Makanan Sumber dan Fungsi Vitamin B1 (Tiamin) : Akibat Kekurangan bagi Tubuh Manusia dan Hewan - Tiamin, dikenal juga dengan B1 atau aneurin, sangat penting dalam metabolisme karbohidrat. Peran utama tiamin yaitu sebagai cuilan dari koenzim dalam dekarboksilasi oksidatif asam alfa-keto. Vitamin B1 terdiri dari satu substitusi pirimidin yang terikat melalui ikatan metilen pada satu substitusi tiasol. Sifat umum vitamin B1 yaitu stabil dalam pH sedikit asam, rusak dalam pH alkalis, rusak dalam larutan mineral, larut dalam air dan alkohol 70 persen dan rusak oleh panas. Pada kondisi kering, tiamin stabil pada suhu100o C selama beberapa jam. Kelembaban akan mempercepat kerusakannya. Hal ini menunjukkan bahwa pada masakan segar, tiamin kurang stabil terhadap panas jikalau dibandingkan dengan masakan kering.
Struktur kimia tiamin, merupakan campuran dari molekul basa pirimidin dan tiazol yang dirangkai jembatan metilen. Kokarboksilase yaitu pirofosfat dari tiamin yang disintesis oleh tubuh dari kombinasi tiamin dengan ATP (Adenosisn Trifosfat)
Fungsi Tiamin
Tiamin diharapkan dalam metabolisme semua spesies binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, tiamin sanggup dibentuk sendiri, begitu pula halnya pada beberapa flora tingkat rendah. Pada semua hewan, tiamin diperoleh dari makanannya, kecuali bila zat tersebut disintesis oleh mikroorganisme di dalam traktus digestivus (saluran pencernaan) binatang ruminansia.
Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA, rekasi oksidasi α- keto glutarat dan reaksi transketolasi – HMP (Heksosa Monofosfat). Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP (thiamin pyrohosphat) oleh enzim thiamin difosfotransferase, dimana reaksinya membutuhkan ATP. Berperan penting sebagai koensim dekarboksilasi senyawa asam-keto. Beberapa enzim yang memakai TPP sbg koensim yaitu pyruvate decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, dan transketolase.
Tiamin penting sebagai koensim pyruvate dan α-ketoglutarate dehydrogenase, sehingga jikalau terjadi defisiensi, maka kapasitas sel dalam menghasilkan energi menjadi sangat berkurang Juga diharapkan untuk reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol, di dalam yeast.
Struktur kimia tiamin, merupakan campuran dari molekul basa pirimidin dan tiazol yang dirangkai jembatan metilen. Kokarboksilase yaitu pirofosfat dari tiamin yang disintesis oleh tubuh dari kombinasi tiamin dengan ATP (Adenosisn Trifosfat)
Fungsi Tiamin
Tiamin diharapkan dalam metabolisme semua spesies binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, tiamin sanggup dibentuk sendiri, begitu pula halnya pada beberapa flora tingkat rendah. Pada semua hewan, tiamin diperoleh dari makanannya, kecuali bila zat tersebut disintesis oleh mikroorganisme di dalam traktus digestivus (saluran pencernaan) binatang ruminansia.
Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA, rekasi oksidasi α- keto glutarat dan reaksi transketolasi – HMP (Heksosa Monofosfat). Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP (thiamin pyrohosphat) oleh enzim thiamin difosfotransferase, dimana reaksinya membutuhkan ATP. Berperan penting sebagai koensim dekarboksilasi senyawa asam-keto. Beberapa enzim yang memakai TPP sbg koensim yaitu pyruvate decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, dan transketolase.
Tiamin penting sebagai koensim pyruvate dan α-ketoglutarate dehydrogenase, sehingga jikalau terjadi defisiensi, maka kapasitas sel dalam menghasilkan energi menjadi sangat berkurang Juga diharapkan untuk reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol, di dalam yeast.
Sumber Tiamin
Tiamin banyak terdapat dalam daging, cuilan luar biji-bijian (oleh lantaran itu beras merah memiliki nilai gizi tiamin lebih baik daripada beras putih), kacang-kacangan dan hasil ikutannya, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, tepung alfalfa dan ragi. Pada ikan mentah terdapat kandungan tiaminase yang sanggup memecah tiamin menjadi dua gugus pirimidin dan pikolin sehingga tiamin menjadi inaktif. Sumber tiamin yang penting yaitu kacang-kacangan dan hasil ikutannya, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dan tepung alfalfa.
Gambar 1. Struktur tiamina. Kanan: cincin thiazola Kiri: cincin pirimidina. (Wikimedia Commons) |
Metabolisme Tiamin
Tiamin dari masakan sesudah dicerna, diserap pribadi oleh usus dan masuk ke dalam susukan darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 5 mg tiamin per hari. Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang memerlukan energi dan pertolongan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif. Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine. Metabolit tiamin yaitu 2-metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat.
Tubuh insan arif balig cukup akal bisa menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang terdapat dalam tubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di dalam tubuh, level normal di dalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik meningkat dua kali lipat sesudah terapi tiamin dan segera menurun sampai setengahnya saat asupan tiamin berkurang.
Defisiensi / Kekurangan Tiamin
Gejala defisiensi akan muncul secara impulsif berupa beri-beri pada manusia. Penyakit tersebut ditandai dengan penimbunan asam piruvat dan asam laktat, terutama dalam darah dan otak serta kerusakan daru sistem kardiovaskuler, syaraf dan alat pencernaan.
Defisiensi tiamin akan menjadikan gangguan saraf pusat, antara lain memori berkurang atau hilang, nistagmus, optalmoplegia, dan ataksia. Gangguan juga terjadi pada saraf tepi, berupa neropati perifer. Gangguan yang lain berupa kelemahan simetrik (badan sangat lemah), kehilangan fungsi sensorik, motorik dan reflek kaki. Timbul beri-beri jantung, dengan tanda-tanda jantung membesar, aritma, hipertensi, odema, dan kegagalan jantung.
Normal asupan tiamin untuk orang arif balig cukup akal yaitu antara 1,0 – 1,5 mg/hari. Jika masakan terlalu banyak mengandung karbohidrat, maka dibutuhkan lebih banyak tiamin. Tanda-tanda defisiensi tiamin antara lain menurunnya nafsu makan, depresi mental (Peripheral neurophaty) dan lemah. Pada defisiensi kronis, maka muncul tanda-tanda kelainan neurologist, ibarat kebingungan (mental), dan kehilangan koordinasi mata. Penyakit lantaran defisiensi tiamin, yaitu beri-beri. Penyakit ini disebabkan akhir masakan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
Defisiensi tiamin akan menjadikan reaksi-reaksi metabolisme terutama metabolisme piruvat terganggu yang menjadikan sumber energi pada sel. Apabila sel tubuh unggas kekurangan energi akan menjadikan gangguan syaraf dan pelebaran otot-otot jantung yang sensitif apabila kekurangan energi. Kurang berfungsinya otot jantung sanggup menjadikan menurunnya siklus Krebs dan diikuti menurunnya ATP untuk kontraksi jantung, naiknya katekolamin (norepinefrin dan epinefrin) dan asetilkolin yang bersifat kardiotoksik. Akumulasi asam piruvat dan asam laktat di dalam darah dan jaringan oleh defisiensi tiamin menjadikan iritabilitas, hilangnya nafsu makan, fatique, degenerasi selaput myelin dari serabut syaraf, melemahnya otot jantung dan gangguan-gangguan gastrointestinal, polyneuritis gallinarum, anorexia, kehilangan bobot badan, kaki lemah dan blue comb. Defisensi tiamin sanggup menjadikan timbulnya polineuritis pada unggas. Defisiensi kronis menjadikan star grazing/ataxia dan atrofi.
Antivitamin atau Antimetabolit terhadap Tiamin
Pada keadaan tertentu materi pangan sanggup mengandung suatu zat yang bisa menghalangi acara suatu vitamin dan bahkan merusaknya. Zat yang demikian disebut antivitamin atau antimetabolit untuk vitamin tersebut. Suatu referensi yaitu tanda-tanda paralisis pada tikus yang diberi ikan mentah.. Paralisis tersebut disebabkan oleh suatu antivitamin yang terkandung pada ikan mentah tertentu yang merusak tiamin. Antivitamin tersebut berupa enzim tiaminase, yang memecah molekul tiamin menjadi dua cuilan komponen penyusunnya, sehingga tidak berfungsi lagi. Pada ransum untuk tikus putih dengan kadar tiamin cukup, penambahan antivitamin berupa piritiamin, yang merupakan formula dengan struktur kimia hampir ibarat dengan tiamin, hanya saja piritiamin mengandung kelebihan dua sulfur, tanda-tanda defisiensi tiamin terjadi. Gejala yang timbul tersebut sanggup diatasi dengan penambahan level tiamin yang lebih tinggi. Ion-ion bisulfit dari piritiamin bersifat sangat merusak tiamin dengan cara memecah molekul tiamin menjadi pirimidin dan tiazol.
Tiamin dari masakan sesudah dicerna, diserap pribadi oleh usus dan masuk ke dalam susukan darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 5 mg tiamin per hari. Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang memerlukan energi dan pertolongan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif. Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine. Metabolit tiamin yaitu 2-metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat.
Tubuh insan arif balig cukup akal bisa menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang terdapat dalam tubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di dalam tubuh, level normal di dalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik meningkat dua kali lipat sesudah terapi tiamin dan segera menurun sampai setengahnya saat asupan tiamin berkurang.
Defisiensi / Kekurangan Tiamin
Gejala defisiensi akan muncul secara impulsif berupa beri-beri pada manusia. Penyakit tersebut ditandai dengan penimbunan asam piruvat dan asam laktat, terutama dalam darah dan otak serta kerusakan daru sistem kardiovaskuler, syaraf dan alat pencernaan.
Defisiensi tiamin akan menjadikan gangguan saraf pusat, antara lain memori berkurang atau hilang, nistagmus, optalmoplegia, dan ataksia. Gangguan juga terjadi pada saraf tepi, berupa neropati perifer. Gangguan yang lain berupa kelemahan simetrik (badan sangat lemah), kehilangan fungsi sensorik, motorik dan reflek kaki. Timbul beri-beri jantung, dengan tanda-tanda jantung membesar, aritma, hipertensi, odema, dan kegagalan jantung.
Normal asupan tiamin untuk orang arif balig cukup akal yaitu antara 1,0 – 1,5 mg/hari. Jika masakan terlalu banyak mengandung karbohidrat, maka dibutuhkan lebih banyak tiamin. Tanda-tanda defisiensi tiamin antara lain menurunnya nafsu makan, depresi mental (Peripheral neurophaty) dan lemah. Pada defisiensi kronis, maka muncul tanda-tanda kelainan neurologist, ibarat kebingungan (mental), dan kehilangan koordinasi mata. Penyakit lantaran defisiensi tiamin, yaitu beri-beri. Penyakit ini disebabkan akhir masakan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
Defisiensi tiamin akan menjadikan reaksi-reaksi metabolisme terutama metabolisme piruvat terganggu yang menjadikan sumber energi pada sel. Apabila sel tubuh unggas kekurangan energi akan menjadikan gangguan syaraf dan pelebaran otot-otot jantung yang sensitif apabila kekurangan energi. Kurang berfungsinya otot jantung sanggup menjadikan menurunnya siklus Krebs dan diikuti menurunnya ATP untuk kontraksi jantung, naiknya katekolamin (norepinefrin dan epinefrin) dan asetilkolin yang bersifat kardiotoksik. Akumulasi asam piruvat dan asam laktat di dalam darah dan jaringan oleh defisiensi tiamin menjadikan iritabilitas, hilangnya nafsu makan, fatique, degenerasi selaput myelin dari serabut syaraf, melemahnya otot jantung dan gangguan-gangguan gastrointestinal, polyneuritis gallinarum, anorexia, kehilangan bobot badan, kaki lemah dan blue comb. Defisensi tiamin sanggup menjadikan timbulnya polineuritis pada unggas. Defisiensi kronis menjadikan star grazing/ataxia dan atrofi.
Antivitamin atau Antimetabolit terhadap Tiamin
Pada keadaan tertentu materi pangan sanggup mengandung suatu zat yang bisa menghalangi acara suatu vitamin dan bahkan merusaknya. Zat yang demikian disebut antivitamin atau antimetabolit untuk vitamin tersebut. Suatu referensi yaitu tanda-tanda paralisis pada tikus yang diberi ikan mentah.. Paralisis tersebut disebabkan oleh suatu antivitamin yang terkandung pada ikan mentah tertentu yang merusak tiamin. Antivitamin tersebut berupa enzim tiaminase, yang memecah molekul tiamin menjadi dua cuilan komponen penyusunnya, sehingga tidak berfungsi lagi. Pada ransum untuk tikus putih dengan kadar tiamin cukup, penambahan antivitamin berupa piritiamin, yang merupakan formula dengan struktur kimia hampir ibarat dengan tiamin, hanya saja piritiamin mengandung kelebihan dua sulfur, tanda-tanda defisiensi tiamin terjadi. Gejala yang timbul tersebut sanggup diatasi dengan penambahan level tiamin yang lebih tinggi. Ion-ion bisulfit dari piritiamin bersifat sangat merusak tiamin dengan cara memecah molekul tiamin menjadi pirimidin dan tiazol.
Anda kini sudah mengetahui Vitamin B1. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
DAFTAR PUSTAKA PENGANTAR ILMU NUTRISI TERNAK
Artikel ini merupakan materi yang ditulis oleh Prof. Dr. Ir. Wahyu Widodo, Ms. (Fakultas Peternakan-perikanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari Buku Ajar Berjudul "PENGANTAR ILMU NUTRISI TERNAK" tahun 2006 dan Drh. Imbang Dwi Rahayu, MKes. (Fakultas Peternakan-perikanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari artikel berjudul "Vitamin B1 (Tiamin) Tahun 2010 (p. 4).
No comments:
Post a Comment