (2 Mei 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment