Artikel dan Makalah ihwal Majas Eufemisme, Pengertian, Contoh, Macam-macam/Jenis, Perbandingan - Majas eufemisme ialah ungkapan yang dihaluskan dalam mengemukakan suatu gagasan. Hal ini dilakukan apabila ungkapan gagasan tersebut secara langsung, sanggup mengakibatkan perasaan yang tidak enak, atau terasa agak kasar. Pemakaian majas ini termasuk dalam pilihan ragam bahasa. Dalam eufemisme pemakaian kata tertentu dihindari dan digantikan oleh sinonimnya. Hasil penelitian menawarkan bahwa untuk eufemisme, banyak dipakai bentuk majas lain, contohnya metafora, metonimi, sinekdoke, dan seterusnya. Kadang-kadang dipakai bentuk negatif dari maknanya.
Contoh: Untuk menyampaikan “Tono sedang berak” dipakai ujaran “Tono pergi ke belakang”.
Di sini dipakai bentuk metonimi, alasannya ialah biasanya kawasan buang hajat itu ada di belakang rumah. Bahkan kata buang air atau buang hajat juga merupakan eufemisme yang berbentuk sinekdoke.
Contoh lain: “Uang pinjaman untuk korban banjir telah dikorupsi oleh para pejabat.” disampaikan dengan “Uang pinjaman korban banjir telah disunat oleh para pejabat”.
Dari segi bentuknya, majas ini bersifat metaforis, sehingga tidak perlu lagi dikemukakan baik skema wilayah makna maupun segitiga semantiknya. Kadang-kadang, untuk mengemukakan eufemisme ini dipakai bentuk yang menampilkan makna negatif dari komponen makna pusatnya. Contoh-contoh: pemakaian kata tuna adab untuk ‘pelacur’, tuna karya untuk ‘penganggur’, tuna (tanpa) daksa untuk ‘orang buta, tuli dan bisu’, tuna wicara untuk ‘orang bisu’, tuna abjad untuk ‘orang buta huruf’, tuna laras untuk ‘orang yang cacat bunyi dan nada’, tuna grahita untuk ‘cacat mental’. Jadi, sanggup dikatakan bahwa ada jenis-jenis majas yang memakai bentuk bervariasi, adakala memakai bentuk majas lain, adakala juga bentuk lain.
Referensi :
Zaimar, O. K. S. 2002. Majas dan Pembentuknya. Makara. Sosial Humaniora, 6 (2) : pp. 45-57.
Referensi :
Zaimar, O. K. S. 2002. Majas dan Pembentuknya. Makara. Sosial Humaniora, 6 (2) : pp. 45-57.
No comments:
Post a Comment