Artikel dan Makalah perihal Kesusastraan Melayu Kuno pada Masa Hindu Budha, Contoh, Macam-macam, Sejarah, Peninggalan - Selain Jawa, kesusastraan Melayu bercorak Hindu-Budha pun berkemban, meski tidak secepat di Jawa. Tema-temanya pun tak jauh berbeda dengan yang berkembang di Jawa: seputar dunia pewayangan. Kitab-kitab saduran tersebut di antaranya: Hikayat Seri Rama (saduran dari Ramayana); Hikayat Pandawa, Hikayat Pandawa Panca Kelima, Hikayat Pandawa Jawa (semuanya saduran dari epos Mahabharata), serta Hikayat Sang Boma. Namun, para jago masih berselisih paham: apakah kisah-kisah tersebut disadur pribadi dari India atau dari kakawin-kakawin Jawa yang dialih bahasakan atau diparafrasakan ke dalam bahasa Melayu? (Baca juga : Kitab Hindu Budha)
Selain dongeng pewayangan, adapula kisah-kisah panji Jawa yang dimelayukan, misalnya Hikayat Panji Kuda Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati, Hikayat Misa Gumitar, Carita Wayang Kinudang, Surat Gambuh, Raden Saputra. Pengalihbahasaan ini mungkin terjadi dikala ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan Singasari ke tempat Melayu, di mana Singasari sebagai penguasa menunjukkan imbas budaya terhadap wilayah jajahannya. Adapula sejumlah hikayat yang oleh Winstedt dan Chmabert-Loir dimasukkan ke dalam periode Hindu, di antaranya Hikayat Maharaja Puspa Wiraja, Hikayat Parang Putting, Hikayat Inderaputera, Hikayat
Langlang Buana, Hikayat Marakarma atau Hikayat Si Miskin, dan Hikayat Dewa Madu.
Sebenarnya, sebelum imbas Hindu-Buddha masuk, di Melayu telah lahir kesusastraan tutur yang bersifat legenda dan mitos, contohnya: Si Kelembai, Harimau Jadian, Gerhana Bulan, Cerita Nakhoda Ragam, Cerita Si Kantan, dan lain-lain.
Anda kini sudah mengetahui Kesusastraan Melayu Kuno. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.
No comments:
Post a Comment