Gen Penyebab Penuaan Ditemukan - Para peneliti telah mengidentifikasi gen kunci yang menghentikan penuaan, dan mengakibatkan gen tersebut sebagai sasaran potensial untuk terapi anti penuaan. Para peneliti dari King’s College London yang bekerja sama dengan Wellcome Trust Sanger Institute, telah mengidentifikasi sekelompok gen ‘penuaan’ yang sanggup “dinyalakan” dan “dimatikan” oleh prosedur alami yang disebut faktor epigenetik. Faktor epigenetik tersebut mempengaruhi laju penuaan yang sehat dan potensi mempunyai umur panjang.
Penelitian ini juga menawarkan proses epigenetik sanggup disebabkan oleh faktor eksternal menyerupai referensi makan, gaya hidup dan lingkungan. Proses tersebut tampaknya dimulai dari usia dini dan terus terjadi melalui kehidupan seseorang. Para peneliti mengatakan, bahwa perubahan epigenetik yang telah mereka identifikasi, sanggup dipakai sebagai potensi ’tanda’ penuaan biologis dan di masa depan kemungkinan sanggup menjadi sasaran untuk terapi anti penuaan.
Penelitian yang diterbitkan pada tanggal 20 April 2012 di PLoS Genetics ini mengamati 172 anak kembar berusia 32-80 tahun dari TwinsUK yang berbasis di King’s College London dan Rumah Sakit St Thomas, yang merupakan belahan dari King’s Health Partners Academic Health Sciences Centre.
Gen penyebab penuaan sanggup dipakai untuk terapi anti penuaan (Foto : bestbuysupplements.co.au) |
Para peneliti mencari perubahan epigenetik dalam DNA orang kembar, dan melaksanakan scanning epigenome untuk menganalisis hubungannya dengan bertambahnya usia. Mereka mengidentifikasi 490 usia yang terkait dengan perubahan epigenetik . Mereka juga menganalisis modifikasi sifat DNA pada usia tersebut dan menemukan bahwa perubahan epigenetik terjadi dalam empat gen,gen tersebut berafiliasi dengan kolesterol, fungsi paru-paru dan ibu yang berumur panjang.
Agar sanggup mengetahui kapan perubahan epigenetik ini dimulai, para peneliti melaksanakan penelitian yang sama pada 44 orang kembar yang lebih muda, berusia 22 hingga 61 tahun, dan menemukan bahwa banyaknya perubahan dari 490 usia yang terkait epigenetik juga ada pada kelompok yang lebih muda. Para peneliti mengatakan, hasil tersebut menawarkan bahwa di satu sisi, banyaknya perubahan epigenetik yang terkait usia terjadi secara alami sepanjang usia hidup seseorang, tetapi sebagian dari perubahan ini sanggup dimulai semenjak awal kehidupan.
Dr. Jordana Bell dari King’s College London, yang ikut memimpin penelitian ini mengatakan, “Kami menemukan bahwa perubahan epigenetik berasosiasi dengan ciri-ciri yang terkait pada usia, dimana hal tersebut sebelumnya telah dipakai untuk memilih umur biologis.”
“Kami telah mengidentifikasi banyak perubahan epigenetik yang berkaitan dengan usia , hal tersebut tampaknya mempengaruhi laju penuaan yang sehat dan potensi umur panjang. Kita sanggup memakai temuan ini sebagai penanda potensial dari penuaan. Hasil ini sanggup membantu memahami prosedur biologis yang mendasari penuaan yang sehat dan penyakit pada tiap periode usia. Kedepannya kita akan melaksanakan penelitian yang akan membahas mengenai bagaimana dampak lingkungan sanggup mempengaruhi perubahan epigenetik.”
Dr Panos Deloukas, yang merupakan rekan kepala penelitian dari Wellcome Trust Sanger Institute, mengatakan, “Studi kami hanya menganalisis sebagian kecil kawasan dalam genom yang membawa perubahan epigenetik tersebut; temuan awal ini mendukung scanning yang lebih komprehensif pada variasi epigenetik .”
Referensi Jurnal :
Jordana T. Bell, Pei-Chien Tsai, Tsun-Po Yang, Ruth Pidsley, James Nisbet, Daniel Glass, Massimo Mangino, Guangju Zhai, Feng Zhang, Ana Valdes, So-Youn Shin, Emma L. Dempster, Robin M. Murray, Elin Grundberg, Asa K. Hedman, Alexandra Nica, Kerrin S. Small, Emmanouil T. Dermitzakis, Mark I. McCarthy, Jonathan Mill, Tim D. Spector, Panos Deloukas. Epigenome-Wide Scans Identify Differentially Methylated Regions for Age and Age-Related Phenotypes in a Healthy Ageing Population. PLoS Genetics, 2012; 8 (4): e1002629 DOI: 10.1371/journal.pgen.1002629
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut materi yang disediakan oleh King’s College London, via Science Daily. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment